Hati-hati Residu Dalam Makanan
Alat rapid tes pangan-ISTIMEWA-
Dinas Ketahanan Pangan Sulit Pastikan Keamanan Pangan
KORAN DIGITAL RM – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko mengalami kesulitan dalam menentukan keamanan pangan. Pasalnya, Dinas ini hanya memiliki alat rapid tes. Alat ini hanya bisa mendeteksi kandungan residu pada makanan. Namun tidak bisa mendeteksi kadar residu pada pangan.
Sedangkan untuk menentukan pangan aman dikonsumsi, harus diketahui kadar residu pada pangan tersebut. Kadar residu harus ditentukan melalui uji laboratorium. Saat ini Kabupaten Mukomuko, bahkan Provinsi Bengkulu tidak memiliki laboratorium yang bisa menguji kadar residu. Laboratorium terdekat hanya ada di Kota Padang.
Namun Dinas Ketahanan Pangan terkendali karena tidak ada anggaran untuk kegiatan tersebut. Biaya uji laboratorium untuk satu sampel sebanyak Rp2 juta. Untuk menguji satu paket sampel dibutuhkan sekitar Rp20 juta.
‘’Kami hanya punya rapid tes untuk menentukan kandungan residu. Namun untuk mengetahui kadarnya, harus di lakukan uji laboratorium. Uji laboratorium ini agak mahal. Satu paket bisa mencapai Rp20 juta per paket sampel,’’ujar Elxandy Ultria Dharma, S.Tp., M.EC., Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, saat ditemui di kantornya, Selasa (31/10).
Elxandy mengatakan pihaknya selalu mengupayakan pangan yang dikonsumsi masyarakat tetap aman. Dinas Ketahanan Pangan beberapa kali mengambil sampel pangan di 10 pasar yang tersebar di Kabupaten Mukomuko.
Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko. Agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa bersama-sama menindak lanjuti hasil pengambilan sampel.
‘’Setiap pengambilan sampel, kami selalu melibatkan OPD yang berkaitan. Agar bisa sama-sama ditindaklanjuti,’’kata Elxandy.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Am Azbas Syukri, S.P., mengatakan hampir semua pangan di 10 pasar tersebut mengandung residu.
Namun karena tidak bisa memastikan kadar residu, Dinas Ketahanan Pangan hanya bisa menyampaikan hasil pengujian sampel kepada pedagang. Agar tidak lagi mengambil pangan di tempat sebelumnya. Karena pangan di tempat tersebut mengandung residu atau zat kimia.
‘’Kami hanya bisa menyampaikan bahwa pangan yang dijual pedagang di pasar mengandung residu. Kami minta pedagang tidak lagi membeli di tempat yang sama,’’kata Syukri.
Syukri menyampaikan bahwa pihaknya memiliki 3 alat rapid tes. Diantaranya rapid tes kandungan klorin, kandungan, pestisida, formalin. Beberapa alat tersebut hanya bisa dipakai satu kali pengujian. Agar hasilnya lebih akurat.
‘’Beberapa alat ini hanya bisa digunakan sekali. Agar hasilnya tidak berpengaruh dengan sampel sebelumnya,’’tutup Syukri.*