Kasus Terbaru Uang Palsu Pelaku Gunakan Printer dan Kertas Spesial

Kasus Terbaru Uang Palsu Pelaku Gunakan Printer dan Kertas Spesial .--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Peredaran uang palsu kembali mencuat di awal tahun 2025, kali ini dengan modus yang semakin canggih dan terorganisir. Penggerebekan yang dilakukan aparat Kepolisian pada bulan April berhasil membongkar sebuah pabrik uang palsu di kawasan Perumahan Griya Melati 1, Bogor Barat. Pengungkapan ini bermula dari temuan tas mencurigakan berisi uang palsu senilai Rp316 juta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, yang memicu penyelidikan intensif hingga akhirnya mengarah ke rumah produksi di Bogor tersebut.

Pihak kepolisian berhasil menangkap delapan tersangka yang terlibat aktif dalam sindikat ini. Mereka menggunakan perangkat cetak berupa printer khusus serta kertas berkualitas tinggi yang menyerupai bahan asli uang rupiah dan dolar AS. Uang palsu yang diproduksi terdiri dari pecahan Rp100.000 dan USD 100, menunjukkan bahwa jaringan ini menyasar baik pasar domestik maupun kemungkinan perdagangan luar negeri.

BACA JUGA:Waspada Ini Ciri-Ciri Uang Palsu yang Sering Tidak Disadari Masyarakat

BACA JUGA:Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu: Iming-Iming Rumah dan Tanah untuk Loyalitas Anak Buah

Modus operandi sindikat ini tidak sembarangan. Mereka bekerja dengan sistem pesanan atau made by order, menjual Rp300 juta uang palsu hanya seharga Rp90 juta uang asli. Harga murah ini tentu menggoda sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkannya dalam transaksi ekonomi. Para pelaku diketahui mengedarkan hasil cetakan mereka ke berbagai wilayah, terutama pasar-pasar tradisional dan pusat perbelanjaan dengan tingkat pengawasan yang lemah.

Bank Indonesia (BI) turut menanggapi kasus ini dengan menegaskan bahwa uang palsu yang disita memiliki perbedaan mendasar dari uang asli. Tidak ditemukan adanya benang pengaman, tinta berubah warna, watermark, atau fitur keamanan ultraviolet yang umumnya tertanam dalam uang resmi. BI mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dengan selalu menerapkan metode 3D—dilihat, diraba, dan diterawang—sebagai langkah sederhana mendeteksi keaslian uang.

BACA JUGA:Semakin Canggih Modus Baru Peredaran Uang Palsu di Tahun 2025

Fenomena ini menyoroti bagaimana kemajuan teknologi justru memberi ruang baru bagi pelaku kejahatan untuk mengembangkan modus kejahatannya. Ketersediaan perangkat cetak berkualitas dan bahan baku kertas khusus yang bisa diperoleh secara online memperbesar peluang terjadinya tindak pemalsuan uang di berbagai daerah. Bahkan, beberapa pelaku diketahui menggunakan software desain grafis profesional untuk meniru detail cetakan uang asli.

BACA JUGA:Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu: Iming-Iming Rumah dan Tanah untuk Loyalitas Anak Buah

Ancaman peredaran uang palsu bukan hanya merugikan secara individu, tetapi juga berdampak sistemik terhadap perekonomian nasional. Kehadiran uang palsu dalam sirkulasi uang bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap transaksi tunai, merusak stabilitas harga barang, dan menciptakan kerugian pada pelaku usaha yang menjadi korban. Tak hanya itu, perputaran uang ilegal juga bisa memengaruhi validitas data moneter yang digunakan dalam pengambilan kebijakan ekonomi.

Pemerintah melalui aparat penegak hukum dan otoritas keuangan telah memperkuat koordinasi untuk menekan angka pemalsuan uang. Dalam konteks ini, literasi finansial menjadi kunci penting. Masyarakat diharapkan tidak hanya mengenali ciri fisik uang asli, tetapi juga memahami bahaya menyimpan atau menyebarkan uang palsu yang secara hukum merupakan tindak pidana berat.

BACA JUGA:Awal Mula Ide Andi Ibrahim Membuat Uang Palsu hingga Dirikan Pabrik di UIN Alauddin

Langkah pencegahan lain yang tengah dikembangkan termasuk penguatan teknologi uang digital yang lebih sulit dipalsukan serta pengurangan penggunaan uang tunai dalam transaksi sehari-hari. Program QRIS, e-wallet, dan pembayaran nontunai lainnya menjadi alternatif yang lebih aman, cepat, dan transparan. Meskipun begitu, masyarakat tetap harus dibekali pemahaman dasar terkait penggunaan teknologi keuangan agar tidak menjadi korban kejahatan siber yang sama berbahayanya.

Kasus pabrik uang palsu di Bogor juga menjadi peringatan bagi pelaku usaha, terutama di sektor ritel dan UMKM, untuk meningkatkan kewaspadaan. Pelatihan mendeteksi uang palsu dan penggunaan alat bantu seperti mesin deteksi uang kini menjadi investasi penting dalam mencegah kerugian besar akibat uang palsu. Beberapa komunitas usaha bahkan mulai bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengadakan edukasi langsung di pasar tradisional dan tempat-tempat publik.

Jika dibiarkan, kejahatan pemalsuan uang dapat terus berkembang seiring berkembangnya alat produksi dan lemahnya sistem kontrol di tingkat akar rumput. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak—pemerintah, pelaku usaha, media, dan masyarakat umum—untuk bersama-sama menggalakkan gerakan antisipasi dan edukasi publik secara luas. Hanya dengan kolaborasi menyeluruh, penyebaran uang palsu dapat ditekan dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan tetap terjaga.

Referensi:

• Kompas.com. (2025). Kronologi Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Bogor. https://www.kompas.com

• CNBC Indonesia. (2025). BI Ungkap Fakta Terbaru Uang Palsu Bogor. https://www.cnbcindonesia.com

• SERGAP.co.id. (2025). Polisi Berhasil Ungkap Pabrik Uang Palsu di Bogor. https://sergap.co.id

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan