Antrian Kendaraan di SPBU Bandar Ratu Makin Panjang Ini Kata Imam

Antrian Kendaraan di SPBU Bandar Ratu Makin Panjang Ini Kata Imam.-Ahmad Kartubi-Radar Mukomuko

koranrm.id - Deretan kendaraan yang memadati jalan menuju SPBU 24.383.22 Bandar Ratu, Mukomuko, sejak Rabu pagi menciptakan pemandangan yang tidak biasa. 

Bunyi mesin truk besar yang menunggu giliran, sepeda motor yang rapat berbaris, hingga mobil pribadi yang bergerak pelan membuat suasana sekitar stasiun pengisian menjadi penuh ketegangan. 

Warga yang melintas pun tak bisa mengabaikan kondisi ini. Dalam dua hari terakhir, antrean yang memanjang dari arah Bengkulu hingga dekat SDN 03, serta dari arah Padang hingga depan Raden Reklame, menjadi bukti adanya gangguan suplai bahan bakar yang berdampak langsung pada aktivitas masyarakat.

Kondisi tersebut berawal pada Selasa, 4 November, ketika BBM jenis Pertalite tidak masuk ke SPBU Bandar Ratu. Peristiwa itu memicu kepadatan antrean yang kemudian membesar pada Rabu dan Kamis, 5–6 November. 

Ketidakhadiran pasokan pada satu hari saja cukup untuk menggoyang ketenangan banyak pengguna kendaraan yang bergantung pada distribusi bahan bakar harian. 

Tim Radar Mukomuko yang meninjau langsung lokasi pada Kamis siang mendapati alur antrean yang terus bertambah panjang, terutama dari kendaraan truk dan puso yang mencari BBM jenis biosolar.

Manager SPBU 24.383.22, Imam, yang dihubungi via tlp  di sela kesibukannya  memberikan penjelasan mengenai situasi tersebut. 

Ia mengakui bahwa lonjakan antrean terjadi dalam dua hari terakhir dan situasinya berbeda dari hari-hari biasanya. “Memang sejak Selasa kita tidak dikirimi Pertalite dari Depot Teluk Kabung, Padang. Itu yang membuat pada Rabu masyarakat langsung menyerbu SPBU karena takut tidak kebagian,” ujar Imam dengan nada serius. 

Kekhawatiran masyarakat, menurutnya, turut memperpanjang antrean karena banyak yang memilih mengisi penuh tangki kendaraan, sesuatu yang jarang terjadi pada hari biasa.

Imam menambahkan bahwa pihak SPBU telah mencoba meminta pasokan lebih untuk mengimbangi kekosongan sehari sebelumnya. “Biasanya kita dapat 16 ton per hari. Untuk Rabu, kita minta dua kali lipat, total 32 ton. 

Tapi kenyataannya yang datang hanya 8 ton. Akibatnya, baru setengah hari minyak sudah habis,” jelasnya. Ketidaksesuaian antara permintaan dan pengiriman tersebut memperumit keadaan dan menambah panjang antrean hingga depan rumah warga.

Ia juga menyampaikan informasi yang diterimanya mengenai kemungkinan adanya keterlambatan suplai dari Teluk Kabung. Depot tersebut disebutnya sedang mengambil suplai minyak dari wilayah Siak, Riau, yang diduga menjadi penyebab rantai distribusi tersendat. 

“Yang kita dengar, dari Teluk Kabung pun sekarang mengambil minyak ke Siak. Mungkin ada keterlambatan masuknya minyak dari sana,” kata Imam. Meski demikian, ia memastikan bahwa stok BBM, terutama biosolar, tetap tersedia meski jumlahnya terbatas pada angka delapan ton per hari.

Di tengah antrean panjang truk dari arah Bengkulu, seorang sopir asal Tapan, Iwan, menyampaikan alasannya mengisi BBM di SPBU Bandar Ratu. Ia mengaku sering tidak kebagian BBM di daerah Lunang sehingga memilih menempuh perjalanan lebih jauh demi kepastian mendapatkan solar. 

“Kalau di Lunang sering habis. Makanya kami ke sini,” ungkapnya. Situasi serupa dialami banyak sopir lain yang akhirnya menambah kepadatan antrean di SPBU.

Imam menegaskan bahwa pihaknya tetap berupaya menertibkan antrean agar tidak mengganggu pedagang sekitar maupun pengguna jalan lainnya. Ia mengakui bahwa sebelumnya telah ada rencana untuk mengatur jadwal antrean khusus untuk truk dan puso, tetapi para sopir menolak karena alasan waktu kerja yang tidak fleksibel. 

“Kami sudah usulkan agar antriannya diatur jamnya, tapi mereka menolak. Mereka punya waktu kerja masing-masing,” kata Imam.

Meski kondisi sempat menegangkan, Imam memastikan bahwa distribusi BBM di SPBU Bandar Ratu tetap mengikuti aturan resmi. Setiap sepeda motor hanya diizinkan membeli maksimal 5 liter Pertalite, mobil pribadi 25 liter, truk 95 liter untuk biodiesel, dan puso dibatasi hingga 145 liter. Aturan ini diberlakukan untuk mencegah penimbunan dan memastikan pemerataan distribusi bagi seluruh pengguna.

Imam berharap situasi akan segera kembali normal setelah jalur suplai dari Teluk Kabung dinyatakan stabil. Ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan karena hal itu justru memperpanjang antrean dan mengganggu distribusi. 

“BBM kita aman. Hanya saja diduga ada keterlambatan suplai dari Teluk Kabung. Ke depan, diperkirakan akan kembali normal,” tutupnya.

Fenomena antrean panjang ini menjadi pengingat bahwa stabilitas distribusi BBM memiliki dampak besar pada mobilitas masyarakat. 

Gangguan kecil di hulu dapat memicu kekacauan di hilir, terutama pada daerah yang sangat bergantung pada pasokan harian. Kepastian distribusi dan komunikasi terbuka dari pihak terkait menjadi kunci untuk meredam keresahan masyarakat saat krisis pasokan terjadi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan