Tangis Pilu Anak yang Terbuang

Tangis Pilu Anak yang Terbuang.-AI-Radar Mukomuko

Di sebuah kota besar, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arman. Ia adalah anak dari seorang saudagar kaya yang memiliki banyak harta dan kekayaan. Arman memiliki kehidupan yang mewah dan nyaman, namun ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya.

Ia sudah merasakan bagaimana pahitnya kehidupan sejak masih bayi, ia dibuang oleh saudara ayahnya sendiri lantaran takut semua harta kekayaan ayahnya diwariskan kepadanya. Maka tibalah hari yang paling menyedihkan itu, arman kecil yang belum tau apa-apa, bayi mungil yang tak berdosa ini harus dipisahkan dari kasih sayang orang tuanya, dari dekapan hangat sang ibu. Ia juga tidak lagi merasakan bagaimana rasanya air susu seorang ibu yang seharusnya ia minum ketika ia lapar. 

Saudara ayahnya yang bernama rudi, yang seharusnya ia panggil dengan panggilan PAMAN dengan begitu tega membawa arman sang bayi jauh kesebuah desa terpencil. Ditengah malam gelap gulita, kala itu hujan turun dengan derasnya, tat kala arman tertidur pulas dikamar bayi, saat itulah arman dibawa pergi oleh rudi sang paman tercinta. 

  Ma afkan aku aku harus membawamu pergi jauh dari sini......  kata Arman . 

BACA JUGA:HUT KE-24 Harian Rakyat Bengkulu: Tiket Konser NDX AKA Sudah Bisa Dibeli di Radar Mukomuko

Setibanya dipedasaan Arman, yang tidak mengerti apa yang terjadi, tergeletak di sebuah jalan desa. Ia menangis dan merengek, namun tidak ada yang mendengar. Arman kehausan ingin minum susu, ia kedinginan, tubuhnya menggigil. Entah berapa lama ia tergeletak dalam gelapnya malam, akhirnya manusia berhati malaikat bernama budi menemukannya lalu membawa bayi arman yang malang kegubuknya. 

Hari-hari berlalu, budi bersama sang istri merawat arman dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri,  mencurahkan segala kasih sayang demi kebahagiaan arman.  Arman terus hidup dan tumbuh di pedesaan hingga mencapai usia remaja.  Ia bekerja sebagai petani bahkan kadang sebagai pengemis demi membantu orang tua angkatnya, Arman tidak pernah melupakan orang tuanya dan terus berharap bahwa suatu hari nanti ia akan bertemu dengan mereka lagi.

Dilain tempat seorang itu yang terus hidup dengan hati yang tersiksa, setiap hari berdo a agar anaknya yang hilang segera kembali kerumahnya. Berharap tuhan memberikan keajaiban padanya. 

Suatu hari arman pamit kepada orang tua angkatnya, ia ingin pergi kekota untuk mencari keberadaan orang tua kandungnya. 

  ayah ..ibu...izinkan aku berangkat kekota untuk mencari orang tua kandungku.  Kata arman sambil memohon

BACA JUGA:Koperasi Merah Putih Butuh Dukungan APBDes

Tapi nak, kamu tidak tau alamat rumah mereka, ayahpun saat menemukanmu tidak menemukan petunjuk yang ditinggalkan orang tuamu..  kata budi meyakinkan anaknya. 

  tidak apa-apa ayah, aku yakin orang tuaku pasti juga sedang mencariku....  lanjut arman dengan berlinang  air mata. 

Karena tekat yang begitu bulat, akhirnya dengan berat hati budi melepaskan putranya berangkat kekota. Sesampainya dikota ia terus berjalan menelusuri setiap seluk beluk kota dengan membawa harapan dan impian. 

Namun, nasib Arman tidak berakhir dengan bahagia. Ia terus hidup di jalanan, tidak memiliki tempat untuk tinggal dan tidak memiliki orang yang peduli padanya. Arman merasa bahwa hidupnya tidak memiliki arti lagi dan bahwa ia hanya sebuah anak yang terbuang.

BACA JUGA:Warga Marga Mukti Desak Jalan Penghubung Segera Dihotmix

Suatu hari, ia jatuh sakit. Ia terbaring di jalanan, tidak memiliki uang untuk membeli obat. Arman merasa bahwa ajalnya sudah dekat dan bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan orang tuanya lagi.

Dalam kesedihannya, Arman menulis sebuah surat kepada orang tuanya, berharap bahwa suatu hari nanti surat tersebut akan dibaca oleh mereka. Surat tersebut berisi tentang kesedihannya dan tentang bagaimana ia merindukan mereka.

Arman meninggal dunia beberapa hari kemudian, sendirian dan tidak memiliki orang yang peduli padanya. Surat yang ia tulis tidak pernah dibaca oleh orang tuanya, dan Arman terus menjadi anak yang terbuang, tidak memiliki tempat untuk tinggal dan tidak memiliki orang yang peduli padanya lagi. (tamat)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan