Korea Utara Bersiap Meluncurkan Armada Drone Bunuh Diri, Ancaman Baru di Semenanjung Korea?
Korea Utara Bersiap Meluncurkan Armada Drone Bunuh Diri, Ancaman Baru di Semenanjung Korea?--Screenshot dari web
radarmukomukobacakoran.com-Semenanjung Korea kembali memanas. Kali ini, bukan dari retorika perang nuklir, melainkan dari pengembangan teknologi militer yang semakin agresif. Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, mengumumkan rencana produksi massal drone, yang diklaim memiliki kemampuan serangan bunuh diri. Rencana ini memicu kekhawatiran baru di kawasan, mengingat potensi ancaman yang ditimbulkan oleh armada drone yang mematikan.
BACA JUGA:Yuk Nonton Drakor! 5 Rekomendasi Drama Korea Song Kang Terbaru
BACA JUGA:Rekor Putri KW di Korea Masters 2024, Gelar Juara Dibagi 5 Negara
Kantor berita Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Kim Jong Un telah menekankan pentingnya produksi drone dengan kapasitas penuh. Ia menyatakan bahwa drone telah menjadi senjata krusial bagi militer global, dan Korea Utara tidak ingin tertinggal dalam persaingan teknologi ini.
"Dia (Kim Jong Un) menggarisbawahi perlunya membangun sistem produksi serial sedini mungkin dan memasuki produksi massal skala penuh," tulis KCNA.
Kim Jong Un juga menekankan bahwa drone merupakan komponen kekuatan yang mudah digunakan karena biaya produksinya yang rendah dan jangkauan aplikasinya yang luas. Drone baru ini dirancang untuk memenuhi dua fungsi utama, yaitu serangan darat dan laut.
BACA JUGA:Kimchi, Rahasia Kelezatan Fermentasi Sayur Khas Korea dan Kesehatan dalam Setiap Gigitan
Uji coba drone tersebut telah dilakukan pada bulan Agustus lalu, dan Kim Jong Un sendiri yang mengawasi prosesnya.
"Drone serangan bunuh diri yang akan digunakan pada jarak serangan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk melaksanakan misi menyerang target musuh di darat dan di laut dengan tepat," dipaparkan oleh KCNA.
Analisis menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan dalam drone Korea Utara kemungkinan besar diperoleh melalui aliansi militer dengan Rusia, yang mungkin berasal dari Iran. Iran diduga mengakses informasi tersebut melalui peretasan terhadap Israel.
Dari gambar yang dirilis oleh KCNA, wujud drone Korea Utara mirip dengan drone "HAROP" buatan Israel, "Lancet-3" buatan Rusia, dan "HERO" buatan Israel. Hal ini menunjukkan bahwa Rusia telah memberikan dukungan teknis dalam mengembangkan kemampuan drone Korea Utara, memberikan mereka akses ke metode penciptaan dan pengoperasian drone yang lebih canggih.
BACA JUGA:Sungai Han Arteri Sejarah dan Kehidupan di Ibukota Korea Selatan
BACA JUGA:Korea Open 2024, Ganda Putra Indonesia Tampilkan Dominasi, Siap Kibarkan Merah Putih di Final
Rencana produksi massal drone bunuh diri oleh Korea Utara menimbulkan beberapa pertanyaan penting:
• Apa tujuan sebenarnya dari pengembangan drone ini? Apakah ini murni untuk meningkatkan kemampuan militer Korea Utara, atau ada agenda politik yang lebih besar di baliknya?
• Bagaimana kemampuan drone ini dibandingkan dengan drone yang dimiliki oleh negara-negara lain di kawasan? Apakah drone Korea Utara benar-benar dapat menjadi ancaman serius bagi negara-negara tetangga?
• Bagaimana respon negara-negara di kawasan terhadap rencana ini? Apakah mereka akan meningkatkan pertahanan mereka untuk menghadapi ancaman baru ini?
Pengembangan drone bunuh diri oleh Korea Utara merupakan tanda terbaru dari peningkatan kemampuan militer negara tersebut. Ini juga merupakan sinyal bahwa Korea Utara semakin agresif dalam memperkuat posisinya di kawasan.
Ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat, dan dunia perlu bersiap menghadapi potensi konflik yang lebih besar. Pengembangan drone bunuh diri oleh Korea Utara adalah bukti bahwa ancaman di kawasan ini tidak hanya berasal dari senjata nuklir, tetapi juga dari teknologi militer yang semakin canggih.
Penting bagi negara-negara di kawasan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama untuk mencegah konflik yang lebih besar. Mereka juga perlu mempertimbangkan strategi pertahanan yang lebih komprehensif untuk menghadapi ancaman baru dari drone bunuh diri. Dunia harus waspada terhadap potensi ancaman baru ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas di Semenanjung Korea.