Sunda Wiwitan, Menelusuri Jejak Monoteisme Purba di Tanah Pasundan

Sunda Wiwitan, Menelusuri Jejak Monoteisme Purba di Tanah Pasundan--istimewah

radarmukomuko.bacakoran.co - Di bumi pertiwi, terdapat beragam budaya dan keyakinan yang mewarnai mozaik keberagaman bangsa. Salah satunya adalah Sunda Wiwitan, sebuah ajaran yang menelusuri jejak monoteisme purba di tanah Pasundan. Ajaran ini menitikberatkan pada konsep kepercayaan tertinggi terhadap Sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang tak berwujud, yang disebut "Sang Hyang Kersa", setara dengan "Tuhan Yang Maha Esa" dalam ideologi Pancasila.

Mengenal Sunda Wiwitan:

Sunda Wiwitan, yang berarti "Sunda awal", merupakan ajaran yang muncul dari tradisi dan kepercayaan masyarakat Sunda asli. Ajaran ini tidak memiliki kitab suci tertulis, melainkan diwariskan secara turun-temurun melalui cerita rakyat, pantun, dan ritual adat.

Konsep Ketuhanan:

Sunda Wiwitan meyakini adanya Sang Hyang Kersa, Sang Pencipta yang Maha Kuasa, tak berwujud, dan berada di luar jangkauan manusia. Sang Hyang Kersa dianggap sebagai sumber segala sesuatu dan memiliki sifat-sifat luhur seperti Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Pengasih, dan Maha Adil.

 

Konsep Kehidupan:

Ajaran ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara alam, manusia, dan Sang Hyang Kersa. Manusia dianggap sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dan menjalankan kehidupan dengan penuh kasih sayang dan keadilan.

 

Ritual dan Upacara:

Sunda Wiwitan memiliki berbagai ritual dan upacara adat yang dilakukan untuk menghormati Sang Hyang Kersa dan memohon berkah-Nya. Beberapa ritual yang terkenal antara lain:

 

• Seren Taun: Upacara menyambut tahun baru Sunda yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan.

• Ngalarung: Upacara melepas sesaji ke laut sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Kersa dan memohon keselamatan bagi nelayan.

• Ngaseuk: Upacara menanam padi sebagai simbol harapan dan doa untuk panen yang berlimpah.

 

Nilai-nilai Luhur:

Sunda Wiwitan mengajarkan nilai-nilai luhur seperti:

• Gotong royong: Saling membantu dan bekerja sama dalam membangun kehidupan yang harmonis.

• Sopan santun: Bersikap hormat dan santun kepada orang tua, guru, dan orang yang lebih tua.

• Rasa syukur: Menghargai dan bersyukur atas segala nikmat yang diterima.

• Cinta tanah air: Mencintai dan menjaga kelestarian alam dan budaya Sunda.

 

Sunda Wiwitan dan Pancasila:

Sunda Wiwitan memiliki kesamaan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, terutama sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa". Kedua ajaran ini sama-sama meyakini adanya Sang Pencipta yang Maha Kuasa dan menekankan pentingnya hidup beragama dan berakhlak mulia.

 

Perkembangan Sunda Wiwitan:

Sunda Wiwitan mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Pada masa kolonial, ajaran ini sempat tertekan dan mengalami penurunan. Namun, pada masa pasca kemerdekaan, Sunda Wiwitan mengalami kebangkitan kembali.

 

Tantangan dan Peluang:

Sunda Wiwitan saat ini menghadapi berbagai tantangan, seperti:

 

• Kurangnya sumber daya: Kurangnya sumber daya manusia dan dana untuk mengembangkan ajaran ini.

• Kurangnya pemahaman masyarakat: Masih banyak masyarakat yang belum memahami ajaran Sunda Wiwitan.

• Pengaruh budaya luar: Masuknya budaya luar yang dapat memengaruhi nilai-nilai luhur Sunda Wiwitan.

Namun, di balik tantangan tersebut, Sunda Wiwitan juga memiliki peluang untuk berkembang, seperti:

• Meningkatnya minat masyarakat: Meningkatnya minat masyarakat terhadap budaya dan tradisi Sunda.

• Dukungan pemerintah: Dukungan pemerintah untuk melestarikan budaya dan tradisi Sunda.

• Pemanfaatan teknologi: Pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan ajaran Sunda Wiwitan.

Sunda Wiwitan merupakan ajaran yang kaya makna dan nilai-nilai luhur. Ajaran ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara alam, manusia, dan Sang Hyang Kersa serta menekankan pentingnya hidup beragama dan berakhlak mulia. Di tengah arus globalisasi, Sunda Wiwitan memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian budaya dan tradisi Sunda serta memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Tag
Share