radarmukomuko.bacakoran.co - Pencarian terhadap korban diduga tenggelam di muara Sungai Air Dikit, Kecamatan Air Dikit, Abi (13) dan Rafki (13) masih terus dilakukan. Hingga Kamis sore, 11 Juli 2024, belum ada tanda-tanda korban akan ditemukan. Gelombang yang tinggi dan cuaca yang tidak menentu, kadang cerah kemudian hujan, membuat warga yang melakukan pencarian tidak bisa berbuat banyak, kecuali hanya menunggu di pantai.
Pantauan di lapangan, ratusan warga tampak menunggu di pinggir pantai di area Danau Telaga Biru, tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tidak sedikit juga warga yang keluar masuk wilayah untuk mengetahui perkembangan terbaru. Tampak diantara mereka, Sekcam Air Dikit, Linda Wati, Kades Pondok Lunang, Kades Dusun Baru V Koto, Kades Sari Bulan, juga petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terus siaga. Sambil duduk bergerombol mereka bercerita berbagai hal yang berkaitan dengan musibah ini. Ada yang menyakini kedua korban ini tidak murni kecelakaan, tapi ada keterlibatan makhluk goib penunggu laut. Ada juga yang berpendapat bahwa tenggelamnya dua Anak Baru Gede (ABG) warga Desa Sumber Sari, Kecamatan Air Dikit, tersebut karena murni terseret arus sungai di muara. BACA JUGA:Diduga Salahgunakan Narkotika, 2 Oknum PNS Jalani Rehabilitasi Kyai muda pendiri dan pengaruh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Nailul Anwar (AFNA) Miftachul Huda Alchakimi atau Gus Huda, mengatakan salah satu korban atas nama Abi, adalah salah seorang santri Ponpes AFNA. Abi tercatat sebagai siswa kelas VII dan baru naik ke kelas VIII. Selama ini Abi tinggal di Ponpes AFNA dalam rangka menimba ilmu. ‘’Salah satu korban tenggelam, Abi, adalah santri di Ponpes AFNA. Karena sedang libur, maka dia pulang, hingga akhirnya terjadi musibah ini,’’ ujar Gus Huda yang ikut melakukan pencarian bersama warga lain. Benarkan korban di bawa jin laut? Pria gondrong yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan makhluk astral ini, mengatakan bahwa kejadian ini murni musibah. Sudah dikenal oleh warga sekitar bahwa muara ini memang sangat berbahaya. Diyakini bahwa ada arus di bawah pasir yang cukup deras. Selain itu, saat kejadian, ombak dan angin laut sedang tinggi. ‘’Kejadian ini murni musibah. Bahwa setiap kejadian yang menimpa manusia, sangat berkaitan dengan tindakan manusia itu sendiri,’’ ungkap Gus Huda. BACA JUGA:Desa Mundam Marap Kembali Tambah Bibit Sapi Program Ketahanan Pangan Rudi, ayah dari Abi mengatakan berusaha untuk tabah dan ikhlas atas kejadian. Rudi percaya bahwa setiap terjadi kepada manusia merupakan kehendak Tuhan YME. Begitu juga yang terjadi pada anak pertamanya, Abi, adalah takdir dari sang pencipta. Dikatakan Rudi, bahwa anak sulungnya memang tidak bisa berenang. Sebelum kejadian, Abi sedang bermain kemudian diajak kawannya mandi di laut. Dengan membonceng motor temannya mereka berangkat ke lokasi yang dituju, hingga terjadilah musibah ini.*
Kategori :