Jenis Varietas Bibit Sawit Ini Diteliti Tetap Produktif Musim Kekeringan

Jenis Varietas Bibit Sawit Ini Diteliti Tetap Produktif Musim Kekeringan--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Dampak kekeringan terhadap tanaman kelapa sawit menjadi perhatian serius bagi petani maupun perusahaan kelapa sawit. Peneliti dari SMART Research Institute, Reni Subawati Kusumaningtyas, menjelaskan persoalan kekeringan berdampak buruk terutama terkait produktivitas kebun kelapa sawit. Dampak buruk kekeringan terhadap kelapa sawit ini mesti ditemukan jalan keluarnya. Meriset apapun termasuk tanaman sawit harus punya komitmen yang tinggi. Hal itu dia buktikan dengan bekerja penuh di sekitar kebun sawit yang menjadi objek penelitiannya selama satu dekade ini. Setelah melakukan penelitian selama lebih dari satu dekade, dia dan tim peneliti berhasil menguji 1.400 progeni dari 113 famili bibit sawit. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan 14 kandidat varietas toleran, dengan dua varietas unggulan yakni SD14 dan SD63.

BACA JUGA:Over Tonase Bos! Dum Truk Muatan TBS Sawit Terguling

BACA JUGA:Jika PKS Terapkan SE Gubernur Tentang Harga Sawit, Petani Harus Siap Kecewa

Dijelaskan Reni, hasil penelitian beserta timnya di SMART Research Institute kemudian mengembangkan metode seleksi tanaman berbasis Drought Factor Index (DFI) dengan memanfaatkan teknologi Chlorophyll Fluorescence. Teknik ini memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi tanaman yang memiliki tingkat toleransi lebih tinggi terhadap kondisi kekeringan dengan cara yang lebih cepat dan efisien. "Masih jarang orang atau peneliti bekerja di bidang ini, khususnya di sawit. Karena jarang, maka kita harus mengembangkan metode sendiri, soal itu misalnya dari CIRAD banyak dari mereka kemudian mengembangkan disitu," ungkap periset di PT SMART seperti dikutip majalah Sawit Indonesia.

BACA JUGA:Minyak Sawit Indonesia Siap Diekspor ke Yordnia

Menurutnya, hasil uji lapangan khusus di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa kedua varietas ini mampu menjaga tingkat produksi lebih baik dibandingkan varietas konvensional. Pada kondisi kekeringan ekstrem seperti yang terjadi pada 2014 dan 2015, SD14 mampu meningkatkan hasil produksi 14-22 persen, sementara SD63 meningkatkan hasil panen 13-27 persen dibandingkan tanaman sawit yang lebih sensitif terhadap kekeringan. Meski demikian, varietas ini tidak sepenuhnya tahan terhadap kekeringan. Reni menjelaskan bahwa SD14 dan SD63 dikategorikan sebagai varietas dengan toleransi sedang (intermediate tolerant), yang berarti tetap mengalami penurunan produksi saat kekeringan, angkanya jauh lebih rendah dibandingkan varietas biasa. "Kami tidak bisa menjanjikan varietas yang 100 persen tahan kekeringan. Namun, dengan menggunakan varietas ini, penurunan hasil produksi akibat kekeringan dapat ditekan secara signifikan," paparnya.

BACA JUGA:Bagi yang Sedang Replanting Tanaman Sawit, Waspadai Serangan Kumbang Tanduk

Ditambahkannya, kajiannya saat studi di kuliah mengenai klorofil dan fotosintesis bermanfaat banyak saat masuk ke dunia kerja, khususnya sebagai periset di bidang kelapa sawit. Saat ini, dia  bahwa varietas SD14 telah menjalani sidang pelepasan varietas dan mendapat rekomendasi dari Tim Penilai Pelepasan Varietas (TPPV). Proses administrasi final masih berlangsung, dan diharapkan varietas ini segera mendapat persetujuan resmi dalam waktu dekat. Sehingga jenis varietas ini bisa dikembangkan oleh para petani sawit untuk menekan penurunan produktivitas sawit saat kekeringan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan