Konsep Kota 15 Menit Apakah Masa Depan Urban Lebih Ramah Pejalan Kaki
![](https://radarmukomuko.bacakoran.co/upload/47b2db6ed68c22b78fe315d8da060812.jpg)
Konsep Kota 15 Menit Apakah Masa Depan Urban Lebih Ramah Pejalan Kaki--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Seiring dengan meningkatnya urbanisasi dan kesadaran akan keberlanjutan, konsep Kota 15 Menit semakin menarik perhatian para perencana kota dan pembuat kebijakan. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan kota yang lebih ramah pejalan kaki dengan menyediakan semua kebutuhan esensial, seperti tempat kerja, sekolah, layanan kesehatan, dan rekreasi, dalam jarak yang dapat ditempuh dalam 15 menit berjalan kaki atau bersepeda dari rumah. Dengan cara ini, warga dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, menghemat waktu perjalanan, serta meningkatkan kualitas hidup mereka (Moreno et al., 2021).
BACA JUGA:Segini Durasi Berjalan Kaki yang Tepat untuk Kecilkan Perut Buncit
BACA JUGA:Mana yang Lebih baik? Berjalan Kaki Vs Naik Tangga,Simak disini
Salah satu manfaat utama dari konsep ini adalah peningkatan keberlanjutan lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, emisi karbon dapat ditekan, sehingga membantu dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu, kota yang lebih ramah pejalan kaki juga berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat dengan mendorong aktivitas fisik yang lebih banyak, seperti berjalan kaki dan bersepeda, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas dan penyakit jantung (Newman & Kenworthy, 2015).
Konsep Kota 15 Menit telah diadopsi di beberapa kota besar, termasuk Paris yang menjadi salah satu pelopor dalam menerapkan gagasan ini. Wali Kota Anne Hidalgo telah mendorong perubahan kebijakan yang mendukung pejalan kaki dan pesepeda, seperti pengurangan jalur kendaraan bermotor, peningkatan ruang hijau, serta pembangunan infrastruktur yang lebih inklusif bagi pengguna jalan non-motor. Selain Paris, kota-kota seperti Melbourne, Portland, dan Barcelona juga mulai menerapkan prinsip serupa dalam perencanaan kota mereka (Hidalgo, 2022).
BACA JUGA:Selain Lari dan Jalan Kaki, Ternyata 4 Olah Raga Ini Bisa Bikin Awet Muda
Namun, meskipun konsep ini memiliki banyak manfaat, ada juga tantangan dalam implementasinya. Salah satu kendala utama adalah kebutuhan akan perencanaan ulang tata kota yang sudah ada, yang bisa memakan waktu dan biaya besar. Selain itu, dalam beberapa kasus, harga properti di area yang memenuhi prinsip Kota 15 Menit bisa meningkat drastis, yang dapat menyebabkan gentrifikasi dan menyingkirkan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dari daerah tersebut (Gehl, 2019).
BACA JUGA:Jalan Kaki Dapat Meningkatkan Kesehatan Secara Menyeluruh, 5 Posisi Tubuh Yang Benar Saat Jalan Kaki
Untuk memastikan keberhasilan konsep ini, diperlukan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk pengaturan zonasi yang lebih fleksibel, investasi dalam infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda, serta insentif bagi bisnis lokal agar dapat berkembang di lingkungan yang lebih ramah bagi warga. Dengan pendekatan yang tepat, Kota 15 Menit berpotensi menjadi solusi masa depan bagi urbanisasi yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan efisien.
Referensi
• Gehl, J. (2019). Cities for People. Island Press.
• Hidalgo, A. (2022). The Parisian 15-Minute City: A Model for Sustainable Urban Living. Urban Studies Journal, 59(4), 678-695.
• Moreno, C., Allam, Z., Chabaud, D., Gall, C., & Pratlong, F. (2021). Introducing the “15-Minute City”: Sustainability, Resilience and Place Identity in Future Post-Pandemic Cities. Smart Cities, 4(1), 93-111.
• Newman, P., & Kenworthy, J. (2015). The End of Automobile Dependence: How Cities Are Moving Beyond Car-Based Planning. Island Press.