Waspadai Gejalanya Asam Urat Bisa Menyerang Tanpa Diduga

Waspadai Gejalanya Asam Urat Bisa Menyerang Tanpa Diduga.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Asam urat, atau dalam istilah medis disebut gout, merupakan salah satu penyakit sendi yang kerap menyerang secara tiba-tiba dan sangat menyakitkan. Di Indonesia, kasus asam urat terus meningkat, seiring pola makan yang kurang sehat dan gaya hidup yang kurang aktif. Meskipun lebih umum menyerang kelompok usia 30 tahun ke atas, kini kasusnya juga mulai ditemukan pada usia yang lebih muda. Tanpa gejala awal yang jelas, penyakit ini bisa muncul secara mendadak dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA:Kadar Asam Urat Tinggi Atasi dengan Daun Herbal, Begini Caranya
BACA JUGA:Rutin Olahraga dan Banyak Minum Air Putih, Ini 5 Daun Herbal Untuk Asam Urat
Asam urat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di sendi, akibat kadar asam urat dalam darah yang terlalu tinggi. Kondisi ini sering kali berhubungan erat dengan konsumsi makanan tinggi purin, seperti jeroan, makanan laut, daging merah, serta minuman manis atau beralkohol. Ketika tubuh tidak mampu membuang kelebihan asam urat melalui urin, kristal-kristalnya akan menumpuk dan menimbulkan peradangan pada persendian, terutama di bagian jempol kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku.
Gejala serangan asam urat sering kali terjadi secara mendadak, terutama pada malam hari. Rasa nyeri yang sangat tajam, disertai dengan pembengkakan, kemerahan, dan rasa panas di sendi yang terkena menjadi tanda utama. Dalam beberapa kasus, nyeri yang dirasakan sangat intens hingga penderita tidak bisa berjalan atau menyentuh area yang sakit. Gejala ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga minggu, tergantung pada penanganannya.
BACA JUGA:Tak Perlu Obat, 6 Buah Ini Bisa Bantu Redakan Asam Urat!
Peningkatan kasus asam urat juga tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat urban yang serba cepat dan minim aktivitas fisik. Pola makan tinggi lemak dan gula, kurangnya asupan air putih, serta stres yang berkepanjangan menjadi faktor-faktor yang memperburuk kondisi tubuh dalam mengatur metabolisme asam urat. Tidak heran jika kini penyakit ini tidak lagi terbatas pada usia tua, tetapi juga menyasar generasi muda yang abai terhadap gaya hidup sehat.
Pencegahan dini sangat penting dalam mengendalikan risiko serangan asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat secara rutin dapat membantu mendeteksi kondisi ini lebih awal. Selain itu, memperbaiki pola makan dengan menghindari makanan tinggi purin, memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, serta air putih, dapat membantu menjaga kadar asam urat tetap normal. Aktivitas fisik ringan secara rutin juga penting untuk meningkatkan metabolisme tubuh dan mencegah penumpukan zat-zat sisa metabolisme.
BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Makanan Pemicu Asam Urat yang Harus Dihindari
BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Makanan Pemicu Asam Urat yang Harus Dihindari
Penanganan asam urat tidak hanya mengandalkan obat-obatan. Gaya hidup sehat memainkan peran kunci dalam mencegah kekambuhan dan mengurangi keparahan gejala. Bagi penderita yang telah mengalami serangan, dokter biasanya akan meresepkan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), kolkisin, atau obat penurun kadar asam urat seperti allopurinol, tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Namun, pengobatan hanya akan efektif bila disertai dengan perubahan gaya hidup secara konsisten.
Banyak orang tidak menyadari bahwa asam urat, bila tidak ditangani, dapat memicu komplikasi serius seperti batu ginjal atau kerusakan sendi permanen. Kristal asam urat yang terus menumpuk juga bisa membentuk benjolan keras yang disebut tofi, yang bisa muncul di berbagai bagian tubuh dan mengganggu fungsi organ. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap gejala awal dan deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Di masa kini, kampanye kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat semakin digencarkan oleh berbagai pihak, termasuk tenaga medis, influencer kesehatan, hingga media sosial. Edukasi mengenai bahaya asam urat yang menyerang diam-diam menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran masyarakat. Dengan akses informasi yang lebih terbuka, diharapkan masyarakat dapat mengambil tindakan preventif sebelum gejala parah muncul.
BACA JUGA:Simak, 5 Makanan Pengganti Nasi yang Cocok Untuk Penderita Asam Urat
Kesimpulannya, asam urat bukan penyakit ringan yang bisa diabaikan. Serangannya bisa datang tanpa peringatan, membawa rasa nyeri yang luar biasa dan berdampak serius pada kualitas hidup. Oleh karena itu, siapa pun perlu mengenali gejalanya, menjalani pemeriksaan rutin, dan mulai menerapkan gaya hidup sehat. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, terutama untuk penyakit yang bisa merusak sendi secara permanen bila tidak ditangani dengan tepat sejak dini.
________________________________________
Referensi:
1. Dalbeth, N., Merriman, T. R., & Stamp, L. K. (2016). Gout. The Lancet, 388(10055), 2039-2052.
2. Richette, P., & Bardin, T. (2010). Gout. The Lancet, 375(9711), 318–328.
3. Kementerian Kesehatan RI. (2023). Pedoman Penatalaksanaan Gout di Fasilitas Kesehatan.
4. Mayo Clinic. (2024). Gout: Symptoms and Causes. Retrieved from www.mayoclinic.org
5. Arthritis Foundation. (2023). Living with Gout: Management and Prevention Tips.