Minyak Sawit Indonesia Siap Diekspor ke Yordnia

Minyak Sawit Indonesia Siap Diekspor ke Yordnia--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Minyak Sawit Crude Palm Oil (CPO) Indonesia siap diekspor ke Yordania. Pemerintah Yordania menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia, khususnya di sektor pertanian. Salah satu bentuk konkret dari komitmen tersebut adalah kesiapan Yordania untuk mengimpor minyak sawit mentah (CPO) dalam jumlah besar dari Indonesia. Dimana kabar ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pertanian dengan Menteri Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania, Khaled Al Henefat beberapa waktu lalu. Kerjasama itu, ditandai dengan penandatanganan dalam sebuah seremoni resmi yang turut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Raja Yordania, Abdullah II bin Al-Hussein, di Istana Al Husseiniya, Amman, Yordania
BACA JUGA:Gubernur: Pabrik Berhak Menolak TBS Petani Kualitas Buah Sawit Harus Bagus
Kerja sama ini menjadi peluang strategis bagi ekspor Indonesia, terlebih di tengah rencana kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang akan diberlakukan Presiden Amerika Serikat terhadap produk dari Indonesia. Dalam situasi tersebut, pembukaan pasar baru seperti Yordania menjadi angin segar bagi sektor ekspor, khususnya minyak sawit salah satu komoditas andalan Indonesia. Kerjasama ini salah satu peluang dan kesempatan bagi Indonesia untuk ekspos CPO sawit. "Mereka siap mengimpor CPO dari Indonesia dalam skala besar. Tapi untuk sementara ini belum bisa menyebutkan secara rinci terkait volume impor maupun jadwal pelaksanaannya," kata Arman seperti yang dikutip Majalah Sawit.
BACA JUGA:Harga Sawit di Mukomuko Terus Melambang, Rata-rata di Atas Rp3 ribu per Kilogram
Tidak hanya sawit, ruang kerja sama antara kedua negara ini juga diperluas ke komoditas lain, seperti gandum dan lain sebagainya. Amran mengungkapkan bahwa kedua pihak akan menjajaki potensi pengembangan tanaman gandum, dengan meninjau lahan-lahan potensial di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Menariknya, Yordania disebut memiliki teknologi pengelolaan air yang maju, dan mereka berencana mengunjungi NTT dan NTB untuk mengeksplorasi potensi penanaman gandum di sana. MoU ditandatangani ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan bilateral antara Indonesia dan Yordania, yang juga mencakup sektor pertahanan, pendidikan dan riset, serta bidang keagamaan. "Dalam bidang ranah pertanian, kedua negara sepakat untuk memperkuat sinergi melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, fasilitasi perdagangan produk pertanian, dan kolaborasi dalam teknologi serta pupuk," bebernya.
BACA JUGA:Seluruh PKS Menaikkan Harga Sawit di Hari Pelantikan Kepala Daerah, Tertinggi Rp3.010/Kg
BACA JUGA:DBH Sawit Rp 5,2 M Untuk Bangun Jalan di Ipuh dan Air Manjuto
Amran menilai kesepakatan ini sebagai momentum penting untuk membangun ketahanan pangan yang lebih kokoh dan memberikan nilai tambah bagi petani maupun pelaku usaha pertanian di kedua negara. Baik bagi petani Indonesia baik juga bagi petani Yordania. Kesepakatan ini diyakini akan menjadi landasan kerja sama jangka panjang yang tak hanya mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga memberikan manfaat nyata di tingkat akar rumput, khususnya bagi para petani dan pelaku industri pertanian di Indonesia dan Yordania. "Indonesia berkomitmen untuk menjalin kemitraan pertanian yang saling menguntungkan. Kami menyambut baik inisiatif Yordania dan meyakini bahwa kerja sama ini akan memperkuat sektor pertanian kita di masa mendatang," tutupnya.