Sebab Pohon Kurma Menangis: Bukti Kerinduan Mendalam Terhadap Mahluk Mulia Ini

Sabtu 21 Sep 2024 - 09:03 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

radarmukomukobacakoran.com-Pohon kurma, yang dikenal dengan buahnya yang manis dan bernutrisi, memiliki tempat istimewa dalam sejarah Islam. 

Tidak hanya dikenal sebagai sumber makanan yang penting, tetapi pohon ini juga memiliki kisah spiritual yang mendalam yang melibatkan kerinduan dan kasih sayang terhadap Makluk Paling mulia Yaitu Rasulullah SAW. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pohon kurma menjadi simbol kerinduan yang mendalam, siapa saja yang terlibat dalam kisah ini, apa makna dari kisah tersebut, di mana dan kapan peristiwa ini terjadi, mengapa kisah ini penting dalam konteks spiritual, dan bagaimana kita bisa memahami dan menghargai makna di baliknya.

Kisah tangisan pohon kurma berkisar pada hubungan antara Rasulullah SAW dan sebuah pohon kurma yang pernah berdiri di masjid Nabawi di Madinah. 

BACA JUGA:Manfaat Kaktus untuk Ruangan: Lebih dari Sekadar Dekorasi, Ini Alasan Kenapa Anda Harus Memilikinya!

BACA JUGA:Hati Hati! Jangan Terlalu Banyak Minum Teh Hijau, Ini Efeknya Bagi Kesehatan

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering berkhutbah di sebuah mimbar yang terbuat dari batang pohon kurma. 

Ketika mimbar baru dibuat, Rasulullah SAW tidak lagi menggunakan mimbar dari batang pohon kurma tersebut. 

Hal ini membuat pohon kurma tersebut "menangis" sebagai tanda kerinduan akan kehadiran Rasulullah SAW yang sering berdiri di dekatnya.

Kisah tangisan pohon kurma ini mengandung makna yang mendalam tentang kasih sayang dan kerinduan. 

Pohon kurma yang menangis adalah simbol betapa dekatnya hubungan antara Rasulullah SAW dan umatnya, termasuk benda-benda di sekelilingnya. 

Koneksi emosional ini menggambarkan tingkat kedekatan dan kecintaan yang dirasakan oleh makhluk hidup terhadap Rasulullah SAW. 

Dalam konteks spiritual, kisah ini menunjukkan bagaimana segala sesuatu di dunia ini memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad SAW dan mencintai beliau dengan cara mereka sendiri.

BACA JUGA:Menjelajahi Keutamaan Sholat Tahajud dan Tata Caranya

Peristiwa tangisan pohon kurma terjadi di Madinah, khususnya di masjid Nabawi. Masjid ini adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah Islam, di mana Rasulullah SAW sering berkumpul dengan para sahabatnya, memberikan khutbah, dan melakukan berbagai aktivitas keagamaan. Peristiwa ini terjadi pada masa awal Islam ketika masjid Nabawi masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan. 

Secara spesifik, peristiwa ini terjadi pada periode awal tahun-tahun hijrah, setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Kisah tangisan pohon kurma penting karena ia mengajarkan tentang kedekatan spiritual dan cinta yang dirasakan oleh makhluk hidup terhadap Rasulullah SAW. 

Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai utusan Allah yang membawa wahyu dan petunjuk hidup. 

Kehadiran beliau tidak hanya mempengaruhi manusia tetapi juga segala sesuatu di sekelilingnya. 

Kisah ini mengajarkan bahwa cinta dan kerinduan terhadap Rasulullah SAW melampaui batasan manusia dan menyentuh seluruh ciptaan Allah. 

Ini adalah pengingat bagi umat Islam tentang pentingnya mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW serta mengikuti teladan beliau.

Memahami dan menghargai makna di balik kisah tangisan pohon kurma melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, kita perlu mempelajari dan mendalami sejarah serta hadis-hadis yang berkaitan dengan Rasulullah SAW untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan beliau dengan umatnya dan makhluk hidup di sekelilingnya. 

Kedua, kita harus merenungkan bagaimana kisah ini dapat memotivasi kita untuk lebih mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. 

Ini bisa dilakukan melalui amalan-amalan seperti membaca dan memahami Al-Qur’an dan hadis, serta menerapkan ajaran-ajaran Nabi dalam perilaku dan sikap kita.

Ketiga, kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai semua ciptaan Allah. Seperti halnya pohon kurma yang "menangis" karena kehilangan kehadiran Rasulullah SAW, kita juga harus menjaga dan menghargai lingkungan sekitar kita. Menghormati ciptaan Allah, termasuk tanaman dan makhluk hidup lainnya, adalah bagian dari menjalankan ajaran Islam yang mencintai dan merawat bumi.

Dengan memahami dan menghargai makna dari kisah tangisan pohon kurma, kita tidak hanya mendapatkan wawasan spiritual yang lebih dalam tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan kita sehari-hari. Ini adalah bagian dari perjalanan spiritual kita untuk lebih dekat dengan Allah dan Rasul-Nya.

Referensi

1. Hadis Riwayat Jabir bin Abdullah. (n.d.). Kisah Pohon Kurma yang Menangis. Diakses dari berbagai sumber hadis online.

o Hadis yang menceritakan tentang tangisan pohon kurma sebagai tanda kerinduan terhadap Rasulullah SAW.

2. Al-Qur’an dan Hadis tentang Nabi Muhammad SAW. (n.d.). Ajaran dan Teladan Nabi Muhammad SAW. Diakses dari https://www.quran.com dan https://www.sunnah.com

o Sumber utama ajaran Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan hubungan beliau dengan umat dan makhluk hidup.

3. Rizvi, S. (2020). Spiritual Significance of Prophet Muhammad’s Life. London: Islamic Heritage Books.

o Buku yang membahas makna spiritual dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan pengaruhnya terhadap umat dan lingkungan.

4. Khan, M. (2021). The Emotional Connection with Prophet Muhammad SAW. Diakses dari https://www.islamicstudies.com/emotional-connection

o Artikel yang menjelaskan tentang hubungan emosional antara Rasulullah SAW dan makhluk hidup di sekelilingnya.

5. Bukhari, I. (n.d.). Hadith Collection on Prophet Muhammad SAW. Diakses dari https://www.bukhari.com

o Kumpulan hadis yang memberikan konteks dan detail lebih lanjut tentang hubungan Rasulullah SAW dengan lingkungan dan umatnya.

 

 

Kategori :