Amerika Serikat, Paling Pandai Berbohong, Perampok Negara Lain

Amerika Serikat, Paling Pandai Berbohong, Perampok Negara Lain.--Sceenshot

koranrm.id - Di tengah panggung dunia, Amerika Serikat sebuah negara adidaya yang menjadi simbol kekuatan dan kemajuan telah lama menobatkan diri mereka layaknya pahlawan sebagai pelopor nilai-nilai kemanusiaan demokrasi serta keadilan. Negara ini seolah tidak perah absen untuk menyerukan tentang kebebasan keadilan dan hak asasi manusia. Amerika Serikat kerap tampil dengan retorika yang menggugah jiwa di mana kebebas dikibarkan, perdamaian diperjuangkan dan hak asasi manusia dijunjung sangat tinggi. kendati demikian retorika yang mulia ini adalah kemunafikan Amerika serikat.  

Dunia telah melatihat ketidak selarasan antara kata-kata Agung yang mereka sampaikan dengan tindakan serta kebijakan yang mereka lakukan.

Karena itu, apa yang mereka gembar-gemborkan tentang keadilan, kebebasan dan perdamaian tidak ubahnya pepesan kosong. Sebab terbukti nyata bahwa jauh panggang dari api. Intervensi militer yang kontroversial terhadap janji luar negeri yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang mereka klaim. Semuanya telah mengungkap bahwa Amerika Serikat berdiri tegak sebagai pihak yang memecah belah dunia demi kepentingan mereka sendiri ini.

Dapat dilihat di mana negara adidaya ini selalu dapat ditemukan di berbagai kekacauan. Mulai dari Vietnam hingga Irak, Afghanistan hingga Libya, juga Ukraina serta Palestina. Ini berarti perdamaian sejati tidak lagi menjadi tujuan atau kepentingan mereka. 

BACA JUGA:AI-as-a-Service (AIaaS) untuk UMKM: Jalan Pintas Bisnis Kecil Menjadi Canggih

Sebaliknya, Amerika Serikat justru menjadi pemicu utama dari berbagai pertempuran. Sedangkan demokrasi hanyalah tameng belaka untuk membenarkan tindakan mereka agar dapat mencampuri urusan negara-negara lain demi kepentingan mereka sendiri.

Amerika Serikat telah menapakan berbagai standar gandabijak. Disatu sisi, negara ini dengan tegas mengutuk tindakan agresi Rusia yang telah menginvasi Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari Tahun 2022. Mereka menyatakan bahwa pelanggaran terhadap kedaulatan suatu negara dan penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik adalah tindakan yang tidak dapat diterima di tengah komunitas internasional. Amerika Serikat bersama dengan sekutu NATO, lainnya juga menegaskan bahwa pelanggaran seperti ini harus diadili dan Rusia harus bertanggung jawab secara moral di hadapan dunia internasional.

Kendati demikian di sisi yang lain Amerika Serikat justru terus mendukung keberadaan Israel dan kebijakan penjajahan atas Palestina. Meskipun terdapat banyak penolakan internasional yang luas terhadap penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina dan keberatan terhadap pembangunan pemukiman Israel di wilayah yang disengketakan.

BACA JUGA:Business on Sora: Bisnis Digital Baru dari Konten Video AI Generatif

Amerika Serikat tetap mengambil posisi yang kuat dalam mendukung Israel. Ini termasuk dukungan finansial militer dan politik yang telah memicu kecaman dari banyak pihak yang memperjuangkan hak rakyat Palestina. Tidak hanya itu, meskipun Amerika Serikat memiliki kekuatan militer yang sangat besar dan potensial untuk menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina, dalam tempo relatif cepat tapi nyatanya Amerika Serikat tampaknya tidak berupaya secara serius untuk mengakhiri konflik tersebut. 

Hal ini disebabkan oleh kepentingan geopolitik yang lebih besar di mana kedamaian bukanlah prioritas utama bagi negara pamansam. Terlebih lagi Banyak pakar menganggap bahwa Amerika Serikat sebenarnya tidak pernah peduli pada jumlah korban masyarakat Ukraina yang meninggal akibat invasi Rusia. Di negara tersebut konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina sangat menguntungkan bagi Amerika Serikat dalam beberapa aspek.

Pertama konflik tersebut dapat memperkuat ekonomi Amerika Serikat terutama dalam hal penjualan senjata serta dukungan militer.

Amerika Serikat telah berkomitmen untuk memberikan bantuan dana kepada Ukraina dalam rangka mendukung upaya mereka dalam menghadapi konflik dengan Rusia.

BACA JUGA:SocialFi: Revolusi Media Sosial Berbasis Blockchain yang Mengubah Monetisasi Digital

Namun sebagian besar dari bantuan tersebut tidak langsung dikirim ke Ukraina, sebaliknya 90% dana itu diinvestasikan oleh kontraktor pertahanan di Amerika Serikat untuk membangun fasilitas manufaktur industri baru yang memproduksi senjata militer. 

Investasi ini mencapai puluhan miliar dolar dan telah menciptakan ribuan lapangan kerja di 30 negara bagian di seluruh Amerika Serikat bahkan sebagian besar peralatan militer yang dikirim ke Ukraina. Diproduksi di pabrik-pabrik yang tersebar di 50 negara bagian di seluruh Amerika Serikat. Ketika pabrik-pabrik ini memproduksi senjata, Departemen Pertahanan Amerika Serikat membeli peralatan militer tersebut dan mengirimkannya langsung ke Ukraina karena itu konflik antara Rusia dan Ukraina tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Amerika Serikat. Tetapi juga telah membantu memperkuat industri pertahanan negara tersebut.

Dengan cara ini, Amerika Serikat telah mendapatkan manfaat ekonomi yang sangat besar serta telah memperkuat industri pertahanan mereka sendiri.  Kedua konflik antara Rusia dan Ukraina juga dapat digunakan untuk memperkuat aliansi NATO. 

Mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina oleh Amerika Serikat lebih didasarkan pada pertimbangan politik dan kepentingan nasional dari pada kepentingan kemanusiaan serta perdamaian. Standar ganda dan kemunafikan Amerika Serikat juga tercermin dalam tindakan invasinya di Afghanistan.

BACA JUGA:AI-Generated Brands: Ketika Seluruh Identitas Bisnis Dibuat oleh Kecerdasan Buatan

Amerika sendiri telah menyebabkan penderitaan yang besar bagi rakyat Afganistan dan meninggalkan dampak yang merusak bagi kehidupan sehari-hari bagi penduduk sipil.  

Kemunafikan Amerika Serikat juga terungkap melalui invasinya di Irak pada tahun 2003 dan tindakan pembunuhan terhadap Saddam Hussein.

Amerika Serikat juga tercermin dalam jatuhnya rezim Muammar khaddafi di Libya ketika gelombang Arab spring meletus pada tahun 2010 di Tunisia dan merembet ke Libya. Amerika Serikat bersama sekutu NATO lainnya memanfaatkan momen tersebut untuk menggulingkan Muamar Gaddafi dengan dalih melawan pemimpin otoriter. 

BACA JUGA:Hasil Panen Sawit Melimpah Produktivitas Meningkat Begini Cara Pemberian Pupuknya

Dalam upaya ini Amerika Serikat bersama sekutu NATO lainnya memberikan dukungan aktif kepada para pemberontak Libya untuk mengakhiri pemerintahan Muamar khaddafi khaddafi yang dikenal sebagai sosok anti barat, menolak menggunakan dolar Amerika.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan