10 Hektar Sawah di Lusan Tiga Mulai Dilaihfungsikan

10 Hektar Sawah di Lusan Tiga Mulai Dilaihfungsikan--screnshoot dari web

radarmukomukobacakoran.com-Para petani di Desa Lubuk Sanai Tiga, Kecamatan XIV Koto, kerap keluhkan ketersediaan air dari irigasi Derah Irigasi (DI) Manjuto Kiri. Khususnya para petani diwilayah irigasi BP 8. Persawahan di BP 8 seperti sawah tadah hujan. Akibat hal tersebut, mulai banyak persawahan dialih fungsikan ke lahan sawit. Diperkirakan sampai hari ini alih fungsi sudah ada sekitar 10 hektar (ha) sawah dialih fungsikan. 

Salah seorang warga setempat menyampaikan, kekurangan air di irigasi BP 8 telah terjadi sejak lama. Mereka dari petani juga sudah sering menyampaikan keluhan ini ke pihak-pihak terkait. Namun tak kunjung ada solusi, apalagi tindakan nyata. Sehingga setiap musim tanam, wilayah irigasi BP 8 selalu yang paling terakhir karena lambat dapat air. Jika petani di desa lain sudah selesai tanam, dan kebutuhan air mereka mulai sedikit, baru ada air masuk ke irigasi di BP 8. Itupun jumlah pasokan air juga tidak banyak. 

BACA JUGA:Pasca Panen, Lahan Sawah Ditelantarkan

BACA JUGA:Sawah Lunto, Jejak Sejarah dan Pesona Alam yang Memikat

BACA JUGA:Warga Sumber Makmur Mulai Turun Sawah, Padi Varietas Ini Paling Diminati

“Kami yang bersawah di area irigasi DI Manjuto Kiri BP 8 sulit kebagian air ketika mau bersawah,”ucapnya.

Lanjutnya, setelah selesai turun tanam, biasanya air kembali mengecil dan tidak sampai ke petak-petak sawah para petani. Sehingga para petani bergantung pada curah hujan. Oleh sebab itu, mereka menyebut sawah area BP 8 sudah menjadi sawah tadah hujan. Bahkan jika dalam beberapa hari tidak hujan, tak jarang kondisi sawah kering total dan tanahnya juga menjadi pecah-pecah. Sehingga kondisi tersebut tentu sangat merugikan pertumbuhan tanaman padi para petani.

BACA JUGA:Distan Bangun Irigasi Perpipaan 40 Hektare Sawah di Malin Deman Siap Berproduksi

BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Grebek Sawah Kelompok Tani Lubuk Tebat di Ranah Karya

“Kadang air yang sampai ke sawah kami sangat kecil, ketika sudah tanam sawah seperti tadah hujan,”tambahnya.

Oleh sebab itu, para petani yang sudah geram dengan kondisi tersebut, mulai berbalik arah. Dimana mereka mengambil langkah untuk melakukan alih fungsi lahan persawahan ke sawit. Hampir setiap tahun luas alih fungsi kian bertambah. Bahkan di tahun 2024, diperkirakan sekitar 10 hektar sawah telah berubah menjadi lahan sawit. 

“Makanya sekarang beransur-ansur masyarakat mulai meninggalkan sawah karena beralih tanam sawit,”tutupnya.(den)

 

Tag
Share