Harimau di Malin Deman Sempat Terekam Kamera Memangsa Ternak Ini Penjelasan BKDSA

Harimau di Malin Deman Sempat Terekam Kamera Memangsa Ternak Ini Penjelasan BKDSA--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Setelah warga Kecamatan Teras Terunjam, kini giliran warga Kecamatan Malin Deman, yang dihebohkan dengan kemunculan Harimau Sumatera. Hal itu menyusul adanya informasi pada hari Senin, 17 Februari 2025, sekitar pukul 16.45 WIB, seorang warga Semambang Makmur bernama Hendrik, bersama istrinya, melihat harimau berada di pinggir jalan dengan jarak sekitar 30 meter. Harimau tersebut tampak menunjukkan tanda-tanda akan mengejar. Lokasi kejadian berada di dekat kebun milik Pak Yakub.

Atas informasi tersebut, pihak-pihak terkait dalam hal ini PHS BBTNKS Resort Bengkulu Utara, Koramil 0428-02 Ipuh, Polsek Mukomuko Selatan, Kades dan Pemerintah Desa Semambang Makmur turun ke lokasi. 

BACA JUGA:Posisi Harimau Sudah Tidak Terpantau, Ini Pesan BKSDA Untuk Warga

BACA JUGA:Prediksi BKSDA, Harimau Masih di Kebun PT. Agro Muko

Bersama-sama melakukan pengecekan lokasi penampakan/perjumpaan Harimau Sumatera dan Penelusuran Jejak Tapak Harimau Sumatera. Dijumpai jejak Harimau Sumatera dengan Ukuran; lebar Bantalan 8 Cm, lebar Tapak 12 Cm, Panjang Tapak 14 Cm serta meng input ke Aplikasi Memento Konflik. Dugaan Harimau Sumatera jenis kelamin Jantan. Lokasi temuan jejak Tapak berada di wilayah perkebunan warga desa Lubuk Talang, dekat dengan permukiman Desa Semambang Makmur.

‘’Dugaan sementara, harimau yang muncul baru-baru ini, adalah harimau yang sama, yang pernah menyerang ternak tahun lalu,’’ ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKDSA) Resort Mukomuko, Damin, Rabu 19 Februari 2025.

BACA JUGA:Tiga Perangkap Harimau Dinonaktifkan, Ini Pesan BKSDA

Lebih lanjut Damin menjelaskan, penanganan Interaksi Negatif Satwa Liar jenis Harimau Sumatera di wilayah Kecamatan Malin Deman dilakukan bersama-sama Babinsa dari Koramil 0428-02 Mukomuko, Babinkhantibmas Polsek Mukomuko Selatan, PHS BBTNKS Resor Bengkulu Utara Mukomuko, Kepala Desa dan Pemerintahan Desa Semambang Makmur, Kadus Pemerintahan Desa Lubuk Talang.

Adapaun langkah-langkah penanganan interaksi negatif meliputi melakukan Koordinasi dengan Babinsa, Babinkhantibmas, PHS BBTNKS Resor Bengkulu Utara Mukomuko, dan Pemerintahan Desa.

Hasilnya, jarak dari temuan jejak tapak ke kawasan hutan dalam hal ini HPT Air Ipuh I, jarak lurus 6,8 Km melewati perkebunan dan perumahan/barak PT. DDP Lubuk Talang, dan Pemukiman UPT Lapindo Lubuk Talang. sedangkan ke HP Air Rami jarak lurus 8,7 Km melewati Perkebunan PT. DDP dan PT. ALNO dan Pemukiman Desa Gajah Makmur (SP 8).

BACA JUGA:Teror Warga, Buaya Muara Dievakuasi BKSDA

‘’Berkoordinasi dengan KPHK Seblat dan tim agar menyiapkan dan Mobilisasi 2 Unit Box Trap ke Kantor Desa Semambang Makmur. Bok Trap atau perangkap sebatas untuk berjaga-jaga, belum diaktifkan,’’ tambah Damin.

Langkah selanjutnya melakukan musyawarah bersama para pihak dengan kesepakatan. Pertama menghimbau kepada masyarakat/warga agar berhati-hati dan waspada dalam beraktifitas, tidak sendirian ke kebun/ladang/ berpergian disekitar temuan jejak tapak serta diusahakan mulai beraktivitas dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pada waktu tersebut harimau sumatera tidak gerak aktif.

Kedua menyepakati tidak melakukan pengusiran mengingat temuan jejak Tapak dan Desa Semambang Makmur dikelilingi oleh Desa lain, yaitu Desa Semambang Makmur tidak berbatas dengan kawasan hutan, meminimalisir jenis timbul konflik lain.

Ketiga imbauan memberi ruang bagi satwa liar Harimau sumatera kembali ke kawasan hutan dengan cara tidak memblokir/ blokade jalur.

kempat Dua Unit Box Trap di Stand by kan di Desa Semambang Makmur belum diaktifkan, menunggu analisa pergerakan dan konsentrasi Harimau Sumatera dil uar Kawasan Hutan atau adanya interaksi negatif.

‘’Ada dugaan Harimau Sumatera yang muncul adalah yang divideokan warga memangsa ternak Sapi di Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang tahun sebelumnya,’’ demikian Damin didampingi Rasyidin.

Tag
Share