Jejak Rokok di Bumi Dampaknya Tidak Hanya ke Paru-Paru, Tapi Juga ke Alam

Jejak Rokok di Bumi Dampaknya Tidak Hanya ke Paru-Paru, Tapi Juga ke Alam --screnshoot dari web
KORANRM.ID - Selama ini, sebagian besar masyarakat hanya mengenali rokok sebagai ancaman kesehatan yang menyerang paru-paru dan jantung, namun jarang disadari bahwa dampak rokok jauh lebih luas—ia juga meninggalkan jejak ekologis yang mencemari bumi dalam skala yang mengkhawatirkan. Mulai dari proses penanaman tembakau hingga limbah puntung rokok yang berserakan, industri rokok menyumbang kerusakan lingkungan yang besar dan terstruktur. Dari sisi hulu, penanaman tembakau saja telah menyebabkan deforestasi besar-besaran di banyak negara berkembang. Lahan hutan dibabat untuk membuka kebun tembakau, yang pada gilirannya menurunkan kualitas tanah, memicu erosi, dan mengancam keanekaragaman hayati. Proses pengolahan tembakau juga melibatkan penggunaan pestisida dan bahan kimia dalam jumlah besar, yang dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air. Tidak hanya itu, proses produksi rokok menghasilkan emisi karbon dan limbah industri yang ikut menyumbang pada perubahan iklim. Dari proses ini saja, jejak karbon dari industri rokok sangat signifikan dan belum banyak mendapat perhatian publik.
BACA JUGA:Pahitnya Rasa di Tenggorokan, Mengapa Obat Tetes Mata Rasanya Pahit?
BACA JUGA:Menjelajahi Cita Rasa Lombok, Kuliner Khas yang Menggoda Selera
Sementara itu, di sisi hilir, limbah yang dihasilkan dari konsumsi rokok juga menjadi masalah serius. Setiap tahun, sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang sembarangan ke lingkungan. Puntung ini mengandung zat beracun seperti nikotin, arsenik, dan logam berat yang bisa mencemari tanah dan air. Ketika puntung rokok terbuang ke sungai atau laut, zat-zat kimia tersebut larut dan membahayakan organisme akuatik. Banyak penelitian menunjukkan bahwa satu batang puntung rokok saja dapat mencemari satu liter air dan membunuh ikan dalam waktu kurang dari empat hari. Di samping itu, puntung rokok merupakan jenis sampah paling banyak ditemukan dalam kegiatan bersih-bersih pantai di seluruh dunia. Karena sebagian besar puntung rokok terbuat dari bahan plastik selulosa asetat, mereka tidak mudah terurai secara alami, bahkan bisa bertahan di lingkungan selama puluhan tahun. Fakta ini menempatkan rokok sejajar dengan plastik sekali pakai sebagai kontributor utama sampah non-biodegradable.
BACA JUGA:Termasuk Indonesia, 3 Tim Sudah Lolos 8 Besar Piala Asia 2025
Ironisnya, kampanye-kampanye anti-rokok di dunia lebih banyak berfokus pada isu kesehatan pribadi tanpa banyak membahas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Padahal, pemahaman akan dampak ekologis rokok dapat menjadi tambahan motivasi bagi masyarakat untuk berhenti merokok, terutama bagi generasi muda yang kini lebih peduli terhadap isu lingkungan. Jika disadari secara luas bahwa setiap batang rokok menyumbang pada perusakan hutan, pencemaran air, hingga peningkatan jejak karbon, maka bisa muncul kesadaran kolektif untuk tidak lagi menganggap merokok sebagai “masalah pribadi.” Aktivitas merokok menjadi persoalan publik yang menyentuh hak orang lain untuk hidup di bumi yang bersih dan sehat. Oleh karena itu, langkah konkret diperlukan tidak hanya dari individu, tapi juga dari industri dan kebijakan pemerintah. Perusahaan rokok perlu diwajibkan mengelola limbah dan mengurangi emisi dari proses produksinya, sementara pemerintah dapat mengatur kampanye lingkungan yang juga menyasar bahaya ekologis dari konsumsi rokok.
Lebih jauh, masyarakat juga bisa dilibatkan dalam gerakan penghentian kebiasaan merokok melalui pendekatan lingkungan. Misalnya, gerakan “stop merokok demi bumi” bisa menjadi alternatif pendekatan selain alasan kesehatan. Komunitas pecinta lingkungan bisa berkolaborasi dengan komunitas kesehatan dalam membangun narasi baru bahwa berhenti merokok bukan hanya baik untuk tubuh, tapi juga untuk bumi. Kampanye ini bisa diperkuat dengan fakta visual seperti gunungan puntung rokok di pantai, atau data tentang kerusakan hutan akibat perluasan perkebunan tembakau. Di sisi konsumen, kesadaran untuk tidak membuang puntung sembarangan dan menggunakan asbak portabel bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar. Sementara bagi para perokok yang tengah berjuang berhenti, menjadikan alasan lingkungan sebagai motivasi tambahan bisa membantu memperkuat niat dan konsistensi. Ketika kita menyadari bahwa pilihan pribadi seperti merokok ternyata ikut mencemari bumi yang kita tempati bersama, maka sudah saatnya kita mulai bertanggung jawab, tidak hanya untuk paru-paru kita, tetapi juga untuk planet yang kita warisi bersama anak cucu.
BACA JUGA:Jelajah Pantai Jawa Barat, 5 Surga Tersembunyi di Tanah Pasundan
Referensi:
• World Health Organization. (2017). Tobacco and its environmental impact: an overview. Retrieved from www.who.int
• Novotny, T. E., Bialous, S. A., Burt, L., Curtis, C., Costa, V. L., Iqtidar, S. U., & Yach, D. (2015). The environmental and health impacts of tobacco agriculture, cigarette manufacture and consumption. Bulletin of the World Health Organization, 93(12), 877–880.
• International Union Against Tuberculosis and Lung Disease. (2022). Tobacco and the Environment: A Framework for Policy Action.
• Truth Initiative. (2023). Cigarette Butts and the Environment. Retrieved from www.truthinitiative.org
• Clean Ocean Action. (2020). Beach Cleanup Report: Cigarette Litter and Marine Debris. Retrieved from www.cleanoceanaction.org