Kongo, Negara yang Dikutuk Oleh Kekayaan Sumber Daya Alam

Kongo.--Radar Mukomuko

koranrm.id - Kongo merupakan sebuah negara di Afrika Tengah yang diharapkan menjadi salah satu negara paling maju di seluruh benua Afrika.

Potensi sumber daya alamnya yang melimpa, seperti berlian, emas dan tembaga adalah harapan bagi terwujudnya kemakmuran. 

Tetapi sayangnya kenyataan yang harus mereka terima sangat jauh dari harapannya.

Saat ini kongo menghadapi tantangan yang sangat mengkhawatirkan berkenaan dengan tingkat kemiskinan yang sangat parah dan menyebar luas.

Ketidakstabilan politik, korupsi dan konflik bersenjata yang terus bergulir sepanjang waktu telah membatasi pertumbuhan ekonomi dan merugikan kualitas hidup rakyat. Dan ini menjadi Rangkaian cerita tragis tentang bagaimana sebuah negara dengan potensi yang besar bisa jatuh begitu dalam. Dalam kubangan kemiskinan pada tahun 1960 Republik demokratik Kongo meraih kemerdekaan dari Belgia kala itu, negara ini menonjol sebagai salah satu negara industri paling maju kedua di seluruh benua Afrika.

BACA JUGA:Anak Gadis Mantan Kades Pulau Makmur Dikabarkan Hilang Di TPI Sungai Muar

Kongo saat itu memiliki sektor pertambangan yang berkembang pesat dengan sumber daya alam berlimpah, seperti tembaga, berlian, emas dan uranium yang menjadi andalan bagi ekonomi negara ini.

Selain itu sektor pertanian kongo juga relatif produktif, sehingga negara ini menjadi produsen kopi, karet dan minyak kelapa sawit yang terbesar di Afrika.

Kendati demikian, kemerdekaan pada tahun 1960 itu tidak memberikan kesejahteraan dan kemajuan sesuai yang diharapkan oleh negara tersebut.

Sebaliknya kemerdekaan ini justru menjadi tonggak awal bagi munculnya kemiskinan yang parah di negara ini.

Demikian itu karena sebagian dari hasil dan keuntungan sumber daya alam kongo saat itu digunakan untuk membiayai anggaran pemerintah, termasuk untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

Disisi lain, sebagian besar hasil dan keuntungan sumber daya alam kongo justru digunakan untuk kepentingan pribadi pejabat pemerintah melalui praktik korupsi dan penggelapan anggaran. 

Perusahaan Amerika, Perancis dan Belgia yang beroperasi di Kongo juga mendapatkan keuntungan yang besar dari sumber daya alam negara tersebut.

BACA JUGA:Basmi Kolestrol Usai Lebaran, 7 Manfaat Air Rebusan Jahe

Keuntungan itu diperoleh dari kegiatan pertambangan, perkebunan dan penebangan hutan dan tentu saja sebagian besar keuntungan ini dialirkan ke luar negeri tanpa memberikan manfaat yang berarti bagi rakyat Kongo.

Misi serta kelompok separatis bersenjata juga seringkali terlibat dalam kegiatan pertambangan ilegal yang menghasilkan keuntungan yang sangat besar.

Keuntungan ini digunakan untuk membiayai kegiatan militer mereka atau untuk kepentingan pribadi para pemimpin mereka. 

Selain itu, konflik politik dan militer yang berkepanjangan telah melanda kongo selama beberapa dekade hingga hari ini. 

Sekitar 65,7 juta orang di Kongo hidup dalam kemiskinan. Kondisi kemiskinan di Kongo sangatlah parah, orang-orang miskin seringkali hidup dalam kondisi kelaparan, kekurangan gizi dan penyakit.

Mereka juga sering kali tidak memiliki akses kepada pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya. 

BACA JUGA:Minum Yogurt Bisa Menurunkan Resiko Terkena Kolon Atau Kanker Usus Besar, Simak Penjelasannya disini

Dengan demikian, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh kongo ibarat sebuah ladang yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang yang seharusnya dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Karena itu adalah tepat jika pengamat ekonomi mendefinisikan apa yang dialami oleh kongo ini sebagai kutukan sumber daya alam. Karena faktanya di tengah lumbung harta yang mereka miliki, masyarakat justru hidup dalam kondisi kelaparan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan