Fungsi Utama Bank Sentral dalam Stabilitas Ekonomi

Fungsi Utama Bank Sentral dalam Stabilitas Ekonomi--screenshot dari web.
KORANRM.ID - Bank sentral memegang peranan krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Sebagai lembaga moneter tertinggi, bank sentral memiliki fungsi dan tanggung jawab yang luas, yang semuanya bermuara pada tujuan utama: menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) menjalankan peran ini dengan berbagai instrumen dan kebijakan yang dirancang untuk mencapai sasaran inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendukung sistem keuangan yang sehat. Artikel ini akan menguraikan fungsi utama bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi, dengan contoh-contoh penerapannya di Indonesia.
1. Mengendalikan Inflasi:
Inflasi yang tinggi dan tidak terkendali merupakan ancaman serius bagi stabilitas ekonomi. Inflasi mengikis daya beli masyarakat, menciptakan ketidakpastian ekonomi, dan dapat memicu gejolak sosial. Fungsi utama bank sentral adalah untuk menjaga inflasi tetap berada dalam kisaran yang ditargetkan. BI, misalnya, menetapkan target inflasi tahunan dan menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter untuk mencapai target tersebut. Instrumen-instrumen ini meliputi:
• Suku Bunga Acuan: BI menetapkan suku bunga acuan (BI7DRR) yang menjadi patokan bagi bank-bank lain dalam menentukan suku bunga kredit dan deposito. Kenaikan suku bunga acuan akan mengurangi jumlah uang beredar, sehingga menekan inflasi. Sebaliknya, penurunan suku bunga acuan akan meningkatkan jumlah uang beredar dan mendorong pertumbuhan ekonomi. BI secara cermat memantau indikator ekonomi makro untuk menentukan kebijakan suku bunga yang tepat.
• Operasi Pasar Terbuka: BI melakukan operasi pasar terbuka dengan membeli atau menjual Surat Berharga Negara (SBN) di pasar uang. Pembelian SBN akan menambah likuiditas di pasar uang, sementara penjualan SBN akan mengurangi likuiditas. Operasi ini digunakan untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan mempengaruhi suku bunga di pasar.
• Cadangan Minimum: BI menetapkan persentase minimum dari simpanan bank yang harus disimpan sebagai cadangan di BI. Kenaikan cadangan minimum akan mengurangi jumlah uang yang dapat dipinjamkan oleh bank, sehingga menekan inflasi.
BACA JUGA:Bagaimana Proses Analisis Kredit Dilakukan oleh Bank Menjaga Keseimbangan Risiko dan Profitabilitas
2. Menjaga Stabilitas Nilai Tukar:
Stabilitas nilai tukar mata uang sangat penting bagi perekonomian terbuka seperti Indonesia. Fluktuasi nilai tukar yang tajam dapat mengganggu perdagangan internasional, meningkatkan ketidakpastian investasi, dan mempengaruhi harga barang impor. Bank sentral berperan dalam menjaga stabilitas nilai tukar dengan berbagai cara, antara lain:
• Intervensi Pasar Valuta Asing: BI dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta asing untuk mempengaruhi nilai tukar rupiah. Intervensi ini dilakukan untuk mencegah fluktuasi nilai tukar yang berlebihan.
• Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter yang tepat juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Misalnya, kenaikan suku bunga acuan dapat menarik investasi asing dan meningkatkan permintaan terhadap rupiah, sehingga memperkuat nilai tukar.
• Kerjasama Internasional: Bank sentral juga bekerja sama dengan bank sentral negara lain untuk menjaga stabilitas nilai tukar global. Kerjasama ini dapat berupa perjanjian bilateral atau multilateral untuk koordinasi kebijakan moneter.
3. Mengawasi dan Menjaga Kesehatan Sistem Keuangan:
Sistem keuangan yang sehat dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank sentral memiliki peran penting dalam mengawasi dan menjaga kesehatan sistem keuangan, termasuk:
• Pengawasan Perbankan: BI mengawasi kinerja bank-bank di Indonesia untuk memastikan mereka beroperasi sesuai dengan peraturan dan memiliki tingkat kesehatan keuangan yang memadai. Pengawasan ini bertujuan untuk mencegah krisis keuangan dan melindungi kepentingan nasabah.
• Resolusi Krisis Keuangan: Dalam hal terjadi krisis keuangan, BI berperan dalam merumuskan dan melaksanakan strategi untuk mengatasi krisis tersebut dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap perekonomian.
• Pengembangan Sistem Pembayaran: BI juga bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan sistem pembayaran yang efisien dan aman di Indonesia. Sistem pembayaran yang handal sangat penting untuk mendukung transaksi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi digital.
4. Mencetak dan Mengedarkan Uang:
Bank sentral memiliki hak eksklusif untuk mencetak dan mengedarkan uang di suatu negara. BI bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, serta menjaga kualitas dan keamanan uang yang beredar. BI juga melakukan pengelolaan uang kartal dan giral untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran.
BACA JUGA:Tips Mengajukan Kredit Rumah (KPR) agar Disetujui Bank, Langkah Menuju Rumah Impian
5. Melakukan Kebijakan Makroprudensial:
Selain kebijakan moneter, bank sentral juga menerapkan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi risiko sistemik yang dapat mengancam stabilitas keuangan. Contoh kebijakan makroprudensial meliputi pengaturan rasio kecukupan modal bank, batasan kredit, dan pengaturan lembaga keuangan non-bank.
Fungsi utama bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi sangatlah luas dan kompleks. Bank sentral berperan sebagai penjaga stabilitas harga, nilai tukar, dan sistem keuangan. Keberhasilan bank sentral dalam menjalankan fungsi-fungsinya sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, BI terus beradaptasi dan mengembangkan strategi dan instrumen kebijakannya untuk menghadapi tantangan ekonomi yang terus berubah. Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kebijakan moneter sangat penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan efektivitas kebijakan tersebut.