Dinas Pertanian Mukomuko Memiliki Stok Pembasmi Hama yang Cukup

Dinas Pertanian Siapkan Stok Pembasmi Hama padi.-Sahad-Radar Mukomuko
koranrm.id - Petani padi di Kabupaten Mukomuko tidak perlu merasa cemas soal ketersediaan obat pembasmi hama di musim tanam tahun ini. Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko memastikan stok obat hama padi masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan petani untuk musim tanam dia dan tiga tahun 2025.
Obat-obatan tersebut mencakup jenis insektisida, herbisida, dan fungisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman padi. Ketiga jenis pestisida ini sangat penting dalam menjaga produktivitas tanaman dan mengantisipasi potensi gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman.
Petani tidak perlu khawatir soal ketersediaan obat pembasmi hama. Stok yang ada sekarang masih cukup aman dan bisa menopang kebutuhan selama musim tanam tahun ini,” ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Hari Mustaman, SP.
BACA JUGA:PPL Gembira Bakal Ditarik Menjadi Pegawai Kementrian
Menurut Hari, stok obat pembasmi hama tersebut merupakan hasil dari pengadaan Dinas Pertanian pada tahun anggaran 2025. Program pengadaan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendukung ketahanan pangan lokal, sekaligus memastikan petani tidak mengalami kesulitan dalam mengakses sarana produksi pertanian.
“Pengadaan obat ini memang sudah dirancang untuk jangka menengah, agar ketika musim tanam datang, petani tidak kelabakan. Kami juga mendistribusikannya secara bertahap sesuai kebutuhan masing-masing kelompok tani di wilayah kecamatan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan serangan hama dan penyakit di lapangan melalui petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL). Dengan data yang terpantau secara berkala, distribusi obat-obatan bisa dilakukan lebih tepat sasaran, terutama di wilayah yang rawan serangan hama.
BACA JUGA:Panduan Lengkap Memahami Polis Asuransi
Di sisi lain, Hari mengimbau agar petani juga lebih bijak dalam penggunaan pestisida, dengan mengikuti anjuran dosis dan waktu aplikasi sesuai rekomendasi petugas pertanian. Penggunaan yang berlebihan, kata dia, justru bisa berdampak buruk bagi lingkungan, kesehatan petani, dan bahkan menimbulkan resistensi pada hama.
“Pemerintah sudah menyediakan obatnya. Tinggal bagaimana petani menggunakannya secara bijak dan sesuai dengan arahan. Kita harap semua bisa bekerja sama agar produksi padi tetap optimal,” pungkasnya.