Tanda-Tanda Gangguan Jin dalam Tubuh Menurut Al-Qur’an dan Hadis

Selasa 18 Nov 2025 - 16:35 WIB
Reporter : Ahmad Kartubi
Editor : Ahmad Kartubi

koranrm.id - Ada masa ketika seseorang merasakan perubahan pada dirinya tanpa sebab yang jelas. Tubuh terasa berat, pikiran mudah bimbang, atau emosi mendadak berubah seolah dikendalikan oleh sesuatu yang tak terlihat. 

Dalam tradisi keislaman, gejala-gejala semacam ini kerap dikaitkan dengan gangguan makhluk halus, khususnya jin. Bukan sekadar cerita dari mulut ke mulut, referensi tentang keberadaan jin dan pengaruhnya terhadap manusia termaktub dalam Al-Qur’an dan hadis, menjadi acuan bagi para ulama ketika menjelaskan fenomena yang sulit dijawab oleh logika semata.

Seorang praktisi ruqyah syar’iyyah di Bengkulu, Ustaz Hasan Al-Fathani, menjelaskan bahwa gejala gangguan jin biasanya muncul secara bertahap. Ia menuturkan bahwa banyak pasien datang kepadanya dengan rasa gelisah yang tidak mampu dijelaskan melalui medis. 

“Mereka sering mengaku mendengar bisikan yang membuat hati goyah, atau merasa diawasi meski tidak ada siapa pun di sekelilingnya,” ujarnya. 

Menurutnya, tanda-tanda tersebut sesuai dengan penjelasan para ulama yang merujuk pada firman Allah dalam Surah Al-A’raf ayat 200–201 tentang bisikan setan yang dapat mengganggu manusia.

Dalam proses pengamatan para ahli ruqyah, perubahan perilaku sering menjadi ciri awal yang paling mudah dikenali. Seseorang yang sebelumnya tenang dapat berubah menjadi pemarah tanpa sebab, atau tiba-tiba menghindari aktivitas ibadah. 

Sebagian bahkan merasa sesak ketika mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Fenomena itu dipahami sebagai reaksi jin yang tidak tahan terhadap bacaan yang mengandung ayat tauhid. Ustaz Hasan menambahkan, “Ada pasien yang begitu mendengar Surah Al-Baqarah, tubuhnya bergetar seperti menahan sesuatu dari dalam.”

Gangguan jin juga sering ditandai dengan mimpi buruk yang berulang. Banyak literatur klasik yang menjelaskan bahwa tidur yang tidak tenang bisa menjadi indikasi adanya pengaruh makhluk halus. 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mimpi buruk berasal dari setan. Riwayat ini kerap dijadikan landasan oleh para peruqyah untuk menilai apakah mimpi tertentu muncul akibat gangguan jin atau sekadar refleksi psikologis. 

Penyintas gangguan jin biasanya mengaku melihat bayangan hitam, makhluk aneh, atau berada di tempat gelap yang menimbulkan ketakutan mendalam.

Selain mimpi, rasa sakit fisik tanpa sebab medis jelas juga sering menjadi tanda lainnya. Beberapa pasien mengalami nyeri di bagian punggung, kepala berdenyut, atau perut terasa keras tanpa temuan penyakit berdasarkan pemeriksaan dokter. 

Dalam banyak kasus, rasa sakit itu muncul terutama pada waktu-waktu tertentu, seperti menjelang magrib atau tengah malam. 

Para peruqyah meyakini ada hubungan antara waktu tersebut dan aktivitas makhluk halus di alam gaib. Namun, pendekatan ruqyah tetap mengutamakan pengecekan medis sebagai langkah awal agar tidak terjadi kesalahan diagnosis.

Gangguan jin juga diyakini memengaruhi kondisi mental seseorang. Kelesuan berlarut-larut, pikiran gelap, atau keputusasaan ekstrem kerap ditemukan pada mereka yang mengalami serangan jin. 

Meski demikian, para ulama menekankan bahwa unsur medis dan psikologis tidak boleh diabaikan. Al-Qur’an dan hadis menjadi pedoman, tetapi kehati-hatian tetap diutamakan. 

Ustaz Hasan menegaskan, “Tidak semua tanda itu pasti menunjukkan gangguan jin. Ruqyah bukan pengganti medis, tetapi pelengkap. Kita harus jujur menilai kondisi seseorang secara menyeluruh.”

Dalam konteks masyarakat modern, praktik ruqyah syar’iyyah semakin diterima karena berpegang pada ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa dari sunnah Nabi. 

Ruqyah dipandang sebagai bentuk ikhtiar yang menguatkan spiritual seseorang, terutama ketika ia merasa tak berdaya menghadapi sesuatu di luar jangkauan pikirannya. Proses ruqyah berlangsung dengan pembacaan ayat-ayat tertentu seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, Surah Al-Baqarah ayat 1–5, serta ayat-ayat ruqyah lain yang disebutkan dalam hadis sahih. 

Ketika ayat tersebut dibacakan, beberapa pasien menunjukkan reaksi seperti pusing, mual, atau tubuh terasa ringan setelahnya.

Gangguan jin, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah An-Nas, merupakan bentuk dari godaan makhluk halus yang berusaha memengaruhi hati manusia. Ayat ini sering dijadikan rujukan tentang perlindungan diri melalui doa dan zikir. 

Dengan demikian, pencegahan dianggap lebih baik daripada pengobatan. Membiasakan diri membaca zikir pagi dan petang, menjaga wudu, dan menjadikan rumah sebagai tempat yang hidup dengan bacaan Al-Qur’an diyakini dapat menetralisir potensi gangguan gaib.

Dalam banyak kasus, seseorang baru menyadari adanya gangguan setelah gejala yang dirasakannya semakin berat. Namun selama kesadaran dan ikhtiar terus dijaga, gangguan jin bukan sesuatu yang mustahil untuk diatasi. 

Ruqyah menjadi salah satu jalan, tetapi ketenangan hati, kedekatan dengan Allah, dan pola hidup seimbang tetap menjadi pondasi utama untuk kembali pulih.

Kategori :