Waspada Ini Ciri-Ciri Uang Palsu yang Sering Tidak Disadari Masyarakat

Waspada Ini Ciri-Ciri Uang Palsu yang Sering Tidak Disadari Masyarakat--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Peredaran uang palsu masih menjadi masalah serius di berbagai wilayah, terutama menjelang momen ramai seperti libur panjang, hari besar, atau masa panen. Tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban tanpa menyadari bahwa uang yang mereka terima ternyata tidak asli. Kurangnya pengetahuan tentang ciri-ciri uang palsu membuat praktik ini terus terjadi. Di tengah meningkatnya transaksi tunai dan non-tunai yang berjalan berdampingan, kewaspadaan terhadap keaslian uang menjadi hal yang sangat penting.
BACA JUGA:5 Surga Tersembunyi Malaysia, Petualangan yang Tak Terlupakan!
Pelaku UMKM, pedagang pasar tradisional, petani di desa, hingga penjual kaki lima sering kali menjadi sasaran empuk peredaran uang palsu. Mereka umumnya melakukan transaksi cepat dan jarang memiliki alat deteksi uang. Dalam beberapa kasus, uang palsu beredar lewat pembelian kecil dengan pecahan besar untuk menghindari kecurigaan. Kurangnya edukasi visual maupun tekstual tentang keaslian uang rupiah membuat banyak masyarakat tidak sadar bahwa uang yang mereka terima sebenarnya palsu.
Bank Indonesia telah menyematkan fitur keamanan berlapis pada uang rupiah, namun sebagian besar masyarakat hanya mengenali ciri dasar seperti gambar yang tampak kasar jika palsu. Padahal, ada beberapa elemen penting yang sering luput:
1. Kualitas Kertas
Uang asli dicetak menggunakan bahan khusus berbahan serat kapas yang lebih kuat dan kesat, sedangkan uang palsu cenderung terasa lebih licin dan mudah robek. Uang palsu juga biasanya tidak memiliki ketebalan yang konsisten.
BACA JUGA:Mobil Hybrid, Toyota New Corolla Cross HEV 1.8 CC Dibandrool Rp 600 An, Bergaya Urban Premium
2. Watermark (Tanda Air)
Saat diterawang, uang asli menampilkan bayangan wajah pahlawan nasional yang menyatu dengan gambar utama. Uang palsu sering kali hanya menampilkan gambar samar atau bahkan cetakan biasa yang bisa terlihat jelas tanpa diterawang.
3. Benang Pengaman (Security Thread)
Uang asli memiliki benang pengaman yang tertanam dan bisa terlihat utuh saat diterawang. Pada pecahan tertentu, benang ini bisa berubah warna. Uang palsu biasanya hanya mencetak garis imitasi yang tidak memiliki efek optik.
BACA JUGA:Tanpa Tomat, Sambal Kecap Ini Tetap Segar dan Pedas! Coba 3 Tips Rahasianya
4. Gambar yang Timbul (Intaglio Printing)
Pada uang asli, bagian seperti angka nominal, tulisan “Negara Kesatuan Republik Indonesia,” dan nama pahlawan terasa kasar bila diraba. Uang palsu umumnya memiliki permukaan yang datar karena hanya menggunakan cetak biasa.
5. Ultraviolet (UV) dan Mikro Teks
Fitur uang asli akan bersinar di bawah sinar ultraviolet, seperti tanda BI, angka nominal, serta benang pengaman yang menyala. Selain itu, uang asli memiliki tulisan mikro yang hanya bisa dibaca dengan alat bantu. Uang palsu sering gagal mereplikasi dua fitur ini secara sempurna.
BACA JUGA:Baluran Savana Afrika di Jantung Jawa Timur, Pesona Alam yang Memukau
Peredaran uang palsu meningkat saat transaksi tunai naik drastis, misalnya saat bulan Ramadan, lebaran, akhir tahun, atau event lokal seperti panen raya dan pesta rakyat. Pada momen-momen tersebut, perputaran uang sangat cepat, dan banyak pihak tidak memeriksa uang secara teliti karena mengejar kepraktisan. Selain itu, pasar tradisional dan tempat ramai yang minim pengawasan cenderung menjadi lokasi favorit para pelaku.
Selain minimnya edukasi, masyarakat juga masih mengandalkan kepercayaan dan insting dalam bertransaksi. Banyak yang merasa segan memeriksa uang di depan pelanggan karena takut dianggap tidak sopan. Sementara itu, pelaku pemalsuan semakin canggih dengan teknologi digital dan printer resolusi tinggi, sehingga uang palsu pun terlihat semakin mirip dengan uang asli di mata awam.
Untuk mencegah peredaran uang palsu, langkah edukatif dan preventif harus diperkuat:
• Sosialisasi aktif dari pihak berwenang: Bank Indonesia dan kepolisian perlu lebih masif turun ke pasar, desa, dan sekolah untuk mengedukasi ciri uang asli.
• Penggunaan alat deteksi uang: Meski sederhana, alat pendeteksi sinar UV bisa sangat membantu pelaku usaha kecil mendeteksi keaslian uang dengan cepat.
• Gerakan “3D” (Dilihat, Diraba, Diterawang): Bank Indonesia telah menyosialisasikan metode sederhana ini sebagai cara praktis masyarakat memeriksa uang.
• Pelaporan cepat jika menemukan uang mencurigakan: Masyarakat harus berani melaporkan ke pihak berwajib jika menerima uang yang diduga palsu agar peredarannya tidak berlanjut.
Kesadaran masyarakat dalam memeriksa uang bukan hanya akan menyelamatkan individu, tapi juga mencegah kerugian ekonomi lebih besar secara kolektif. Perlu diingat bahwa menyimpan, memperjualbelikan, atau menyebarkan uang palsu bisa berakibat hukum yang berat, bahkan jika tidak sengaja.
________________________________________
Referensi:
1. Bank Indonesia. (2023). Panduan Mengenal Ciri Keaslian Uang Rupiah.
2. Kompas.com. (2024). “Uang Palsu Marak Jelang Lebaran, Ini Cara Mengenalinya.”
3. Otoritas Jasa Keuangan. (2023). “Edukasi Publik Tentang Keaslian Uang dan Pencegahan Pemalsuan.”
4. CNN Indonesia. (2024). “Ribuan Lembar Uang Palsu Beredar, Pedagang Pasar Rugi Besar.”