Meski Berbahaya Tradisi Pasola Sumba Masih Eksis Hingga Sekarang
Tradisi Pasolla Sumba.--istimewa
radarmukomuko.bacakoran.com-Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan potensi sumber daya budaya. Hal ini terlihat dari banyaknya pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan dari Pulau Rote hingga Pulau Mianga.
Keadaan wilayah nusantara saat ini memberikan gambaran dan karakterisasi bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam dan budaya yang kaya dan berharga. Masih banyak potensi sumber daya alam dan budaya yang belum tereksplorasi atau tereksplorasi. Misalnya, masih banyak kekayaan budaya yang belum dapat diinventarisasi dan diteliti dengan baik.
Memang terdapat begitu banyak dan beragamnya budaya sehingga memerlukan waktu dan tenaga ahli untuk mengumpulkan data sumber daya budaya. Hampir semua subkultur yang tinggal di pulau berpenghuni memiliki gaya hidup yang unik.
Kebudayaan Sumba dengan sistem kepercayaannya yang disebut Marapu, mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri dalam menjalankan kehidupan dan tradisinya. Banyak sekali tradisi di Pulau Sumba, salah satunya Pasola yang masih eksis hingga saat ini dan masih dilakukan sebagai bagian dari ritual/upacara setelah tibanya masa panen.
Tradisi pertanian masyarakat Sumba ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ritual mendoakan keberhasilan dan kesejahteraan dalam pengelolaan hasil pertanian. Sebagai bentuk ritual untuk memperoleh kesuburan pertanian, bagi masyarakat Sumba dilakukan kegiatan yang bernuansa magis religi berupa permainan ketangkasan seperti adu, lempar tombak dari kuda kepada lawan.
Permainan ini biasa dikenal dengan nama Pasola. Tradisi pertanian jenis ini juga diintegrasikan ke dalam tradisi pastoral yang bercirikan penggunaan kuda. Terlihat adanya integrasi antar warga Sumba, selain menjadi masyarakat pertanian dan menjadi peternak atau peternak kuda.
Perpaduan antara tradisi pertanian dengan tradisi pastoral inilah yang melahirkan tradisi Pasola. Pasola merupakan bagian dari sistem kepercayaan Marapu dengan sistem kepercayaan tersebut, sebagian masyarakat Sumba dan Sumba barat daya pada khususnya berpedoman pada pola perilaku yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Pasola merupakan salah satu rangkaian ritual pertanian dan perayaan pasca panen. Tradisi Pasola dirayakan sebagai bentuk kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Sumba atas hasil panen. Dalam perkembangannya, Pasola menjadi terkenal dan menjadi simbol di hati masyarakat Sumba pada umumnya dan wilayah Sumba Barat Daya pada khususnya.
Keunikan permainan tradisional ini membawa daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencintai budaya dan penemuan, termasuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Pasola merupakan bagian dari upacara Nale, yaitu upacara adat Sumba Barat dan Barat Daya yang meliputi permainan menunggang kuda dan lempar lembing dari kuda cepat antara dua kelompok yang berlawanan. Tradisi ini merupakan bagian dari sistem kepercayaan Marapu.
Pada dasarnya Pasola diadakan untuk memperingati atau merayakan setelah masa panen tiba. Untuk setiap keberhasilan, beberapa jenis ritual suci dipersembahkan kepada para dewa dalam ajaran Marapu. Tradisi ini berlangsung setiap tahun pada bulan Februari hingga Maret.
Atraksi yang berlangsung adalah pertarungan dengan cara melemparkan tombak (yang terbuat dari kayu) kepada lawan hingga mengeluarkan darah, karena darah ini sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah. Hal ini telah dilakukan secara turun temurun sebagai bentuk pemujaan leluhur Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi cara sosial untuk menjalin persahabatan dan persaudaraan.
Dampak dari pelaksanaan kegiatan Pasola adalah mengajarkan masyarakat untuk hidup dan berperilaku baik, sebagai bentuk penyelesaian krisis pada masyarakat Sumba, sekaligus memberikan hiburan bagi masyarakat dan kedepannya menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan devisa negara. Sedangkan sisi negatifnya, Pasola dapat menimbulkan bencana berupa luka-luka bahkan kematian tanpa asuransi bagi mereka yang menderita cacat atau meninggal dunia.
Akar tradisi Pasola yang mengakar kuat pada budaya Sumban menjadikan tradisi Pasola lebih dari sekedar permainan. Ritual Pasola merupakan bagian dari rangkaian upacara pertanian, yang sebelum diadakan Pasola masih banyak rangkaian upacara lainnya seperti upacara menyembelih ayam dan babi tergantung dari petunjuk para Rata, kemudian diadakan upacara Nate/ Nyale atau menangkap cacing laut berwarna-warni di pesisir pantai, dilanjutkan dengan upacara adu ketangkasan (tinju tradisional) seperti layaknya tinju yang beradu, setelah prosesi tersebut keesokan harinya diadakan ritual Pasola.