Kamu Pernah Ketindihan? Bukan Berarti Diganggu Seta, Ini Penjelasannya.
Kamu Pernah Ketindihan? Bukan Berarti Diganggu Seta, Ini Penjelasannya. --Istimewah
Dalam kedokteran, ketindihan disebut dengan sleep paralysis. Hal ini sering terjadi ketika mekanisme tubuh dan otak kita tidak selaras. Nah, saat tidur sebenarnya kita melewati 4 tahapan, yaitu:
Non-rapid eye Movement (NREM) tahap 1: masa ketika mata kita bergerak perlahan dan aktivitas otot mata mulai berkurang .
NREM Tahap 2: tahap dimana bola mata berhenti bergerak, detak jantung mulai melambat, dan suhu tubuh menurun.
NREM Tahap 3: tahap dimana gelombang otak kita berada dalam keadaan sangat lambat dan tubuh dalam keadaan rileks.
Rapid Eye Movement (REM): tahap bermimpi.
Idealnya, saat kita tidur, kita akan melalui empat tahap tersebut. Namun tidak jarang kita terbangun di tengah tahap tidur (misalnya NREM Tahap 2 atau NREM tahap 3). Jika hal ini terjadi, kita akan merasa lelah meski sudah tidur 8 jam.
Penyebab kelumpuhan tidur
Kelumpuhan tidur sering kali terjadi karena kita terbangun dalam tahap REM artinya kita bermimpi dan membiarkan otot-otot di tubuh kita beristirahat. Andreas Prasadja, pakar gangguan tidur di Indonesia menjelaskan, sleep paralysis merupakan tanda tubuh kita kurang tidur dan terlalu lelah.
Sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang salah paham. Tidur. Mereka sering mengasosiasikan kurang tidur dengan kerja keras. Artinya jika tadi malam Anda kurang tidur, berarti Anda sudah bekerja keras kemarin. Faktanya, banyak siswa yang berpendapat bahwa belajar optimal itu seperti belajar larut malam. Faktanya, tidur tidak ada hubungannya dengan seberapa keras Anda bekerja. Padahal, tidur berkaitan erat dengan produktivitas kerja. Jika kurang tidur maka produktivitas akan menurun, dan jika selalu memperhatikan kualitas tidur berarti Grameds adalah orang yang mengutamakan produktivitas.