Ternyata Bukan Sabang, Tapi Pulau Ini yang menjadi Pulau Terluar Utara Indonesia
Ternyata Bukan Sabang, Tapi Pulau Ini yang menjadi Pulau Terluar Utara Indonesia--Sumber Foto : boatria.com
BACA JUGA:BUMDes Prima Jaya Salurkan Dana Sosial untuk Lansia
Di puncak pulau, berdiri sebuah mercusuar yang menjadi penanda navigasi bagi kapal-kapal yang melintasi perairan sekitar.
Mercusuar ini telah berdiri sejak masa kolonial Belanda dan masih berfungsi hingga kini, menunjukkan pentingnya posisi strategis Pulau Rondo dalam jalur pelayaran internasional.
Akses menuju Pulau Rondo membutuhkan persiapan khusus mengingat lokasinya yang terpencil. Perjalanan dapat ditempuh melalui pelabuhan Uleelheue atau Malahayati di Banda Aceh, memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan laut menggunakan kapal nelayan atau kapal patroli.
Kondisi cuaca dan gelombang laut menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan perjalanan.
Meski bukan destinasi wisata pada umumnya, Pulau Rondo menyimpan potensi untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata minat khusus.
Kegiatan seperti diving dan snorkeling bisa menjadi daya tarik, mengingat kekayaan bawah laut yang dimilikinya. Namun, pengembangan wisata di pulau ini harus mempertimbangkan aspek keamanan dan pelestarian lingkungan mengingat posisinya yang strategis.
Tantangan terbesar dalam pengelolaan Pulau Rondo adalah menjaga keseimbangan antara fungsinya sebagai pulau terluar yang strategis dengan upaya konservasi lingkungan.
Erosi pantai dan perubahan iklim menjadi ancaman yang perlu diantisipasi untuk menjaga keberlanjutan ekosistem pulau ini.
Keberadaan Pulau Rondo bukan sekadar tentang teritorial, tetapi juga tentang identitas dan harga diri bangsa.
Sebagai mercusuar NKRI di ujung utara, pulau ini menjadi pengingat akan luasnya wilayah Indonesia dan pentingnya menjaga setiap jengkal tanah air, sekecil apapun itu.*