Banyak Petani Panen Buah Sawit Mengkal

Sawit Mengkal.-Sahad-Radar Mukomuko

Rugikan Petani dan Pengaruhi Harga TBS

koranrm.id — Praktik panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang belum matang sempurna masih kerap dilakukan petani di Kabupaten Mukomuko. Kondisi ini menimbulkan berbagai dampak negatif, baik terhadap petani sendiri maupun harga jual sawit secara umum.

Dari pantauan di lapangan, masih banyak buah sawit dalam kondisi mengkal yang dipanen. Padahal, panen buah belum masak tidak hanya menurunkan kualitas rendemen minyak, tetapi juga menyebabkan potongan timbangan yang tinggi oleh pihak pabrik pengolahan.

"Kadang ada dua sampai tiga janjang buah mengkal dalam satu ton. Kalau sudah begitu, kami pun sungkan menolak. Biasanya kami terima saja dan bawa ke pabrik. Terkadang lolos sortir, tapi kadang juga dikembalikan," ujar Sudirman, S.A.P, pemilik salah satu ram sawit di Desa Surian Bungkal, Kecamatan Selagan Raya.

Ia menambahkan, banyak petani yang belum menyadari dampak dari panen tidak tepat waktu. Selain berpotensi ditolak oleh pabrik, buah mengkal juga bisa menurunkan harga TBS secara keseluruhan karena kualitas yang tidak sesuai standar.

BACA JUGA:Laga Perdana, Timnas Putri Indonesia Tundukkan Kirgistan 1-0

Sementara itu, seorang petani asal Kecamatan Air Manjuto mengaku bahwa panen buah mengkal kadang terpaksa dilakukan. 

"Kadang waktunya tanggung, kalau ditunda takut terlalu matang dan jatuh. Lagipula buah mengkal lebih berat, jadi timbangannya lebih besar," ujarnya.

Ia pun mengakui bahwa sebagian petani hanya fokus menjual buah sawit berdasarkan berat, tanpa mengetahui seberapa banyak kandungan minyak di dalamnya. 

"Petani menjual buah sawit. Soal ada minyaknya atau nggak, kami nggak tahu," tambahnya.

Pemerintah Daerah (Pemda) Mukomuko, dalam hal ini Dinas Pertanian, memberikan perhatian serius kepada petani sawit. Melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PLL) selalu memberikan pendampingan terhadap petani. Mulai dari perawatan tanaman hingga cara panen yang baik. Lebih dari itu, pemerintah juga memiliki program peremajaan sawit atau replanting.

BACA JUGA:BBI Lubuk Pinang Disiapkan Jadi Sentra Perikanan Air Tawar Mukomuko

‘’Mayoritas masyarakat Mukomuko memiliki kebun sawit. Pendampingan terhadap petani sawit menjadi salah satu prioritas,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriani Ilyas, S.Pt. 

Pitriani juga menyampaikan, pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani agar tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga memperhatikan kualitas panen demi menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan industri sawit di daerah ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan