Matahari Buatan Seberapa Dekat Kita dengan Sumber Energi Tak Terbatas

Matahari Buatan Seberapa Dekat Kita dengan Sumber Energi Tak Terbatas .--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi, tetapi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas telah mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif lain. Salah satu inovasi terbesar yang sedang dikembangkan adalah matahari buatan, yaitu teknologi fusi nuklir yang meniru proses yang terjadi di dalam bintang. Pertanyaannya, kapan teknologi ini akan siap digunakan dan seberapa dekat kita dengan sumber energi yang tak terbatas?
Matahari buatan bekerja dengan prinsip fusi nuklir, di mana inti atom ringan seperti hidrogen bergabung menjadi helium, menghasilkan energi dalam jumlah besar. Teknologi ini telah dikembangkan dalam berbagai proyek besar, seperti International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) di Prancis dan EAST (Experimental Advanced Superconducting Tokamak) di China.
BACA JUGA:Hidup dengan Dua Matahari Bagaimana Jika Bumi Pindah ke Sistem Bintang Biner
BACA JUGA:Es Kuwut Melon Segarnya Rasa Bali di Tengah Terik Matahari
Kedua proyek ini bertujuan untuk menciptakan reaktor fusi yang stabil dan efisien, meskipun tantangan teknis masih besar, termasuk suhu ekstrem yang diperlukan untuk memulai reaksi dan kendala material yang mampu menahan panas tersebut.
Mengapa matahari buatan menjadi solusi masa depan? Energi yang dihasilkan dari fusi nuklir jauh lebih besar dibandingkan reaksi fisi yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir saat ini. Selain itu, bahan bakunya, yaitu isotop hidrogen seperti deuterium dan tritium, dapat ditemukan dalam jumlah besar di air laut. Berbeda dengan energi fosil yang menghasilkan polusi dan limbah radioaktif jangka panjang, fusi nuklir relatif lebih bersih dan tidak menghasilkan emisi karbon.
Namun, kapan kita bisa benar-benar menggunakan teknologi ini secara luas? Menurut para ahli, masih dibutuhkan beberapa dekade sebelum fusi nuklir dapat digunakan secara komersial. ITER, sebagai proyek terbesar saat ini, menargetkan untuk memulai eksperimen penuh pada 2035. Sementara itu, China telah mengklaim keberhasilan dalam mengoperasikan EAST dengan suhu yang lebih panas dari matahari selama beberapa detik, tetapi stabilitas jangka panjang masih menjadi tantangan utama.
BACA JUGA:Matahari, Tanah, dan Senyum Manfaat Luar Biasa Bermain di Luar Ruangan untuk Anak
Jika berhasil, dampaknya akan sangat besar. Matahari buatan dapat menggantikan bahan bakar fosil, mengurangi ketergantungan pada energi yang tidak terbarukan, dan membawa revolusi besar dalam sektor energi global. Namun, investasi besar dan kerja sama internasional tetap menjadi kunci dalam mewujudkan impian ini.
Referensi:
• Clery, D. (2013). "A Piece of the Sun: The Quest for Fusion Energy." The Overlook Press.
• International Atomic Energy Agency (IAEA). (2021). "Fusion Energy Progress and Prospects." IAEA Publications.
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! 3 Fenomena Langit Spektakuler Oktober 2024, Termasuk Gerhana Matahari Cincin
• ITER Organization. (2023). "The ITER Project." Retrieved from https://www.iter.org
• Chen, S. (2022). "China’s Artificial Sun Sets New Record." South China Morning Post.