KORAN DIGITAL RM - Pemerintah Desa (Pemdes) Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Mukomuko Bengkulu, terus lanjut program pengembangan sapi, program ketahanan pangan. Dimana program pengembangan sapi yang bersumber dari Dana Desa (DD) tersebut, mulai mereka realisasikan sejak anggaran program ketahanan dialokasikan dari DD. Hingga program ketahanan pangan tahun 2024, mereka masih berupaya melanjutkan program pengembangan sapi tersebut. Sesuai kemampuan anggaran yang mereka miliki, tahun ini mereka kembali melakukan pengadaan bibit indukan sapi sebanyak 12 ekor. Sekarang, 12 ekor bibit indukan sapi tersebut sudah diserahkan kepada kelompok pengelola, yaitu atas nama kaum yang ada di Desa Tunggang.
BACA JUGA:Desa Penerima Dana Reward Kebut Godok APBDes Perubahan Kedua
BACA JUGA:Pesan Pjs Bupati, ASN, Kades, dan BPD Netral dalam Pilkada
Kepala Desa (Kades) Tunggang, H. Zulyadi, mengatakan, mulai sejak awal program ketahanan pangan ini menjadi salah satu program prioritas penggunaan DD. Mereka sudah mengembangkan bibit sapi. Hingga tahun 2024 ini mereka masih melanjutkan program tersebut. Untuk sementara ini, sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh anggota kelompok pengelola ke desa, sudah banyak yang beranak dan berkembang. Pihaknya dari desa berharap, program ketahanan lamban bidang ternak sapi ini, kedepan bisa menjadi salah satu langkah pendongkrak perekonomian masyarakat desa. "Sejak tahun pertama kita sudah mengembangkan sapi. Sampai sekarang program pengembangan sapi tersebut masih terus berlanjut," kata Zulyadi.
BACA JUGA:Perubahan RPJMDes Selesai, Tanjung Alai Bersiap Garap RKPDes 2025
BACA JUGA:Polisi Ringkus Terduga Pengedar Narkoba Jenis SabuDitambahkan Zulyadi, sebelum kelompok pengelola ini diberikan bibit indukan sapi, anggota kelompok sudah diberi pelatihan khusus masalah tata cara pemeliharaan sapi dengan baik dan benar. Karana itu, mereka dari desa cukup optimis. Bahwa program ketahanan lamban bidang ternak sapi ini, bisa berkembang dan bersifat berkelanjutan. Kemudian salah satu tolak ukur keberhasilan penguatan pangan di desa, yaitu hasil program ketahanan yang dikembangkan ini berdampak langsung kepada masyarakat banyak. "Pelatihan khusus bidang program ketahanan pangan bidang pengembangan sapi sudah kita laksanakan. Kita hadirkan langsung narasumber satu Puskeswan untuk menyampaikan materi. Selain itu, sebelum bibit ternak sapi ini diserahkan kepada kelompok. Kesehatannya juga sudah dicek, dan dipastikan bibit sapi itu bebas dari penyakit pada saat diserahkan kepada kelompok," tambahnya.*