Wow Taman Nasional Komodo Masuk Dalam 10 Destinasi Ekowisata Berstandar Internasional

Taman Komodao.--istimewa

 

radarmukomuko.bacakor.com-Taman Nasional Komodo didirikan pada tahun 1980. Terletak di antara Pulau Sumbawa, sebelah barat Nusa Tenggara, dan Pulau Flores, sebelah timur Nusa Tenggara. Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Alam Dunia pada tahun 1991. Pada tahun 2012, TNK menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Alam Baru. Kawasan Taman Nasional Komodo juga masuk dalam 10 besar destinasi wisata di Indonesia dan bersiap menjadi kawasan ekowisata berstandar internasional.

Total luas kawasan Taman Nasional Komodo mencapai 1.817. km2, dimana hanya 33% berupa daratan dan 67% berupa perairan laut. Beberapa pulau yang masuk dalam kawasan TNK antara lain P. Komodo, P. Rinca, P. Padar, P. Gili Motang dan P. Nusa Kode. Di antara pulau-pulau tersebut, hanya Pulau Komodo (33.937 Ha) dan Pulau Rinca (19.627 Ha) yang menjadi lokasi pengamatan Komodo. 

Dibandingkan wilayah lain di Indonesia, keanekaragaman tumbuhan dan satwa liar di wilayah ini relatif rendah, dan hanya spesies yang mampu beradaptasi pada lingkungan kering yang terbatas.

Komodo (Varanus komodoensis) adalah tercantum dalam Lampiran I Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES) dan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengklasifikasikan spesies tersebut sebagai spesies yang rentan. Memang populasi Komodo cenderung menurun dan penyebarannya terbatas. 

Komodo mempunyai ukuran tubuh lebih besar dibandingkan kadal lainnya, panjang tubuh komodo bisa mencapai 3 meter dengan berat badan 3 meter. lebih dari 100kg. Komodo dapat melihat hingga jarak 300 meter, namun tidak dapat melihat dengan jelas dalam kegelapan karena retinanya hanya memiliki sel kerucut.

Komodo dapat membedakan warna namun kurang mampu membedakan benda diam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rangsangan rasa dan penciuman, seperti reptil lainnya, dengan indera penciumannya menggunakan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi dalam kegelapan.

Berkat angin dan kebiasaan memiringkan kepala ke kanan dan kiri saat berjalan, komodo bisa mendeteksi keberadaan mayat pada jarak 4 hingga 9,5 km. Lubang hidung komodo tidak mempunyai indera penciuman yang baik karena tidak mempunyai rongga hidung. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya memiliki sedikit ujung saraf pengecap di bagian belakang tenggorokan. 

Komodo merupakan hewan karnivora dan tidak mempunyai makanan khusus. Makanan utama komodo dewasa adalah babi hutan, rusa, dan terkadang komodo lainnya. Jika komodo merasa mampu, mereka akan berburu kerbau liar, musang, tikus, dan burung. Terkadang komodo juga memakan ular, telur penyu, dan monyet. Komodo muda sering memakan kadal kecil, telur, tikus, ular dan serangga yang hidup di pohon, tunggul dan batang kayu.

Sebaran dan populasi

Spesies Komodo yang paling sabar di P. Komodo, P. Rinca, P. Gilimotang, P. Padar dan Pulau Flores bagian barat. Tersebar luas di bagian barat Pulau Flores, dari Labuan Bajo sampai Nangalili, dan di pesisir utara Dampek  sebelah barat Riung (Aufenberg, 1981). Di luar kawasan ini, komodo menyebar ke arah timur sepanjang pantai utara P. Flores dan timur sepanjang pantai utara Pulau Flores hingga sekitar Tanjung Watumanuk.

Aktivitas dan perilaku

Aktivitas komodo bergantung pada kondisi lingkungan, terutama peningkatan suhu lingkungan. Pada malam hari, komodo lebih suka tinggal di liang/lubang atau sarang yang suhunya relatif lebih hangat dibandingkan di padang rumput terbuka. Komodo mulai aktif keluar dari tempat persembunyiannya pada pukul 06.45 dan kembali sekitar pukul 18.15. Waktu perjalanan aktif komodo dimulai pada pukul 06.00 hingga 10.00. Pada siang hari, pukul 11.00 hingga 13.00, aktivitas istirahat paling tinggi. Berjemur dilakukan pada pagi dan sore hari. 

Saat masih muda, komodo merupakan hewan yang mampu memanjat pohon. Hal ini terkait dengan upaya bertahan hidup adaptif yang digunakan untuk berburu hewan seperti belalang, tokek, dan kadal. Memanjat pohon merupakan upaya untuk melindungi diri, karena komodo merupakan hewan kanibal. Komodo dapat berpindah dari pohon ke pohon  dengan cara merangkak. Perilaku arboreal ini terutama untuk beristirahat dan mencari mangsa seperti tokek, kadal, telur burung, serangga, tikus atau untuk menghindari serangan dan kanibalisme oleh komodo lain dan predator lainnya, termasuk musang dan burung.

Tag
Share