Bunga Bogenvil: Molek Ditaman dan Agen Penyembuh Alami

Bunga Bogenvil: Molek Ditaman dan Agen Penyembuh Alami--screenshot dari web.
KORANRM.ID -Di bawah sinar matahari yang lembut sore itu, kelopak-kelopak ungu muda bunga bogenvil menari pelan ditiup angin.
Sepintas, tak ada yang istimewa selain warnanya yang mencolok dan daya tariknya yang cocok menghiasi pagar atau taman tropis.
Namun, siapa sangka, di balik keelokan kelopaknya yang seolah kertas tipis itu, bogenvil menyimpan khasiat yang tak terduga, perlahan-lahan menggoyahkan sekat antara sekadar tanaman hias dan agen penyembuhan alami.
Bogenvil, atau Bougainvillea, adalah tanaman yang akrab di banyak pekarangan rumah di Indonesia. Asalnya dari Amerika Selatan, khususnya Brasil, tempat pertama kali tanaman ini ditemukan oleh penjelajah Perancis, Louis Antoine de Bougainville, pada abad ke-18.
Kini, bogenvil telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap tropis di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ia tumbuh subur di iklim panas, menempel dan melilit pada pagar, dinding, atau pergola, menjadikannya simbol kesetiaan dan daya hidup.
Namun, selama ini masyarakat hanya mengaguminya dari sisi estetika. Jarang yang tahu bahwa di sejumlah komunitas lokal dan dalam penelitian ilmiah, bogenvil juga tercatat sebagai tanaman yang memiliki potensi farmakologis.
Bagian bunga, daun, bahkan batangnya mengandung senyawa yang telah diuji mampu meredakan berbagai keluhan kesehatan, dari batuk, demam, hingga gangguan metabolisme.
BACA JUGA:Anti Gagal! Begini Cara Merawat Begonia Supaya Bunganya Tampil Maksimal
________________________________________
Warga di beberapa daerah, terutama di pesisir selatan Pulau Jawa dan sebagian Sumatra, masih mewarisi pengetahuan tradisional mengenai penggunaan bogenvil sebagai obat rumahan.
Dalam pengobatan tradisional, kelopak bogenvil sering direbus bersama jahe dan daun sirih untuk dijadikan ramuan herbal penurun panas dan pereda batuk.
Air rebusannya yang berwarna merah muda tua memiliki aroma yang khas tidak wangi seperti bunga sedap malam, tetapi ada nuansa tanah dan getir yang menyiratkan kekuatan tersembunyi.
Khasiat ini bukan sekadar mitos. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology (Sánchez et al., 2013) menunjukkan bahwa ekstrak daun dan bunga Bougainvillea glabra memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang signifikan.
Senyawa flavonoid dan saponin di dalamnya berperan dalam melawan radikal bebas, yang menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif. Ini membuka peluang besar bagi bogenvil sebagai bahan baku fitofarmaka.