Puasa dengan Hati yang Tenang Cara Menghindari Gangguan Emosi di Bulan Ramadhan

Puasa dengan Hati yang Tenang Cara Menghindari Gangguan Emosi di Bulan Ramadhan.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan kesempatan bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain menahan lapar dan haus, puasa juga merupakan latihan dalam mengendalikan emosi dan menjaga ketenangan hati. Namun, kenyataannya, banyak orang yang justru mengalami gangguan emosi selama menjalankan ibadah puasa, seperti mudah marah, stres, dan kurang sabar. Faktor-faktor seperti perubahan pola makan, kurang tidur, dan tekanan pekerjaan bisa menjadi pemicu utama yang mengganggu ketenangan hati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara mengelola emosi agar tetap tenang dan fokus pada ibadah selama bulan Ramadhan.
BACA JUGA:Bangun Pagi di Bulan Ramadhan Cara Mengatasi Rasa Malas Setelah Sahur
BACA JUGA:Kebiasaan Positif yang Bisa Dilanjutkan Setelah Ramadhan Berakhir
Secara fisiologis, puasa membawa perubahan signifikan pada tubuh, termasuk kadar gula darah yang menurun, kurangnya asupan kafein, serta perubahan pola tidur yang bisa memengaruhi suasana hati. Menurut Journal of Behavioral Neuroscience, penurunan kadar glukosa dalam tubuh dapat memengaruhi fungsi otak, yang berakibat pada peningkatan iritabilitas dan kecenderungan lebih mudah tersinggung. Selain itu, kurangnya asupan makanan dan cairan juga bisa memicu kelelahan dan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga seseorang lebih rentan terhadap stres dan gangguan emosi. Tidak hanya dari aspek biologis, faktor psikologis dan sosial juga berperan dalam ketenangan hati saat berpuasa. Beban pekerjaan yang tetap tinggi, ekspektasi sosial untuk tetap produktif, serta tekanan untuk menjalankan ibadah dengan lebih baik dapat membuat seseorang merasa terbebani dan mudah kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat agar puasa dapat dijalani dengan ketenangan dan keseimbangan emosi.
BACA JUGA:Manfaat Puasa untuk Kesehatan Mental Bagaimana Ramadhan Meningkatkan Ketenangan Jiwa
Pola makan yang seimbang saat sahur dan berbuka sangat berpengaruh terhadap kestabilan suasana hati. Konsumsi makanan yang kaya akan serat, protein, dan lemak sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah perubahan suasana hati yang drastis. Menurut British Journal of Nutrition, makanan seperti oat, kurma, pisang, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga kadar serotonin dalam otak, yang berperan dalam mengatur suasana hati. Hindari makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana yang dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan drastis kadar gula darah, yang bisa berujung pada mudah marah atau stres. Selain itu, kurang tidur adalah salah satu penyebab utama gangguan emosi selama Ramadhan. Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan fungsi kognitif. Jika waktu tidur berkurang akibat sahur atau ibadah malam, cobalah untuk menggantinya dengan tidur siang singkat (power nap) sekitar 15-30 menit agar tubuh tetap segar. Sebuah penelitian dari Sleep Medicine Reviews menunjukkan bahwa tidur yang cukup dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kontrol diri dalam menghadapi situasi yang memicu emosi negatif. Oleh karena itu, penting untuk mengatur jadwal tidur yang baik dan menghindari begadang yang tidak perlu.
BACA JUGA:Rahasia Bikin Kamu Tetap Bugar dan Fokus, Panduan Lengkap Ahli Nutrisi untuk Ramadhan Produktif!
Mengendalikan emosi juga berkaitan dengan bagaimana seseorang memandang suatu situasi. Memiliki mindset positif dan bersyukur atas segala keadaan dapat membantu seseorang lebih tenang dan tidak mudah marah. Salah satu cara untuk melatih pikiran positif adalah dengan menghindari berita atau media sosial yang dapat memicu emosi negatif. Terlalu banyak mengonsumsi berita buruk atau informasi yang memicu perdebatan dapat meningkatkan kecemasan dan membuat suasana hati tidak stabil. Alih-alih membaca atau menonton konten yang memancing emosi, lebih baik manfaatkan waktu dengan membaca Al-Qur’an, mendengarkan ceramah inspiratif, atau berzikir untuk menenangkan hati. Selain itu, puasa adalah momen yang tepat untuk melatih kesabaran dan ketenangan hati. Salah satu cara terbaik untuk mengendalikan emosi adalah dengan memperbanyak dzikir dan ibadah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Puasa adalah perisai, maka janganlah berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika seseorang mencelamu atau mengajak berkelahi, katakanlah, 'Aku sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari & Muslim). Dengan selalu mengingat bahwa puasa adalah ibadah yang harus dijalani dengan penuh kesabaran, seseorang akan lebih mampu mengontrol emosinya. Memperbanyak dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, serta membaca istighfar dapat membantu menenangkan hati dan menjauhkan diri dari perasaan negatif.
Bulan Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan, tetapi juga bukan waktu untuk terlalu membebani diri dengan aktivitas berat. Melakukan aktivitas positif seperti membaca buku, berjalan-jalan ringan, atau melakukan pekerjaan rumah dengan tenang dapat membantu menjaga keseimbangan mental. Menurut American Psychological Association, aktivitas ringan seperti berjalan kaki selama 10-15 menit dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang dapat meningkatkan perasaan bahagia. Oleh karena itu, cobalah untuk tetap aktif dengan cara yang tidak terlalu menguras energi agar tubuh dan pikiran tetap segar. Interaksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar juga berperan dalam menjaga kestabilan emosi selama Ramadhan. Hindari perdebatan atau konflik yang tidak perlu, dan usahakan untuk selalu berbicara dengan lembut serta menghargai orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa berkata baik atau diam adalah salah satu cara menjaga ketenangan hati. Jika merasa emosi mulai meningkat, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan menjauh sejenak dari situasi yang memicu amarah. Teknik pernapasan dalam yang dilakukan selama beberapa detik dapat membantu menurunkan detak jantung dan mengembalikan ketenangan.
Menjalani puasa dengan hati yang tenang membutuhkan keseimbangan antara aspek fisik, mental, dan spiritual. Gangguan emosi selama bulan Ramadhan dapat dihindari dengan mengatur pola makan, tidur yang cukup, menjaga pikiran positif, memperbanyak ibadah, serta menyalurkan energi pada aktivitas yang bermanfaat. Dengan memahami bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga latihan untuk mengendalikan diri, kita dapat menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Referensi:
• Journal of Behavioral Neuroscience, "Effects of Fasting on Mood and Cognitive Function" (2022).
• British Journal of Nutrition, "Role of High-Fiber and Low-Glycemic Index Foods in Mood Regulation" (2023).
• Sleep Medicine Reviews, "The Impact of Sleep Deprivation on Emotional Regulation" (2021).
• American Psychological Association, "The Benefits of Light Physical Activity on Mental Health" (2022).
• Hadits Riwayat Bukhari & Muslim tentang puasa sebagai perisai dari amarah dan kebodohan.