Menurut Tradisi Jawa Dan Tradisi Bali Ingin Hasil Padi Sawah Melimpah Ini Bulan Tanam yang Cocok.

Sabtu 20 Jul 2024 - 08:44 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

radarmukomuko.bacakoran.com - Kebanyakan para petani padi di Indonesia masih teguh memegang tradisi leluhur dalam bertani. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah menentukan bulan tanam padi yang dianggap “mujarab” atau membawa keberuntungan. 

Penentuan bulan ini didasari perpaduan antara kearifan lokal dan ilmu pengetahuan, menghasilkan harmoni antara tradisi dan sains.

Bagi para petani padi, menentukan bulan mujarab bukan sekadar ritual, tetapi sebuah strategi penting untuk memastikan panen berlimpah. 

Tradisi ini diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi, menjadi pedoman bagi para petani dalam menjinakkan Dewi Padi, sang pembawa kemakmuran.

Di Jawa, misalnya, banyak petani yang menggunakan sistem perhitungan berdasarkan kalender Jawa. Bulan-bulan seperti Suro, Mulud, dan Syaban umumnya dianggap baik untuk menanam padi. 

Di Bali, penentuan bulan mujarab didasarkan pada sistem “Tri Wara”. Sistem ini membagi bulan menjadi enam kategori, yaitu: Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, Wuku Wariga, Wuku Wurung, dan Wuku Kelawu. Masing-masing kategori memiliki tingkat kesuburan dan potensi panen yang berbeda.

Namun, penentuan bulan mujarab bukan hanya tentang tradisi. Para petani juga mempertimbangkan faktor ilmiah seperti kondisi cuaca dan iklim. 

Musim penghujan yang ideal dengan curah hujan yang cukup dan stabil menjadi faktor utama. Petani juga mengamati kondisi tanah dan hama tanaman untuk memastikan waktu tanam yang optimal.

Perpaduan tradisi dan sains ini bukan hanya membantu para petani dalam mencapai hasil panen yang optimal, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian budaya dan keharmonisan dengan alam. 

Tradisi ini menunjukkan bagaimana para petani padi di Indonesia telah beradaptasi dengan kemajuan zaman, menggabungkan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan untuk mencapai hasil yang terbaik.

Bagi para petani, menentukan bulan mujarab bukan hanya tentang panen padi, tetapi juga tentang menjaga hubungan dengan leluhur dan Dewi Padi. Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur atas karunia alam dan tekad para petani untuk terus bertani dengan penuh dedikasi dan keyakinan.

Di tengah gempuran modernisasi, tradisi menentukan bulan mujarab menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih memiliki tempat di era modern. 

Tradisi ini bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang strategi jitu para petani untuk mencapai panen berlimpah dan menjaga keharmonisan dengan alam.*

Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : desacandirejo-semin.gunungkidulkab.go.id dan m.kumparan.com

Kategori :