koranrm.id – Lonjakan signifikan produksi beras nasional pada 2025 menjadi dasar kuat pemerintah memutuskan tidak melakukan impor beras konsumsi sepanjang tahun ini. Langkah tersebut dinilai sebagai momentum penting menuju kemandirian pangan, setelah Indonesia selama bertahun-tahun bergantung pada pasokan beras dari luar negeri.
Per Oktober 2025, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai lebih dari 3,8 juta ton, volume yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun 2024, ketika Indonesia masih mengimpor 4,52 juta ton beras konsumsi demi memperkuat stok. Dengan cadangan yang aman dan produksi dalam negeri yang meningkat pesat, pemerintah memastikan impor beras konsumsi dihentikan pada 2025. Kebijakan ini sekaligus menandai langkah menuju swasembada beras yang kembali diproyeksikan tercapai. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi beras nasional Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, atau naik 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Lonjakan ini terutama dipicu peningkatan produksi pada Subround I (Januari–April), yang melesat hingga 26,54 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut peningkatan ini sebagai tonggak penting kedaulatan pangan. “Potensi produksi beras 2025 mencapai 34,77 juta ton. Kenaikan ini terutama disumbang Subround I yang meningkat signifikan dibanding 2024,” ujarnya dalam rilis resmi, Senin (3/11/2025). Kenaikan produksi tersebut didukung proyeksi luas panen yang meningkat menjadi 11,35 juta hektare, serta potensi produksi padi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG). Proyeksi BPS ini bahkan sedikit lebih tinggi dari perkiraan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memprediksi produksi Indonesia mencapai 34,6 juta ton. Capaian 2025 juga melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada 2022, yaitu 31,54 juta ton. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa capaian produksi beras tahun ini menjadi bukti program strategis Kementerian Pertanian berjalan efektif. Dukungan pupuk subsidi, perbaikan irigasi, bantuan alat mesin pertanian, hingga peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah disebut menjaga semangat petani. “Insya Allah tahun ini kita tidak ada impor beras. Dengan data BPS yang sangat kuat, swasembada beras sudah di depan mata,” ujar Amran dalam konferensi pers di BRMP Mektan, Serpong, Tangerang. Ia menambahkan, pemerintah terus memperkuat program cetak sawah, optimalisasi lahan, pembangunan irigasi, serta modernisasi alat pertanian sebagai fondasi produksi berkelanjutan. Dengan stok berlimpah dan produksi yang terus naik, 2025 dipandang sebagai titik balik menuju Indonesia mandiri pangan, sekaligus memperkuat ketahanan nasional dari gejolak pangan global.
Kategori :