Petani DI Manjuto Kiri Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Kebut Turun Sawah

Petani DI Manjuto Kiri Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Kebut Turun Sawah.-Deni Saputra-Radar Mukomuko

koranrm.id – Pasca panen padi Musim Tanam (MT) 1 tahun 2025, petani Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri, Kecamatan Lubuk Pinang, langsung kebut turun sawah. Baik membajak sawah, memperbaiki pematang dan menyemai benih mayoritas telah dilakukan oleh petani. Hal tersebut tentu dilakukan guna mengejar seminim-minimnya dampak pengeringan irigasi DI Manjuto Kiri, pada 1 September mendatang.

Koordinator penyuluh (Korluh) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lubuk Pinang, Trisno Putra, menyampaikan, pergerakan petani cukup cepat pasca panen di wilayah DI Manjuto Kiri wilayah binaannya. Bahkan saat ini ada petani yang sudah siap tanam dan selesai olah lahan. Terutama para petani di Desa Arah Tiga, lebih cepat dibanding petani di desa lain. Namun demikian, saat ini mayoritas petani sudah turun sawah kembali. Mulai dari Tanjung Alai, Lubuk Gedang dan Ranah Karya. Walaupun diakuinya di panen MT 1 di Ranah Karya sedikit lambat dibanding yang lain.

“Menyambut MT 2 tahun ini, kita akui petani di masing-masing desa sangat antusias dan kebut turun sawah, Hal itu tentu untuk meminimalisir dampak pengeringan,”ujarnya.

Kemudian Korluh tetap mengingatkan agar petani di MT 2 tetap membawa benih padi varietas unggul. Hal tersebut guna meminimalisir terjadi serangan hama yang dapat mengganggu tanaman. Maka dari itu, sebisa mungkin petani tidak membawa bibit padi lokal lokal turunan. Selanjutnya ia juga telah mengeluarkan edaran jadwal sebagai acuan para petani wilayah DI Manjuto Kiri untuk turun tanam MT 2. 

BACA JUGA:Pemerintah Dinilai Lamban, Situasi Bandar Jaya Memanas

BACA JUGA:SK PPPK Mukomuko Tahap I Dibagikan Akhir Juni 2025

“Kami tetap sampaikan ke petani agar memanfaatkan bibit benih unggul dan bukan turunan dari padi yang ditanam sebelumnya,”lanjutnya.

Kasmis Jaya Karman, S.Pt, penyuluh pertanian Desa Ranah karya, menyampaikan, petani di wilayah desa binaannya juga telah turun sawah. Sekarang petani tengah sibuk membajak sawah, memperbaiki pematang yang rusak dan lainnya. Tetapi karena Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) seperti rotary masih minim, petani harus bersabah menunggu giliran membajak sawah. Sebagian yang tak kebagian rotari, terpaksa menggunakan traktor. Tentu dari segi waktu, traktor lebih lambat dalam membajak sawah.

“Petani di Ranah Karya saat ini sudah turun sawah. Tapi petani harus ekstra sabar menunggu giliran mesin bajak rotary masuk ke sawahnya, karena jumlahnya masih sangat terbatas”tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan