7 Langkah Perawatan Pohon Alpukat Agar Terus Berbuah No7 Masih Malas Melakukanya

Perawatan Pohon Alpukat.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com - Alpukat  buah dengan kandungan  kaya  lemak  sehat , serat, vitamin dan mineral yang semuanya dibutuhkan oleh tubuh.

Tidak heran jika permintaa akan buah alpukat terus meningkat baik pasar  lokal maupun  international.

Tentu untuk mendapatkan hasil buah yang maksimal  tentu ada beberapa strategi  yang harus dimilki oleh petani diantarnya :

1. Bibit Yang Berkualitas

Bibit yang berkualitas akan menentukan pertumbuhan dan produktivitas pohon alpukat. Ada beberapa varietas alpukat yang populer di Indonesia, seperti alpukat Hass, alpukat Miki, dan alpukat Aligator. Setiap varietas memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi rasa, ukuran, maupun ketahanan terhadap hama dan penyakit.

Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, sebaiknya petani membeli dari penyedia bibit yang terpercaya. Pilihlah bibit yang berasal dari pohon induk yang telah terbukti produktif dan sehat. Bibit yang baik biasanya memiliki sistem perakaran yang kuat, batang yang tegak, dan daun yang hijau segar. Dengan memilih bibit yang tepat, petani dapat meminimalisir risiko kegagalan pada tahap awal pertumbuhan pohon.

BACA JUGA:TPP ASN Januari Tidak Dibayar

2. Penanaman di Lokasi yang Tepat

Lokasi penanaman juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil buah pohon alpukat. Pohon alpukat memerlukan sinar matahari penuh untuk fotosintesis yang optimal, sehingga sebaiknya ditanam di tempat yang terbuka dan mendapat sinar matahari sepanjang hari. Tanah yang ideal untuk menanam alpukat adalah tanah yang subur, gembur, dan memiliki drainase yang baik. Tanah liat berpasir yang kaya akan bahan organik sangat cocok untuk tanaman ini.

Selain itu, pohon alpukat juga membutuhkan ruang yang cukup untuk pertumbuhan akarnya. Oleh karena itu, jarak tanam antara pohon sebaiknya tidak terlalu rapat, minimal 6 hingga 8 meter antar pohon. Hal ini untuk memastikan setiap pohon mendapatkan ruang yang cukup untuk berkembang dan tidak saling berebut nutrisi.

3. Pengelolaan Air yang Efektif

Air adalah elemen penting dalam budidaya alpukat. Pohon alpukat memerlukan suplai air yang cukup, terutama pada fase awal pertumbuhan dan saat pembentukan buah. Namun, pohon ini tidak tahan terhadap genangan air, sehingga sistem drainase yang baik sangat diperlukan. Sistem irigasi tetes atau drip irrigation sangat direkomendasikan karena dapat memberikan air secara efisien dan tepat sasaran.

Pengairan sebaiknya dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau. Namun, petani juga harus memperhatikan kondisi tanah dan cuaca. Penyiraman yang berlebihan dapat menyebabkan akar membusuk dan memicu timbulnya penyakit. Sebaliknya, kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan pohon terhambat dan buah menjadi kecil serta berkualitas rendah.

BACA JUGA:Pemdes Pulau Makmur Salurkan BLT-DD Kepada 21 KPM

4. Pemupukan yang Tepat

Pemupukan adalah langkah penting untuk memastikan pohon alpukat mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berbuah. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang sangat baik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan unsur hara secara perlahan. Pupuk anorganik seperti NPK dapat memberikan nutrisi secara cepat dan tepat.

Pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen penting untuk pertumbuhan daun dan batang, fosfor untuk perkembangan akar, dan kalium untuk pembentukan buah. Selain itu, unsur hara mikro seperti kalsium, magnesium, dan seng juga diperlukan meskipun dalam jumlah kecil. Pemupukan sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama pada awal musim hujan dan menjelang musim berbunga.

5. Pemangkasan yang Tepat

Pemangkasan adalah salah satu teknik budidaya yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan meningkatkan produktivitas buah. Pemangkasan sebaiknya dilakukan secara rutin untuk membuang cabang-cabang yang tidak produktif, cabang yang sakit, atau cabang yang tumbuh terlalu rapat. Dengan pemangkasan yang tepat, tanaman akan lebih sehat, memiliki struktur yang kuat, dan dapat berbuah lebih banyak.

BACA JUGA:Sebanyak 22 KPM Desa Semundam Terima BLT DD April-Mei

Pemangkasan juga membantu meningkatkan sirkulasi udara dan penetrasi cahaya matahari ke dalam tajuk pohon. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kelembaban yang tinggi. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau awal musim hujan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit adalah salah satu tantangan terbesar dalam budidaya alpukat. Hama seperti kutu daun, ulat, dan tungau dapat merusak daun, bunga, dan buah alpukat. Sedangkan penyakit seperti antraknosa, busuk akar, dan layu bakteri dapat menyebabkan pohon mati. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara efektif.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan kimia. Cara mekanis meliputi pengambilan hama secara manual dan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi. Cara biologis melibatkan penggunaan predator alami seperti burung atau serangga pemangsa. Sedangkan cara kimia menggunakan pestisida, namun harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan sesuai dengan petunjuk dan dosis yang dianjurkan.

7. Teknik Penyerbukan Buatan

Penyerbukan adalah proses yang sangat penting dalam pembentukan buah alpukat. 

Meskipun pohon alpukat dapat melakukan penyerbukan sendiri, teknik penyerbukan buatan dapat meningkatkan peluang terjadinya pembuahan. 

Penyerbukan buatan dilakukan dengan cara memindahkan serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina menggunakan alat bantu seperti kuas atau dengan bantuan angin.

BACA JUGA:Teori Dibalik Pemakaian Cinci Leher Panjang Wanita Suku Kayan

Penyerbukan buatan sangat berguna terutama pada pohon alpukat yang ditanam secara monokultur dan kurang memiliki agen penyerbuk alami seperti lebah. Teknik ini dapat meningkatkan jumlah buah yang terbentuk dan mempercepat proses pembuahan. Penyerbukan buatan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat bunga sedang mekar dengan tekun.

8. Pemanenan yang Tepat

Pemanenan adalah tahap akhir yang sangat menentukan kualitas buah alpukat. Buah alpukat tidak matang di pohon, melainkan setelah dipetik. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu saat buah telah mencapai ukuran maksimal dan kulitnya berubah warna. Pemanenan sebaiknya dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya untuk mengurangi risiko kerusakan pada buah.

Buah alpukat yang telah dipanen sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering untuk mempercepat proses pematangan. Buah yang terlalu lama disimpan dapat mengalami kerusakan dan kualitasnya menurun. Oleh karena itu, pemasaran sebaiknya dilakukan segera setelah buah matang.*

Sumber:

1. Sukamto, R., & Wijaya, A. (2021). Panduan Praktis Budidaya Alpukat. Jakarta: Agro Media Pustaka.

2. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2020). Pedoman Teknis Budidaya Alpukat. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura.

Tag
Share