5 Langkah Psikologis untuk Mengatasi Pola Hidup yang Merugikan

5 Langkah Psikologis untuk Mengatasi Pola Hidup yang Merugikan.--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Pola hidup yang merugikan sering kali terbentuk secara perlahan dan tidak disadari, seperti kebiasaan menunda, konsumsi berlebihan, atau kurang tidur. Mengubah pola ini bukan hanya soal disiplin fisik, tetapi juga kerja dalam diri — pada tingkat psikologis yang lebih dalam. Untuk bisa benar-benar keluar dari lingkaran ini, pendekatan yang digunakan harus melibatkan kesadaran, refleksi, dan strategi mental yang tepat.

1. Kenali Pemicu Emosionalnya

Setiap kebiasaan buruk umumnya dipicu oleh kondisi emosional tertentu: stres, cemas, bosan, atau sedih. Langkah awal adalah menyadari hubungan antara emosi dan kebiasaan. Misalnya, apakah ngemil berlebihan muncul saat merasa tertekan? Apakah begadang terjadi karena takut menghadapi hari esok? Mencatat emosi sebelum dan sesudah melakukan kebiasaan tersebut bisa membantu mengungkap pola yang tersembunyi.

BACA JUGA:Kesehatan Mata Jadi Hal yang Wajib di Prioritaskan, 6 Makanan Untuk Kesehatan Mata

BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Pankreas Melalui Asupan Herbal, Berikut Daftarnya!

2. Ubah Narasi dalam Pikiran

Banyak pola merugikan bertahan karena narasi dalam pikiran seperti: “Saya memang orang yang malas” atau “Saya selalu gagal mengubah diri”. Narasi ini memperkuat identitas negatif. Dalam psikologi kognitif, mengganti pikiran otomatis dengan afirmasi realistis sangat membantu. Ubah kalimat “Saya tidak pernah bisa bangun pagi” menjadi “Saya sedang melatih tubuh dan pikiran untuk bangun lebih awal”. Kata-kata membentuk cara kita memperlakukan diri sendiri.

3. Terapkan Mindfulness dalam Keputusan Sehari-hari

Kebiasaan buruk sering muncul dalam mode autopilot. Dengan menerapkan kesadaran penuh (mindfulness), kita belajar menunda reaksi impulsif dan memberikan jeda untuk memilih tindakan yang lebih sehat. Misalnya, saat tergoda membuka media sosial terus-menerus, berhenti sejenak dan tanya diri: “Apa yang sebenarnya saya butuhkan saat ini?”. Tindakan kecil ini memberi ruang bagi kontrol diri.

BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Pankreas Melalui Asupan Herbal, Berikut Daftarnya!

4. Fokus pada Satu Perubahan Kecil yang Realistis

Secara psikologis, otak lebih mudah menerima perubahan bila dilakukan secara bertahap. Alih-alih mengubah seluruh gaya hidup sekaligus, pilih satu titik perubahan kecil namun berdampak, seperti “tidur 15 menit lebih awal” atau “minum air putih sebelum kopi”. Setiap keberhasilan kecil akan memperkuat kepercayaan diri dan menciptakan momentum untuk perubahan berikutnya.

5. Bangun Sistem Dukungan dan Evaluasi Diri Rutin

Dukungan sosial dan evaluasi mandiri sangat krusial. Bercerita pada teman dekat, membuat grup kecil perubahan, atau sekadar memiliki accountability partner dapat memperbesar peluang sukses. Luangkan waktu setiap minggu untuk mengevaluasi: apa yang berhasil, apa yang sulit, dan bagaimana bisa lebih baik minggu depan. Evaluasi yang jujur dan tanpa menyalahkan diri menciptakan siklus pertumbuhan yang sehat.

BACA JUGA:Cara Otak Membentuk Kebiasaan dan Bagaimana Kita Bisa Memperbaikinya

Mengubah pola hidup bukan soal kekuatan kehendak semata, tapi lebih pada memahami diri sendiri dan membentuk ulang cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Saat kita mulai menyadari bahwa kebiasaan negatif adalah respons psikologis yang bisa dikenali dan diubah, maka ruang untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat dan utuh pun terbuka lebar.

________________________________________

Referensi:

1. Baumeister, R.F. & Tierney, J. (2011). Willpower: Rediscovering the Greatest Human Strength. Penguin Press.

2. Kabat-Zinn, J. (1994). Wherever You Go, There You Are: Mindfulness Meditation in Everyday Life. Hyperion.

3. Prochaska, J.O. & Norcross, J.C. (2001). Changing for Good. William Morrow.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan