radarmukomuko.bacakoran.co – Pengembangan ikan pernah dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Lubuk Mukti, Kecamatan Penarik. Melalui program ketahanan pangan, Pemdes memberikan paket bantuan bibit ikan, lele dan nila. Dalam perjalannaya program ini dianggap gagal. Banyak kendala yang dialami.
Berdasarkan hasil Musyarah Desa (Musdes) disepakati program ketahanan pangan berupa ternak kambing. Dan sejak dua tahun terakhir, program ketahanan pangan di Marga Mukti berupa kambing, jenis Jawa Randu. Pada 2023 lalu pengadaan kambing program ketahanan pangan sebanyak 45 ekor. Pada tahun ini juga dilakukan hal yang sama. Ditemui di ruang kerjanya, Kamis 11 Juli 2024, Kades Marga Mukti, Marwanto, menjelaskan program pembangunan tahun anggaran 2024 sudah tuntas. Baik baik earmarked maupun non earmarked. Termasuk di dalamnya program ketahanan pangan. ‘’Program pembangunan bisa dibilang sudah selesai semua. Tinggal menyalurkan BLT (Bantuan Langsung Tunai, red) karena itu ada batasan waktunya,’’ jelas Marwanto. Disampaikan Marwanto, program ketahanan pangan tahun ini, sama dengan tahun sebelumnya, pengembangan kambing. Hal ini bukan tanpa alasan. Program ketahanan pangan tahun 2023 telah mulai memperlihatkan hasilnya. Dimana kambing yang dibeli tahun lalu sebagian sudah beranak. Selain cepat berkembang, risiko kematian juga rendah. Dari 45 ekor kambing yang dibeli, mati 2 ekor. BACA JUGA:Berulangkali Diusulkan, Jalan di Talang Buai Tak Kunjung Dibangun BACA JUGA:Bersinergi Dengan Polres Mukomuko, MOI Berikan Bantuan Korban Kebakaran Rumah ‘’Kalau ditotal, jumlah kambing ketahanan pangan sudah lebih dari 100 ekor. Pokoknya saja 85, mati 2 dan yang beranak sudah banyak,’’ ungkap Marwanto. Disampaikan Kades Marwanto, program ketahanan pangan tidak berhenti pada pengadaan kambing. Tapi akan dilanjutkan dengan program lainnya. Program dimaksud peningkatan pengetahuan para peternak kambing. Selain itu, juga penting adanya rekayasa pakan, agar peternak tidak mencari pakan kambing setiap hari. Dikatakan Marwanto, semakin banyak kambing yang dipelihara, akan semakin banyak pakan yang dibutuhkan. Sebisa mungkin peternak tidak cari pakan setiap hari. Tentu ini butuh ilmu dan alat untuk membuat pakan fermentasi. ‘’Yang sedang kita pikirkan sekarang, bagaimana mengatasi masalah pakan. Untuk membuat pakan fermentasi butuh alat,’’ demikian Marwanto.*
Kategori :