Belarus, Negara Otoriter di Eropa, Dengan Presiden Menjabat 30 Tahun

Belarus.-ilustrasi-SCREENSHOT

koranrm.id  - Belarus merupakan sebuah negara terkurung daratan yang terletak di Eropa Timur yang berbatasan langsung dengan Rusia.

Disebelah timur dan Utara Ukraina, di selatan Polandia, di sisi barat dan lituania dan Latvia, di barat laut negara ini adalah yang terkecil diantara tiga negara Eropa yang menjadi bagian dari Uni Soviet.

Dimana dua terbesarnya adalah Rusia dan Ukraina. 

Belarus memiliki sejarah panjang yang melibatkan pengaruh berbagai kekuatan dan budaya, termasuk harariapatihan, lituania, keharyyaapatihan, Polandia, lituania serta kekaisaran Rusia. 

Pada abad ke-9, Belarus dikuasai oleh Ruskev yang kekuasaannya dihancurkan oleh bangsa Mongol pada tahun 1240.

Setelah itu Belarus menjadi bagian Kaharyyaapatihan lituania yang bersatu dengan kerajaan Polandia pada tahun 1386 melalui hubungan pernikahan dengan begitu Belarus menjadi bagian dari persemakmuran Polandia lituania yang terus eksis hingga tahun 1795.

Setelah persatuan Polandia lituania berakhir, Belarus berada di bawah kekuasaan kekaisaran Rusia yang dipimpin oleh Yekatrina I pada tahun 1796.

Pada masa nikolai 1 yang berlangsung antara tahun 1825 hingga 1855, terjadi rusifikasi atau proses asimilasi budaya dengan tujuan dominasi. 

Rusia kala itu nikolai 1 melarang penggunaan bahasa Belarus di sekolah dan mencoba menekan masyarakat Belarus untuk berpindah agama dari Katolik ke Ortodoks.

Kebijakan ini ditambah dengan krisis ekonomi yang kemudian menimbulkan terjadinya pemberontakan pada tahun 1863 yang dipimpin oleh konstanti kalinowski.

Akan tetapi upaya pemberontakan tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga belarus tetap berada di bawah aturan kekaisaran Rusia. 

Hingga tahun 1905 ketika menjadi bagian Uni Soviet, Belarus sempat memerdekakan diri dengan membentuk Republik Rakyat Belarus pada tahun 1918.

Saat berada di bawah kekuasaan Jerman, pada perang dunia 1.

Tetapi setelah perang Polandia Soviet meletus pada tahun 1919, belarus muncul sebagai Republik Sosialis Soviet Belarus dan kemudian bergabung dengan Uni Soviet antara tahun 1920 hingga 1930-an.

SSR belarus kembali menghadapi krisis ekonomi dan pertanian pada dekade berikutnya.

Kondisi di SSR belarus belum membaik karena terkena dampak Perang Dunia 2 yang menewaskan hingga 25% penduduknya.

Pada pertengahan 1980-an terjadi ketidakstabilan politik ekonomi di Uni Soviet yang menandai bagi kemundurannya.

Hal itu berdampak pada kebangkitan nasional SSR belarus yang disusul dengan deklarasi kedaulatan dari Uni Soviet pada tanggal 27 Juli tahun 1990 dengan dukungan Partai Komunis nama negara ini kemudian diubah menjadi Republik Belarus pada tanggal 25 Agustus tahun 1991.

Peristiwa ini menjadi awal berdirinya Belarus sebagai negara yang merdeka serta berdaulat penuh.

Kendati demikian di sisi lain, titik ini juga menjadi awal dari pemerintahan yang otoriter pada tahun 1994 Alexander Lukashenko terpilih sebagai presiden dan berlanjut hingga hari ini Lukashenko menjadi pemimpin terlama di Eropa.

Dia terpilih sebagai presiden dalam pemilihan yang dianggap tidak adil oleh banyak pengamat internasional.

Dia telah memenangkan banyak pemilihan presiden. 

Namun banyak pihak yang menuding adanya kecurangan dalam pemilihan tersebut.

Lukashenko memiliki kontrol yang kuat atas pemerintahan, media serta aparat keamanan.

Dibawah pemerintahan Lukasenko, Belarus sering digambarkan sebagai kediktatoran terakhir di Eropa oleh beberapa media, politisi dan penulis.

Karena pemerintahannya yang otoriter belarus memiliki catatan hak asasi manusia yang sangat buruk, kebebasan berekspresi berkumpul dan berserikat dibatasi.

Sementara itu para aktivis oposisi dan kritikus pemerintah seringkiali diintimidasi, ditangkap serta dipenjara.

Lukasenko sering mengatakan bahwa dirinya telah memimpin suatu negara dengan kebijaksanaan dan telah memberikan stabilitas politik dan ekonomi di tengah kondisi sulit.

Kendati demikian banyak orang yang sebaliknya merasa bahwa pemerintahan Lukasenko merupakan pemerintahan yang otoriter.

Sang Presiden yang menjabat sejak tahun 1994 hingga hari ini seringkiali mendapatkan dukungan dari Rusia yang selalu membantunya untuk mempertahankan kekuasaannya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan