Pembelajaran Mendalam Jurus Jitu Atasi Masalah Pendidikan

Pembelajaran Mendalam Jurus Jitu Atasi Masalah Pendidikan.--Sceenshot

koranrm.id - Kemendikdasemen terus berupaya mendorong peningkatan kompetensi guru untuk melahirkan salah satu kebijakan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Guru memiliki peranan dan kontribusi penting dalam memberikan pembelajaran yang bermutu, kedepannya semua guru secara bertahap akan mengikuti pelatihan pembelajaran mendalam. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti.

Menurutnya, guru itu adalah agent of learning and agent of civilization, guru itu adalah agen pembelajaran dan agen peradaban, secanggih apapun teknologi kalau gurunya tidak canggih, teknologi itu tidak akan punya kontribusi besar dalam pembelajaran yang bermutu.

Pembelajaran mendalam adalah solusi dalam mengatasi berbagai problem pembelajaran yang sering kali terjadi seperti ritual. Selalu diulang-ulang oleh banyak media bahwa skor PISA (programme for international student assessment) Indonesia rendah, juga untuk tingkat literasi dan problem lainnya.

BACA JUGA:Terlilit Hutang, Kebun Desa Melayang

"Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang tidak memiliki masalah, tetapi kalau sudah ada masalah apa yang harus kita lakukan? Maka kita mencoba untuk mencari solusi berbagai macam masalah itu dari akarnya, atau dari hulunya, yaitu dari pendekatan pembelajarannya," Ungkap Abdul Mu ti.

Ditambahkan Mendikdasmen Abdul Mu ti, selama ini pembelajaran di bangku sekolah hanya pada service approach, pendekatan yang hanya di permukaan saja, belajar sesuatu tetapi tidak tahu apa maksud dari yang dipelajari itu, atau belajar hanya berorientasi pada skor saja, nilainya berapa, rangkingnya berapa.

"Sekarang kita coba menyelesaikannya secara bertahap melalui pendekatan pembelajaran mendalam, saya tekankan bahwa pembelajaran mendalam ini bukan kurikulum. Pembelajaran mendalam ada 3 pilar. Yaitu Minful, Meaningfull, dan Joyful Learning. Kita harap dengan adanya pembelajaran mendalam ini bisa menjadi lebih baik kedepan," imbuhnya.

Sementara Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal Kemendikdasmen, Suparto, menjelaskan untuk meningkatkan kompetensi guru, tahun 2025 ini, setidaknya ada bantuan pendidikan bagi 12.500 orang guru.

BACA JUGA:Launching, Bupati Mukomuko Suport Koperasi Merah Putih

Untuk mengikuti program kualifikasi S1, melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025, terutama untuk usia afirmasi yaitu usia 50 sampai 55 tahun.

Mereka akan dihitung pengalaman mengajar, partisipasi mereka di dalam Dikjar (Diklat Berjenjang) mulai dasar, lanjut, hingga mahir, serta portofolio mereka mengikuti seminar, pelatihan, webinar, karya-karya mereka mungkin media pembelajaran edukatif, portofolio itu akan di ekuivalensikan kedalam 70 persen beban belajar di tingkat S1. 

"Jadi mereka cukup mengikuti program RPL 1 tahun saja, tanpa skripsi, diharapkan setelah mereka selesai S1 maka mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti PPG, setelah PPG tentunya mereka berhak untuk mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru)," jelas Suparto.

Saat ini masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi S1, padahal, berdasarkan UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005, guru harus memiliki kualifikasi minimum S1 atau D4. Undang-undang ini sudah berlaku 20 tahun, namun masih banyak guru-guru yang mungkin dari biaya tidak menyelesaikan S1.

BACA JUGA:Tiket Konser NDX AKA HUT ke-24 Rakyat Bengkulu Sudah Bisa Dibeli

Beberapa faktor yang membuat masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi S1, disampaikan Suparto diantaranya adalah akses pendidikan yang terbatas terutama di daerah 3T, lalu kesibukan sehingga tidak memungkinkan guru untuk meluangkan waktu mengikuti pendidikan S1.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan