Dari Bandung ke Seluruh Nusantara Perjalanan Seblak Menjadi Kuliner Nasional

Dari Bandung ke Seluruh Nusantara Perjalanan Seblak Menjadi Kuliner Nasional--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Seblak, kuliner bercita rasa pedas dan beraroma khas dari kencur, telah menempuh perjalanan panjang dari gang-gang kecil di Bandung hingga menjadi ikon kuliner nasional yang digemari berbagai kalangan. Makanan ini awalnya dikenal sebagai jajanan sederhana berbahan dasar kerupuk basah yang dimasak bersama bumbu pedas. Namun seiring waktu, popularitasnya meroket, menjadikan seblak bukan hanya makanan khas daerah, melainkan simbol tren kuliner Indonesia modern yang berani, kreatif, dan penuh rasa.

BACA JUGA:Seblak Pedas Level Neraka Kenapa Makanan Ini Selalu Bikin Ketagihan

Fenomena kuliner ini tidak muncul begitu saja. Seblak tumbuh bersamaan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan pedas dan street food lokal yang autentik. Peran media sosial, khususnya Instagram dan TikTok, menjadi motor utama penyebarannya. Melalui konten mukbang, ulasan makanan, hingga tantangan makan seblak level ekstrem, makanan ini berhasil menarik perhatian anak muda dari berbagai kota besar. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, seblak telah menjadi menu wajib di berbagai festival makanan dan menjadi komoditas utama dalam bisnis kuliner daring yang melayani pemesanan lintas kota.

BACA JUGA:Toyota Kijang Super 2025, Hadir Dengan Dua Varian,1.5 cc Harga Rp 250 Juta An, Mobil Keluarga Penuh Nostalg

Transformasi seblak terlihat nyata dari sisi inovasi. Jika dulu hanya terdiri dari kerupuk basah, telur, dan sayuran sederhana, kini seblak hadir dalam berbagai varian. Topping-nya semakin beragam, mulai dari sosis, bakso, ceker ayam, makaroni, jamur, hingga seafood. Ada pula seblak kering sebagai pilihan instan praktis untuk pasar luas. Kreasi tak berhenti di situ, sejumlah pelaku bisnis bahkan menghadirkan seblak dengan sentuhan fusion food: seperti seblak keju ala Korea, atau seblak dengan kuah tom yum yang terinspirasi kuliner Thailand. Kreativitas ini turut memperkuat daya tariknya di berbagai kalangan.

BACA JUGA:Manisnya Gula Aren, Lebih dari Sekedar Pemanis, Sumber Gizi dan Kesehatan

Dukungan ekosistem digital turut mempercepat ekspansi seblak ke berbagai wilayah Nusantara. Dengan adanya layanan pesan-antar makanan berbasis aplikasi, warung seblak di Bandung pun bisa menjangkau konsumen di kota lain dengan cepat. Beberapa merek seblak instan bahkan telah hadir di marketplace besar, menjual produk siap masak yang hanya butuh air panas dan lima menit untuk disajikan. Di sisi lain, usaha kecil menengah (UMKM) juga merasakan dampak positifnya. Banyak dari mereka yang memanfaatkan platform digital untuk memasarkan seblak secara mandiri, dengan kemasan menarik dan branding lokal yang kuat.

Perjalanan seblak sebagai kuliner nasional juga berkaitan erat dengan peran budaya populer. Film, serial web, dan acara kuliner di televisi sering menampilkan seblak sebagai bagian dari cerita urban masyarakat Indonesia. Makanan ini menjadi simbol generasi muda yang dinamis, senang mencoba hal baru, dan tidak takut dengan tantangan rasa. Seblak bukan hanya makanan, tapi narasi sosial tentang keberanian dan kebanggaan akan cita rasa lokal.

BACA JUGA:Sensasi Segar, Eksplorasi Resep Es Kopi Gula Aren yang Menggoda

Meski telah menempuh jalur modernisasi, nilai tradisional seblak tetap dipertahankan. Resep dasar yang menggunakan kencur dan bumbu ulek masih dijaga oleh banyak pelaku usaha. Bahkan beberapa restoran tetap mempertahankan cara memasak menggunakan tungku arang untuk menjaga keaslian aroma dan cita rasa. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang merindukan rasa otentik dan nuansa nostalgia masa kecil.

Kini, seblak tidak hanya ditemukan di Bandung atau Jawa Barat, tetapi juga hadir di Palembang, Surabaya, Makassar, hingga Jayapura. Warung-warung kaki lima hingga restoran cepat saji pun mulai menyediakan menu seblak dengan berbagai gaya. Ini menunjukkan bahwa selera lokal bisa diterima secara luas jika dikemas dengan pendekatan yang relevan, inovatif, dan dekat dengan gaya hidup masyarakat masa kini.

BACA JUGA:AC Mobil Panas? Selidiki Penyebabnya dan Temukan Solusinya!

Seblak adalah bukti bahwa makanan tradisional bisa naik kelas dan bertahan di tengah persaingan kuliner modern. Dengan kekuatan adaptasi, inovasi, dan peran media digital, seblak telah menjadi identitas kuliner nasional yang tidak hanya dinikmati, tapi juga dibanggakan. Perjalanan dari kota Bandung ke seluruh penjuru Nusantara menjadi simbol bahwa selera lokal bisa menembus batas geografis dan generasi.

________________________________________

Referensi:

1. Fitriani, R. (2020). Inovasi Produk Kuliner Tradisional Seblak dan Strategi Promosi Digital di Era Media Sosial. Jurnal Pangan Lokal, 3(2), 45–58.

2. Haryanto, T. (2023). Perkembangan UMKM Seblak di Indonesia: Antara Tradisi dan Modernitas. Jurnal Ekonomi Kreatif, 5(1), 88–103.

3. BBC Indonesia. (2021). Kenapa makanan pedas membuat ketagihan? https://www.bbc.com/indonesia/majalah-56713244

4. Rozin, P., & Schiller, D. (1980). The nature and acquisition of a preference for chili pepper by humans. Motivation and Emotion, 4(1), 77–101.

5. Wulandari, D. (2021). Seblak sebagai Produk Kuliner Lokal dalam Konteks Globalisasi Makanan Jalanan. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 10(3), 235–243.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan