7 Makanan Pemicu Asam Urat Tinggi yang Harus Dihindari Sehari-hari

7 Makanan Pemicu Asam Urat Tinggi yang Harus Dihindari Sehari-hari--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Asam urat tinggi sering kali menjadi pemicu gangguan sendi yang menyakitkan, terutama jika sudah berkembang menjadi gout. Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, senyawa yang dipecah tubuh menjadi asam urat. Jika jumlahnya berlebihan, ginjal tidak mampu membuangnya secara optimal, sehingga menumpuk di dalam tubuh. Untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil, penting bagi masyarakat untuk mengetahui jenis makanan yang sebaiknya dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

1. Jeroan (Hati, Ginjal, Usus, dan Otak)

BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Makanan Pemicu Asam Urat yang Harus Dihindari

BACA JUGA:Waspada, 7 Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pemicu Asam Urat

Jeroan termasuk makanan dengan kandungan purin sangat tinggi. Konsumsi hati sapi, limpa, dan bagian organ dalam lainnya dapat meningkatkan risiko lonjakan asam urat secara drastis. Oleh karena itu, penderita atau mereka yang berisiko tinggi disarankan menghindarinya sepenuhnya.

2. Makanan Laut (Seafood)

Kerang, udang, cumi-cumi, ikan teri, dan sarden adalah jenis makanan laut yang tinggi purin. Meski mengandung protein dan mineral, konsumsi berlebihan dari jenis ini bisa memperparah kondisi asam urat. Bagi pecinta seafood, disarankan untuk membatasi porsinya dan menggantinya dengan ikan rendah purin seperti salmon.

3. Daging Merah

Daging sapi, kambing, dan domba, terutama yang dimasak dengan cara dipanggang atau digoreng, menjadi pemicu umum peningkatan kadar asam urat. Protein hewani dalam jumlah tinggi memerlukan metabolisme tambahan dari tubuh, sehingga memicu produksi asam urat lebih besar.

BACA JUGA:Waspada! 6 Makanan Ini Bisa Picu Asam Urat dan Serangan Nyeri Sendi

4. Makanan Olahan dan Kalengan

Sosis, kornet, dan makanan cepat saji lainnya biasanya mengandung zat tambahan serta purin tinggi. Selain itu, makanan olahan cenderung tinggi lemak jenuh dan natrium yang juga bisa memperparah peradangan sendi. Menghindari jenis ini dapat membantu menjaga fungsi ginjal tetap optimal.

5. Minuman Manis dan Berpemanis Fruktosa

Minuman bersoda, jus kemasan, dan minuman energi mengandung fruktosa tinggi, yang terbukti mempercepat produksi asam urat dalam tubuh. Fruktosa berbeda dari gula biasa karena secara langsung meningkatkan sintesis purin. Mengurangi konsumsi minuman ini akan membantu menurunkan risiko serangan asam urat.

BACA JUGA:Bisa di Coba, 6 Minuman Ajaib yang Bisa Menurunkan Asam Urat

BACA JUGA:Kadar Asam Urat Tinggi Memicu Rasa Nyeri dan Bengkak, Ini 5 Cara Menurunkan Asam Urat Secara Alami

6. Alkohol (Terutama Bir dan Minuman Fermentasi)

Alkohol, terutama bir, memiliki kandungan purin tinggi karena proses fermentasinya. Selain itu, alkohol mengganggu fungsi ginjal dalam membuang kelebihan asam urat, sehingga memperparah penumpukan. Orang dengan riwayat asam urat sangat dianjurkan untuk menghindari minuman beralkohol secara total.

7. Sayuran Tinggi Purin (Dalam Jumlah Berlebih)

Meskipun sayuran umumnya baik, beberapa seperti bayam, kangkung, kembang kol, dan asparagus memiliki kadar purin menengah. Meski tidak seberbahaya jeroan atau seafood, tetap perlu dikonsumsi dengan jumlah yang wajar bagi penderita asam urat.

BACA JUGA:Tak Perlu Obat, 6 Buah Ini Bisa Bantu Redakan Asam Urat!

Mengelola asupan harian menjadi langkah penting dalam mencegah lonjakan kadar asam urat. Gaya hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi air putih, sayuran rendah purin, serta buah-buahan seperti apel, ceri, dan stroberi bisa menjadi strategi alami yang efektif. Ditambah dengan olahraga ringan secara teratur dan penghindaran stres berlebih, penderita asam urat dapat hidup lebih nyaman tanpa kekambuhan.

Menghindari tujuh makanan tersebut bukan berarti mengurangi kenikmatan hidup, tetapi menjadi bentuk kepedulian terhadap kesehatan jangka panjang. Dengan kesadaran tinggi akan pola makan dan gaya hidup, penyakit asam urat bisa dikendalikan bahkan dicegah sejak dini.

________________________________________

Referensi:

1. Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purine-rich foods, dairy and protein intake, and the risk of gout in men. New England Journal of Medicine, 350(11), 1093-1103.

2. Dalbeth, N., Merriman, T. R., & Stamp, L. K. (2016). Gout. The Lancet, 388(10055), 2039-2052.

3. Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan Penyakit Tidak Menular Melalui Gaya Hidup Sehat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan