TikTok Shop & Live Social Shopping: E-commerce dalam Feed di 2025

TikTok Shop & Live Social Shopping: E-commerce dalam Feed di 2025--screenshot dari web.
KORANRM.ID - Di era di mana setiap guliran feed berpotensi jadi etalase belanja, pengalaman berbelanja tidak lagi sekadar klik “check out”. TikTok Shop dan fenomena live social shopping telah menjelma menjadi cara baru membeli barang di layar kecil—tanpa keluar dari aplikasi. Jika dulu kita mampir ke toko daring, sekarang toko mendatangi kita lewat video viral, siaran langsung, dan rekomendasi personal. Tahun 2025 menandai puncak transformasi ini, tempat di mana kehidupan digital dan konsumsi menyatu sempurna—di tengah interaksi real-time, teknologi canggih, dan komunitas yang terlibat langsung.
Dari Scroll ke Checkout: TikTok Shop di Ujung Jari
TikTok Shop yang diluncurkan secara global sejak 2023 telah menunjukkan pertumbuhan mengagumkan. Pada tahun 2024, total volume transaksi global (GMV) mencapai US$ 33,2 miliar, meningkat hampir 3x lipat dari tahun sebelumnya. Amerika Serikat memimpin dengan US$ 9 miliar, menggeser Indonesia sebagai negara terbesar
2025.co.id+1id.aloshop.com+1
fitsmallbusiness.com
. Di Asia Tenggara, total GMV lebih dari US$ 10 miliar, dengan negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina berkontribusi besar.
Dominasi TikTok Shop di arena video singkat sangat nyata: dari 17 juta video pendek penjual tahun 2024, pendekatan shoppable video menyumbang 58% dari total penjualan, diikuti toko dan live stream masing-masing 32% dan 10%
fitsmallbusiness.com
BACA JUGA:Viral di TikTok Tren No-Filter Honesty yang Mengubah Cara Orang Berbicara Online
. Hal ini menggarisbawahi shift signifikan: pengguna lebih suka membeli melalui video singkat yang menarik dan persuasif.
Beauty memimpin kategori paling laris—21% pada 2024 di AS, disusul fesyen dan kesehatan—menunjukkan bahwa kebutuhan personal care dan style tetap jadi daya tarik utama
quicksync.pro+22025.co.id+2id.aloshop.com+2
fitsmallbusiness.com+1accio.com+1
. Di Inggris, satu produk kecantikan terjual tiap detik melalui TikTok Shop, membuat platform ini jadi peritel keempat terbesar di sektor tersebut
reddit.com+9thetimes.co.uk+9id.aloshop.com+9.
Live Shopping: Kekuatan Interaksi Real‑Time
E-commerce lewat format siaran langsung bukan hal baru, namun live shopping kini jauh lebih strategis—diperkaya fitur interaktif seperti polling, kuis, serta penawaran lokal eksklusif. Rata-rata keterlibatan selama siaran 25 menit dengan tingkat konversi hingga 30%, menunjukkan kemampuannya mempengaruhi keputusan beli dalam hitungan detik.
Di AS, sekitar 46% konsumen pernah membeli melalui live event, dan 73% menyatakan tertarik membelinya kembali. Brand besar dan menengah meningkatkan investasi, dengan 45% pelaku e‑commerce berencana menggelar lebih banyak siaran langsung pada 2024. Pertumbuhan pasar ramah AI ini diperkirakan akan mencapai US$ 256 miliar pada 2032
hostinger.com.
AI & AR: Personalisasi dan Keajaiban Visual
AI menjadi kunci utama dalam meningkatkan pengalaman berbelanja. Algoritma TikTok aktif mempelajari preferensi pengguna, mendorong rekomendasi ultra personal yang membuat pengguna 3,2x lebih mungkin beli melalui feed dibanding rata-rata.
AI juga digunakan untuk mengotomasi alur kreator dan pemula penjual—dengan Smart+ dan fitur affiliate streamline, kampanye dapat dioptimalkan untuk performa terbaik
growmojo.com
. AR semakin penting: pengguna bisa mencoba produk secara virtual—mulai dari makeup hingga furnitur, sebelum membeli
sapientecommerce.com+22025.co.id+2id.aloshop.com+2
—menyediakan pengalaman belanja yang lebih meyakinkan.
Hybrid Offline‑Online: Mall Masa Depan
Garis batas antara digital dan fisik semakin kabur. Retailer mulai mengadopsi model seperti Outlandish di AS: toko fisik lengkap dengan studio streaming di Santa Monica untuk live shopping langsung dari tempat—menciptakan koneksi unik antara siaran digital dan tangibles experience
2025.co.id+1id.aloshop.com+1
businessinsider.com+1id.aloshop.com+1.
Pandangan ini sejalan dengan tren global: social commerce kini mewakili 19,4% dari total belanja online pada 2024 dan diperkirakan naik lebih dari 8,5 triliun dolar pada 2030
id.aloshop.com+2elpais.com+2hostinger.com+2
. TikTok, Instagram, dan Facebook memimpin tren ini dengan fitur shopability langsung di feed
id.aloshop.com.
Kepercayaan vs Risiko: Harga dari Kepraktisan
Popularitas TikTok Shop membuka kekhawatiran terkait keamanan dan regulasi. Masalah seperti kualitas produk, privasi dan algoritma data menjadi topik serius
growmojo.com+6wsj.com+6reddit.com+6
. Di AS, pengguna memerlukan pelengkap open banking dan transparansi data, sementara brand harus waspada terhadap akun lazim palsu dan legalisasi regional seperti yang diangkat komunitas US TikTok Shop.
Pelaku Utama: Gen Z dan Penduduk Asia‑Pasifik
Pengguna TikTok yang aktif belanja berasal dari Gen Z dan milenial—sekitar 68‒83% tergolong kelompok ini. Menurut FitSmallBusiness, sekitar 30% pengguna harian TikTok Shop telah melakukan pembelian
fitsmallbusiness.com.
Regionally, Asia Tenggara memimpin GMV global dengan penetrasi lebih dari 50%. Konsumen di UK dan US juga menunjukkan pertumbuhan volume yang cepat, Eco Beauty di Inggris tumbuh dengan cepat menjadikannya kategori utama.
Strategi & Tantangan Bisnis
Brand di TikTok menyusun strategi berdasarkan trend top seller—kolaborasi produk via bundling, cross‑promotion dan affiliate program menjadi primer strategi 2025. Product tagging dan koneksi mulus dengan Shopify, Instagram Shop, serta pembayaran instan (BNPL) mempercepat arus konversi
quicksync.pro.
Namun usaha ini tidak mudah. Kredibilitas host live, integrasi AR/AI, dan kontrol kualitas menjadi tantangan operasional serta regulasi yang kompleks.
Masa Depan Sosial Commerce
Tahun 2025 bukan puncak, melainkan batu loncatan. Live commerce diperkirakan mencapai US$ 350 miliar di 2026 dan US$ 1 triliun pada 2033
accio.com
. Kemitraan AI akan semakin maju—mengendalikan stok, personalisasi, dan surveilans real-time. Toko offline-hybrid akan menjadi norma baru—experiential shopping terpadu digital—dengan TikTok Shop sebagai pionir.