Dahsyatnya Pahala Puasa Bulan Syawal

Dahsyatnya Pahala Puasa Bulan Syawal--screnshoot dari web
Oleh: Alhadi Hidayat, SE
KORANRM.ID - Bulan Syawal merupakan bulan kemenangan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Kemenangan itu diraih setelah berjuang satu bulan penuh untuk beribadah kepa Allah SWT. Dimana ibadah dibulan Ramadhan lebih berat dibandingkan bulan lainnya. Siangnya berpuasa tidak makan dan minum, tidak mengerjakan suatu hal yang bisa membatalkan puasa. Sementara ibadah malamnya diisi dengan solat malam yang lebih Panjang dibanding malam selain Ramadhan. Ibadah puasa sungguh mendidik melawan hawa nafsu. Orang yang berpuasa tidak makan dan minum Ketika lapar, dan dianjurkan makan minum Ketika dalam keadaan kenyang (Sahur). Hal ini bertentangan dengan keinginan hawa nafsu manusia. Puasa juga dikatakan oleh ulama “menahan yang halal disiang hari agar kita lebih takut kepada yang haram sepanjang hidup”. Dengan pengorbanan dan perjuangan beramal dibulan Ramadhan yang begitu berat secara lahir dan batin, maka ALLAH SWT dengan sifat Kasih Sayang dan Adil-Nya memberikan pahala yang berlipat Ganda setiap amal yang dilakukan selama Ramadhan. Pada puncaknya ALLAH Mengampuni seluruh dosa orang yang berpusa dan meberi gelar dengan istilah Fitrah (suci dari dosa). Maka disebutlah pada 1 Syawal sebagai hari raya Idul Fitri.
BACA JUGA:Dari Ramadhan ke Syawal Cara Menjaga Semangat Ibadah Setelah Bulan Puasa
BACA JUGA:Ramadhan dan Ekonomi Kreatif Peluang Usaha yang Meningkat di Bulan Suci
Syawal secara Bahasa bearti Peningkatan atau Meningkat. Maka ulama menerjemahkan yang meningkat adalah Iman dan Amal Soleh, kesadaran hidup sehat, kepedulian terhadap lingkungan dan sesama, kepedulian terhadap bangsa dan negara serta Agama, Peningkatan Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan hidup dan peningkatan kapasitas diri untuk lebih baik lagi dari sebelumnya. Hal itu sangat mungkin dilakukan karna telah dilatih satu bulan penuh selama Ramadhan. Dalam subuah hadist Rasulullah, beliau Bersabda, “BARANG SIAPA YANG BERPUASA RAMADHAN, KEMUDIAN BERPUASA 6 HARI DI BULAN SYAWAL, MAKA DIA BERPUASA SEPERTI SETAHUN PENUH”. (HR. Muslim, no. 1164).Ada 2 makna yang bisa kita ambil Pelajaran dari hadist Nabi yang luar biasa ini. Pertama, hadist ini menunjukkan besarnya Kasih Sayang dan Cinta Allah kepada umat Nabi Muhammad. Bagaimana tidak? Puasa yang hanya dilakukan 30 hari di bulan Ramadhan dan ditambah 6 hari dibulan Syawal, total 36 hari, Namun Allah SWT mencatat pahalanya seperti puasa setahun penuh, lebih kurang 360 hari. Kalau kita renungkan, tidak mungkin rasanya sanggup berpuasa selama 360 hari berturut-turut. Tapi begitulah ALLAH SWT yang begitu sayang pada hambanya. Terkadang kita saja yang lalai dan tidak berpikir tentang kebesaran dan kemurahan ALLAH SWT.
BACA JUGA:Menjadikan Ramadhan Sebagai Bulan Perbaikan Diri Langkah-Langkah Menuju Hidup yang Lebih Bermakna
Makna kedua adalah, ALLAH SWT Mengajarkan kita Tentang Manajemen waktu dan tidak menunda dalam setiap Urusan. Ini selaras dengan firman Allah “Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain” (Al-Insyirah : 7). Setelah kita berhasil menyesaikan misi puasa dibulan Ramadhan, maka misi selanjutnya puasa 6 hari dibulan Syawal. Allah ingin mengajarkan kepada kita bahwa setelah kita selesai mengerjakan suatu urusan, Allah ingin kita tetap bekerja keras untuk urusan berikutnya. Artinya didalam kehidupan, kita dilarang terlena dan berleha, menunda-nunda pekerjaan, terlarut dalam kesenangan sesaat dan menyuruh kita untuk bisa melakukan perencanaan pada setiap pekerjaan yang kita lakukan, menetapkan target dan semua itu dilakukan dengan teratur dan terstruktur.
BACA JUGA:Mengatur Waktu Selama Ramadhan Cara Efektif Menyeimbangkan Ibadah, Pekerjaan, dan Keluarga
Pada kesimpulannya, mari kita ambil peluang dan bonus yang besar dari ALLAH SWT ini. Pasang niat yang kuat untuk melakukannya agar Allah memudahkan setiap ibadah kita. Karna niat memberikan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang berat sekalipun. Saya pernah menanyakan pada beberapa orang yang berprofesi sebagai pekerja tergolong berat. Diantara mereka ada yang berpusa di bulan Ramadhan dan banyak yang tidak. Ketika ditanya kepada orang yang berpuasa, “mengapa anda sanggup berpuasa, sementara pekerjaannya sangat mengeluarkan tenaga dan keringat? Maka dia menjawab, seberat apapun pekerjaan saya, saya berniat tetap berpuasa, maka Allah yang memberi kekuatan kepada saya”. Sementara yang tidak berpuasa, mereka memang berniat untuk tidak berpuasa karena sudah meyakini tidak mungkin sanggup berpuasa karna pekerjaan yang berat. Sama-sama pekerja berat tetapi memiliki kualitas yang berbeda hanya perkara NIAT.