Wilayah Kecamatan Lubuk Pinang Kekurangan Mesin Panen Padi
Wilayah Kecamatan Lubuk Pinang Kekurangan Mesin Panen Padi--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Jumlah combine harvester atau mesin pemanen padi otomatis di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, masih terbatas. Berdasarkan data dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lubuk Pinang, hampir setiap musim panen padi, combine harvester yang beroperasi di wilayah Lubuk Pinang hanya sekitar 15 unit. Ke-15 unit combine harvester tersebut, 3 bantuan dari pemerintah yang diserahkan ke gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun kelompok tani (poktan). Sedangkan 12 combine harvester sisanya milik perorangan. Sebagaimana disampaikan Koordinator Penyuluh Pertanian (Korluh) BPP Kecamatan Lubuk Pinang, Trisno Putra, SP, kepada wartawan media ini.
Trisno mengatakan, jumlah combine harvester di Kecamatan Lubuk Pinang, sebenarnya masih kurang. Setiap musim panen, petani cukup kewalahan menunggu giliran sawah mereka di panen menggunakan combine harvester. Berdasarkan data lapangan, jumlah combine harvester yang beroperasi hanya sekitar 15 unit setiap musim panen. Tiga unit combine harvester bantuan dari pemerintah, sedangkan dua belas lagi milik pribadi.
BACA JUGA:Paham Radikal Masih Ada, Perlu Moderasi Beragama
BACA JUGA:Hewan Kurban Presiden RI Dipotong di Masjid Agung
“Kita di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, masih sangat kekurangan mesin combine ketika tengah musim panen padi,”tuturnya.
Padahal luas lahan persawahan di Kecamatan Lubuk Pinang, Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri sekitar 100 hektare dan DI Manjuto Kanan 800 hektare. Tentu 15 combine tersebut tidak maksimal dalam beroperasi karena wilayah persawahan yang sangat luas dengan jumlah mesin sedikit. Maka setiap musim panen padi, para petani harus sedikit bersabar menunggu giliran sawah mereka dipanen menggunakan combine.
“Karena jumlah combine yang beroperasi biasanya hanya sekitar 15 unit. Padahal luasan persawahan di kecamatan ini untuk DI Manjuto Kiri 100 hektare dan bagian kanan 800 hektare,”sambungnya.
BACA JUGA:Asia Pusat Produksi Kopi, Ini 5 Negara Asia Dengan Budaya Kopi yang Berkembang Pesat
Lanjutnya, seperti saat ini petani diwilayah DI Manjuto Kiri tengah panen. Beberapa petani terpaksa melaksanakan panen sedikit molor hingga satu sampai dua hari dari waktu yang telah ditentukan. Mereka harus bersabar menunggu giliran combine masuk ke sawahnya. Namun ketika cuaca kurang bersahabat dan kerap hujan, biasanya giliran panen dengan combine bisa lebih lama. Maka kekurangan jumlah combine ini diharapkan menjadi salah satu atensi pemerintah guna memaksimalkan proses pertanian.
BACA JUGA:Tak Asing di Telinga, 5 Manfaat Daun Sambung Nyawa Bisa Hempaskan Semua Penyakit
“Sehingga ketika musim panen, tak jarang petani harus menunggu combine masuk ke lahan mereka hingga satu sampai dua hari dari waktu yang telah ditentukan,”demikian Trisno.