Puluhan KPM PKH di Selagan Raya Mengundurkan Diri Setelah Penempelan Stiker Keluarga Miskin
Pemasangan tulisan rumah tangga miskin di Desa Pondok Baru.-Sahad-Radar Mukomuko
koranrm.id – Kebijakan pemasangan tulisan “Rumah Tangga Miskin Penerima Bantuan Sosial PKH dan BPNT” pada rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Selagan Raya memicu dinamika di masyarakat. Sejak awal Desember, pemasangan tulisan tersebut dilakukan di tiga desa, yakni Desa Aur Cina, Pondok Baru, dan Sungai Gading. Hingga 11 Desember 2025, tercatat puluhan KPM memilih mengundurkan diri dari Program Keluarga Harapan (PKH) karena menolak rumahnya ditempeli identitas penerima bantuan.
Sekretaris Camat (Sekcam) Selagan Raya, Sudirman, S.A.P, menjelaskan bahwa pemasangan tulisan dilakukan oleh pendamping PKH dengan disaksikan pemerintah desa, pihak kecamatan, serta Babinsa. Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah transparansi agar masyarakat mengetahui siapa saja penerima bantuan pemerintah.
“Beberapa KPM merasa malu rumahnya ditempeli tulisan tersebut. Konsekuensinya, mereka memilih mundur dari daftar penerima program,” ujar Sudirman, Kamis 11 Desember 2025.
Dikatakan Sudirman, jumlah PKM BLT dan BPNT di Selagan Raya yang mengundurkan dipastikan akan terus bertambah. Pasalnya masih banyak rumah KPM PKH dan BPNT yang belum dipasang tulisan tersebut.
‘’Saya yakin jumlah KPM PKH dan BPNT yang mundur akan terus bertambah. Dari 12 desa yang ada, baru tiga desa yang dipasang tulisan,’’ ungkap Sudirman.
Ia menegaskan bahwa pemasangan stiker bukan bertujuan mempermalukan warga, tetapi mendorong edukasi dan memastikan bantuan tepat sasaran, khususnya melalui mekanisme graduasi mandiri. Dengan langkah ini, KPM yang dinilai sudah mampu atau tidak lagi memenuhi kriteria kemiskinan diharapkan secara sadar mengundurkan diri, sehingga kuota bantuan dapat dialihkan kepada warga yang lebih membutuhkan.
Lebih lanjut, Sudirman menyampaikan sejumlah tujuan spesifik dari kebijakan tersebut, antara lain memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kuota bansos terbatas, memperbarui data kemiskinan, memastikan penerima benar-benar layak, serta menumbuhkan semangat kemandirian agar keluarga tidak selamanya bergantung pada bantuan pemerintah.
Beberapa daerah lain sebelumnya juga mengalami hal serupa, termasuk di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, di mana ratusan KPM memilih mundur setelah rumahnya dipasangi stiker identitas kemiskinan. Banyak dari mereka mengaku ingin memberikan kesempatan bagi warga yang lebih berhak.
Program penempelan stiker ini merupakan inisiatif pemerintah daerah guna mendukung upaya nasional pengentasan kemiskinan, sekaligus meningkatkan efektivitas penggunaan dana bantuan sosial.