KORAN DIGITAL RM - Alhamdulilah. Warga Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya Mukomuko Bengkulu, kembali bisa mengeluarkan hasil panen kebun kelapa sawit dan panen padi seperti semula. Karana jembatan akses pertanian Sungai Enau yang jebol dihantam banjir tanggal 22 Februari 2024 lalu, sekarang sudah selesai dibangun. Meskipun jembatan itu masih bersifat sementara atau sebagai penanganan darurat. Namun, masyarakat khususnya petani sawit dan petani padi di wilayah itu mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko dalam hal ini Dinas PUPR selaku dinas teknis yang sudah bergerak sigap membangun jembatan darurat ini. Meskipun demikian, petani setempat tetap berharap dalam APBD Perubahan tahun 2024 ini nanti, Pemkab Mukomuko bisa mengalokasikan anggaran untuk bangun jembatan itu secara permanen.
BACA JUGA:Misteri Angka Ganjil: Pantangan Tradisional di Nusantara
BACA JUGA:Mega Proyek Stadion Sepak Bola IKN: Wujud Nyata Mimpi Indonesia di Kancah Dunia
Salah satu petani setempat, M Basir mengatakan, meskipun jembatan darurat ini cukup bagus. Namun, mereka sebagai petani tetap berharap kedepan jembatan akses pertanian ini bisa dibangun secara permanen. Memang kekuatan pondasi jembatan darurat ini sudah kekuatan jembatan permanen. Tetapi Gelagar dan lantai jembatan tersebut belum begitu bisa diandalkan. Gelagar jembatan darurat ini memang dari besi, tetapi lantainya masih dari kayu. "Kita sangat bersyukur. Karena Pemkab Mukomuko sudah peduli dengan petani sawit dan petani padi di desa talang buai. Tidak butuh waktu lama jembatan darurat selesai dibangun. Meskipun selayang belum selesai 100 persen karena terkendala angkutan material. Sehingga pekerjaan jembatan ini dilanjutkan setelah lebaran nanti," katanya kepada Radar Mukomuko kemarin.
Sementara Kepala Desa (Kades) Talang Buai, Asril saat dikonfirmasi menyebut, ia mewakili masyarakat desa talang buai mengucapkan terimakasih kepada Bupati Mukomuko melalui Dinas PUPR selalu dimas teknis pelaksanaan pembangunan jembatan darurat ini. Setelah lebaran nanti petani sawit di wilayah Sungai Enau, Sungai Pele, Sungai Landai, Sungai Pesat, dan petani petani di wilayah tersebut sudah bisa mengeluarkan hasil panen dengan lancar. Apa lagi setelah dua bulan kedepan petani padi di wilayah itu mulai panen raya. "Mewakili warga masyarakat desa talang buai, saya mengucapkan terimakasih kepada Bupati Mukomuko. Kita berharap kedepan masih ada bangunan baik yang bersumber dari dana pusat maupun dana dari kabupaten masuk ke wilayah desa talang buai ini. Karena wilayah desa talang buai masih banyak butuhkan bangunan. Terutama Jembatan dan Jalan poros utama masuk ke wilayah Desa Talang Buai ini Kondisinya sudah memprihatinkan," ungkap Asril.
BACA JUGA:Ini Hasil Uji Coba Garuda Muda dan Jadwal Pertandingan di Piala Asia U-23
BACA JUGA:Lomba MTQ di Lubuk Gedang Selesai, Acara Penutupan Banjir Hadiah
Untuk diketahui, awalnya jembatan yang jebol dihantam banjir ini adalah jembatan gorong-gorong yang dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) yang dibangun lebih kurang sekitar 10 taun yang lalu. Pada tanggal 4 Juli 2021 lalu jembatan gorong-gorong itu sudah pernah jebol dihantam banjir satu kali. Karena tidak tidak ada penanganan dari pemerintah terkait. Warga inisiatif gotong royong membuat jembatan darurat dari bahan baku batang kelapa dan kayu. Jembatan yang dibangun swadaya oleh masyarakat itu dimanfaatkan kurang lebih sekitar 2 tahun. Kemudian pada tanggal 20 Februari 2024 lalu jembatan darurat hasil swadaya masyarakat itu kembali jebol akibat hantaman banjir.*