Apa yang Harus Dilakukan Saat Terdiagnosis DBD Panduan Lengkap Penanganan Awal

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terdiagnosis DBD Panduan Lengkap Penanganan Awal.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Saat seseorang terdiagnosis menderita Demam Berdarah Dengue (DBD), langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan memahami bahwa penanganan yang cepat dan tepat adalah kunci utama untuk mencegah komplikasi yang serius. DBD bukan penyakit ringan, tetapi dengan tindakan medis yang sesuai, penderita memiliki peluang besar untuk pulih sepenuhnya. Diagnosis DBD biasanya ditegakkan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium, seperti tes darah untuk melihat kadar trombosit serta hematokrit. Setelah diagnosis ditegakkan, hal utama yang harus dilakukan adalah memastikan penderita mendapatkan istirahat total dan pengawasan ketat, terutama dalam lima sampai tujuh hari pertama sejak munculnya gejala. Fase kritis DBD biasanya terjadi pada hari keempat hingga ketujuh, di mana terjadi penurunan drastis jumlah trombosit dan kemungkinan kebocoran plasma darah, yang bisa menyebabkan syok dan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penderita harus berada dalam pengawasan medis, baik di rumah dengan pengawasan dokter atau di fasilitas kesehatan jika gejala memburuk.
BACA JUGA:Anak Sering Demam Jangan Abaikan, Bisa Jadi Gejala DBD!
BACA JUGA:3M Plus Langkah Kecil yang Bisa Selamatkan Banyak Nyawa dari DBD
Langkah berikutnya yang sangat penting adalah menjaga asupan cairan. DBD menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan akibat demam tinggi dan kebocoran plasma, sehingga hidrasi menjadi prioritas utama dalam penanganan awal. Keluarga dan perawat harus memastikan penderita mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup, seperti air putih, cairan elektrolit, jus buah tanpa tambahan gula berlebihan, atau oralit jika dianjurkan. Dalam beberapa kasus, dokter akan menyarankan infus cairan jika penderita tidak mampu minum dalam jumlah yang dibutuhkan. Selain cairan, asupan makanan bergizi juga harus diperhatikan meskipun nafsu makan penderita sering kali menurun. Makanan lunak yang mudah dicerna dan mengandung zat besi, vitamin C, dan nutrisi pendukung kekebalan tubuh sangat dianjurkan untuk membantu proses pemulihan. Hindari obat-obatan pereda nyeri atau penurun panas yang mengandung aspirin atau ibuprofen, karena kedua jenis obat ini dapat meningkatkan risiko perdarahan internal pada penderita DBD. Paracetamol adalah pilihan yang relatif aman untuk meredakan demam dan nyeri, tetapi penggunaannya pun harus tetap di bawah pengawasan dokter.
BACA JUGA:Waow... Kasus DBD Tahun 2024 Sebanyak Ini
Selain perawatan fisik, pengawasan terhadap perubahan gejala juga tidak boleh diabaikan. Keluarga atau pengasuh harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya seperti mimisan, gusi berdarah, muntah berulang, nyeri perut hebat, lemas yang berlebihan, serta perubahan kesadaran seperti linglung atau penurunan respons. Jika gejala-gejala tersebut muncul, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit karena bisa menandakan fase kritis DBD yang memerlukan penanganan intensif. Dalam fase ini, kecepatan waktu menjadi sangat penting karena keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kondisi penderita memburuk secara cepat. Keluarga juga sebaiknya tidak menyepelekan demam tinggi yang berlangsung lebih dari dua hari, terlebih jika disertai dengan gejala-gejala khas DBD lainnya seperti bintik merah di kulit, nyeri otot dan sendi, atau nyeri di belakang mata. Pemeriksaan ke dokter harus segera dilakukan agar diagnosis dan penanganan tidak tertunda. Di sisi lain, penting untuk tidak panik dan tidak langsung mempercayai berbagai informasi yang beredar tanpa dasar medis yang jelas. Konsultasi langsung dengan tenaga kesehatan tetap menjadi langkah paling aman dan tepat.
Dalam penanganan DBD, keterlibatan keluarga sangat penting, baik dalam memberikan dukungan emosional maupun membantu perawatan harian. Penderita sering kali merasa lemah dan tidak nyaman, sehingga kehadiran orang terdekat yang sabar dan memahami kondisi mereka dapat membantu mempercepat proses pemulihan. Keluarga juga harus memastikan lingkungan sekitar tetap bersih dan bebas dari potensi sarang nyamuk, agar tidak terjadi penularan kepada anggota keluarga lain. Disinfeksi area kamar pasien, pembuangan air tergenang, serta penggunaan kelambu atau obat nyamuk menjadi langkah tambahan yang penting dilakukan. Dalam beberapa kasus, DBD dapat menyerang lebih dari satu anggota keluarga dalam waktu berdekatan jika pengendalian lingkungan tidak dilakukan secara menyeluruh. Karena itu, perawatan penderita dan pencegahan penularan harus dilakukan secara bersamaan. Apabila pasien sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, pemulihan pasca-DBD juga memerlukan perhatian, terutama untuk memulihkan kembali kekuatan fisik dan kadar trombosit yang normal. Istirahat cukup, konsumsi makanan tinggi protein dan zat besi, serta menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah langkah-langkah yang perlu dilanjutkan meskipun gejala utama sudah hilang. Jangan terburu-buru kembali ke aktivitas berat, karena tubuh masih membutuhkan waktu untuk benar-benar pulih.
BACA JUGA:Gawat! 1 Warga Gajah Mati Positif DBD
BACA JUGA:Awas Musim Hujan Waspadai DBD
Mengetahui langkah-langkah penanganan awal saat terdiagnosis DBD sangat penting untuk menghindari risiko komplikasi serius. Edukasi kesehatan mengenai DBD perlu terus disosialisasikan, baik melalui media massa, fasilitas kesehatan, maupun komunitas, agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi dini dan penanganan cepat terhadap penyakit ini. Ketika satu keluarga memiliki pengetahuan dan kesiapsiagaan yang baik dalam menghadapi kasus DBD, maka risiko fatalitas dapat ditekan, dan upaya pencegahan penularan bisa lebih maksimal. Maka dari itu, memahami langkah konkret sejak diagnosis ditegakkan hingga pemulihan total bukan hanya menyelamatkan individu, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat secara luas.
Referensi:
• Kementerian Kesehatan RI. (2023). Pedoman Klinis Penatalaksanaan Kasus DBD di Fasilitas Kesehatan.
• WHO. (2022). Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.
• Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (2022). Prosedur Penanganan Demam Berdarah Dengue di Tingkat Rumah dan Rumah Sakit.
• Pusat Data dan Informasi Kesehatan (Pusdatin). (2022). InfoDatin: Dengue dan Penanganan Berbasis Masyarakat.
• UNICEF Indonesia. (2021). Peran Keluarga dalam Perawatan Anak dengan Penyakit Menular.