Xinjiang, Provinsi Otonom China Yang Mirip Dengan Turki

Xinjiang, Provinsi Otonom China Yang Mirip Dengan Turki.--Sceenshot

koranrm.id - Xinjian merupakan sebuah wilayah otonom di Cina yang menjadi rumah bagi masyarakat etnis uighur.

Penduduk asli kawasan ini berasal dari ras-ras Turki yang beragama Islam, terutama suku uighur yang mencapai 45,21% dan suku kazakh yang mencapai sekitar 6,74%.

Selain itu terdapat pula suguhan yang merupakan transmigran dari seluruh provinsi di Cina untuk mengimbangi etnis uighur yang hingga kini suguhan berjumlah sekitar 40,58% dari total populasi.

Sebagai kawasan dengan penduduk asli yang berasal dari Turki, Xinjiang memiliki nuansa budaya tradisi dan bahasa Turki.

Masyarakat etnis ini menampilkan tarian yang menjadi ciri khas mereka, musik yang menyerupai alunan Timur Tengah serta aroma daging kebab dan rempah-rempah seperti dapat ditemui di jalan-jalan kota Istanbul.

Wajah-wajah etnis uighur dengan mata lebih besar dan hidung lebih lebar dengan ciri khas Asia Tengah membawa pesona yang berbeda dari pemandangan Cina pada umumnya.

Xinjiang berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur dan Rusia di sebelah utara, tetapi yang paling menarik perbatasan di sisi Barat di mana Xinjiang berbagi Sisinya dengan kazakhtan, kirgistan, Tajikistan dan Afghanistan.

Di sepanjang garis perbatasan ini terdapat jejak-jejak leluhur mereka, yaitu bangsa tur yang menciptakan benang merah yang menghubungkan xinjiang dengan lanskap budaya di Asia Tengah.

Bangsa tur merupakan leluhur dari berbagai suku, seperti suku Gaza, suku usbek suku urgis dan suku uighur. 

Berbagai suku bangsa Turki ini telah melewati perjalanan sejarah yang panjang dan mengagumkan yang membawa mereka menghuni berbagai wilayah di seluruh Asia Tengah.

Saat ini sukurgis mendiami gergistan, suku usbek berada di Uzbekistan, suku Gaza berpusat di kazakhtan, Suku Turki berada di Turki, suku tormen berada di turmenistan dan suku uighur mendiami wilayah yang sekarang disebut sebagai Xinjiang.

Namun terdapat perbedaan yang signifikan yang membedakan suku-suku tersebut. Suku uighur yang tinggal di wilayah xinjiang saat ini menghadapi kenyataan yang berbeda suku uighur belum memiliki negara berdaulat yang dapat mereka sebut sebagai rumah.

Ini menjadi perbedaan yang mencolok bila dibandingkan dengan saudara-saudara mereka dari kelompok bangsa turk lainnya.

Ketika suku-suku bangsa Turk lainnya telah memiliki negara yang menjadi tempat mereka bermukim dan berkembang, suku uighur terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan otonomi di wilayah yang mereka huni saat ini.

Pada abad ke-8 wilayah yang sekarang dikenal sebagai xinjiang disebut sebagai yang berarti tanah uighur.

Kerajaan uighur terbentuk di wilayah ini dan menjadi pusat pengaruh budaya politik serta ekonomi.

Kerajaan uighur terbentuk di wilayah ini dan menjadi pusat pengaruh budaya politik serta ekonomi, misalnya kerajaan uighur orqon atau uighur ke kanan didirikan oleh suku uighur dan berpusat di orkon Valley di wilayah yang sekarang merupakan bagian dari Mongolia.

Meskipun pusat pemerintahan berada di wilayah Mongol kerajaan ini memiliki pengaruh yang signifikan di wilayah yang sekarang disebut dengan xinjiang.

Kerajaan uigur yang kedua berdiri dari sekitar tahun 744 hingga 848 Masehi selama masa pemerintahannya, kerajaan ini mengontrol sebagian besar wilayah Mongolia dan wilayah yang sekarang dikenal sebagai xinjiang.

Kerajaan ini memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok, hazaria dan berbagai kerajaan dan negara di wilayah Asia Tengah.

Pada akhirnya pada abad ke-9 Kerajaan uighur kedua jatuh akibat serangan dari kerajaan.

Meskipun kerajaan uighur kedua telah berakhir tetapi pengaruh budaya sejarah dan bahasa uighur tetap berlanjut di wilayah tersebut.

Puncaknya pada tahun 1884 dimana dinasticking membentuk provinsi xinjiang sebagai bagian resmi dari wilayah Tiongkok.

Pembentukan Provinsi ini melibatkan upaya untuk menyatukan wilayah yang luas dan beragam ke dalam pemerintahan pusat Tiongkok.

Setelah runtuhnya Dinasti King pada tahun 191, Tiongkok mengalami perubahan besar dalam bentuk Republik Tiongkok.

Wilayah xinjiang tetap berada di bawah kendali pemerintahan pusat Tiongkok.

Selama periode ini, nama Xinjiang sendiri adalah nama modern yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok.

Saat dinasti King berkuasa dalam bahasa Tionghoa, xinjiang berarti wilayah baru atau wilayah barat.

Setelah berkuasanya Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1949, wilayah xinjiang tetap menjadi bagian integral dari Republik Rakyat Tiongkok yang baru terbentuk pada periode ini.

Sejumlah suku Han yang tinggal di berbagai provinsi di Tiongkok didorong untuk melakukan migrasi ke xinjiang dan hidup berdampingan dengan suku uighur.

Saat itu populasi sukuhan hanya 9% dari seluruh total populasi penduduk xinjiang.

Saat itu populasi suku Han hanya sekitar 9% dari seluruh total populasi penduduk xinjiang, namun seiring waktu populasi sukuhan di xinjiang terus meningkat secara drastis hingga mencapai sekitar 40%.

Secara historis, sukuhan adalah suku yang memiliki martabat dan keagungan serta telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban dunia.

Salah satu bukti arkeologis yang menggambarkan keagungan suguhan adalah Tembok Besar Cina.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan