GERD vs. Asam Lambung, Mengenali Perbedaan dan Mengelola Gejalanya

GERD vs. Asam Lambung, Mengenali Perbedaan dan Mengelola Gejalanya--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Seringkali,  istilah GERD dan asam lambung digunakan secara bergantian,  sehingga banyak orang merasa bingung membedakan keduanya.  Meskipun keduanya berkaitan dengan asam lambung,  namun GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan kondisi yang lebih serius dan kompleks daripada sekadar asam lambung naik.  Artikel ini akan menjelaskan perbedaan mendasar antara GERD dan asam lambung,  gejalanya,  penyebabnya,  serta cara mengelola kedua kondisi tersebut.

Memahami Asam Lambung:

Asam lambung adalah cairan asam yang diproduksi oleh lambung untuk membantu mencerna makanan.  Cairan ini mengandung asam klorida dan enzim pencernaan.  Secara normal,  asam lambung berada di dalam lambung dan membantu proses pencernaan.  Namun,  terkadang,  asam lambung dapat naik ke kerongkongan (esofagus),  menyebabkan sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn atau nyeri ulu hati.  Kondisi ini sering disebut sebagai asam lambung naik atau refluks asam.  Refluks asam merupakan kejadian yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja,  terkadang disebabkan oleh makanan tertentu,  posisi tubuh,  atau stres.  Biasanya,  gejala asam lambung naik bersifat sementara dan dapat mereda dengan sendirinya.

BACA JUGA:Waktu Afdhol Bayar Zakat Fitrah, 8 Penerima yang Berhak dan Besaran Zakat Fitrah Di Mukomuko

BACA JUGA:Agar Tidak Cepat Basi, Ini 4 Cara Menyimpan Lontong Sayur Saat Lebaran!

BACA JUGA:Libur Lebaran, Puskesmas dan Rumah Sakit Tetap Buka

GERD:  Refluks Asam yang Kronis:

GERD adalah kondisi kronis di mana refluks asam terjadi secara berulang dan menyebabkan kerusakan pada lapisan kerongkongan.  Berbeda dengan asam lambung naik yang bersifat sementara,  GERD merupakan kondisi yang menetap dan membutuhkan penanganan medis.  Pada GERD,  sfingter esofagus bagian bawah (LES),  otot cincin yang berfungsi sebagai katup antara kerongkongan dan lambung,  tidak berfungsi dengan baik,  sehingga asam lambung dapat dengan mudah naik ke kerongkongan.  Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada lapisan kerongkongan,  yang pada jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Perbedaan Utama GERD dan Asam Lambung:

Berikut tabel yang merangkum perbedaan utama antara GERD dan asam lambung:

Fitur Asam Lambung Naik GERD 

Frekuensi Jarang terjadi,  episodic Sering terjadi,  kronis 

Durasi Gejala bersifat sementara,  berlangsung singkat Gejala berlangsung lama,  berulang-ulang 

Kerusakan Tidak menyebabkan kerusakan pada kerongkongan Menyebabkan peradangan dan iritasi kerongkongan 

BACA JUGA:Mengenal, Mencegah, dan Mengatasi Sakit Tenggorokan

Gejala Heartburn (nyeri ulu hati),  mungkin disertai sendawa Heartburn yang sering dan berat,  mungkin disertai gejala lain 

Pengobatan Perubahan gaya hidup,  antacid Perubahan gaya hidup,  obat-obatan,  mungkin operasi 

Komplikasi Jarang terjadi komplikasi Dapat menyebabkan komplikasi serius,  seperti esofagitis,  stenosis esofagus,  dan kanker esofagus 

Gejala GERD:

Gejala GERD lebih kompleks dan seringkali lebih berat daripada sekadar asam lambung naik.  Selain heartburn,  gejala GERD dapat meliputi:

* Heartburn yang sering dan berat:  Sensasi terbakar di dada yang berlangsung lama dan sering terjadi.

* Regurgitasi:  Sensasi asam lambung naik ke mulut.

* Mual dan muntah:  Mungkin disertai dengan mual dan muntah.

* Nyeri dada:  Nyeri dada yang dapat disalahartikan sebagai serangan jantung.

* Sulit menelan (disfagia):  Kesulitan menelan makanan atau minuman.

* Batuk kronis:  Batuk yang tidak kunjung sembuh.

* Suara serak:  Suara menjadi serak atau berubah.

* Gigi terkikis:  Enamel gigi dapat terkikis akibat paparan asam lambung.

Penyebab GERD dan Asam Lambung:

Meskipun penyebab pasti GERD belum sepenuhnya dipahami,  beberapa faktor dapat meningkatkan risiko,  antara lain:

* Sfinkter esofagus bagian bawah (LES) yang lemah:  LES yang lemah memungkinkan asam lambung mudah naik ke kerongkongan.

* Kegemukan atau obesitas:  Tekanan pada perut akibat kelebihan berat badan dapat memperburuk refluks asam.

* Kehamilan:  Tekanan pada perut akibat kehamilan dapat menyebabkan refluks asam.

* Hiatal hernia:  Kondisi di mana bagian atas lambung menonjol ke dada.

* Merokok:  Merokok dapat melemahkan LES.

* Konsumsi makanan tertentu:  Makanan berlemak,  pedas,  asam,  dan cokelat dapat memicu refluks asam.

Pengobatan GERD dan Asam Lambung:

Pengobatan GERD dan asam lambung berfokus pada mengurangi produksi asam lambung dan mencegah refluks.  Pengobatan dapat meliputi:

* Perubahan gaya hidup:  Menghindari makanan pemicu,  menurunkan berat badan,  tidak makan sebelum tidur,  dan berhenti merokok.

* Antasida:  Obat yang menetralkan asam lambung.

* H2 blocker:  Obat yang mengurangi produksi asam lambung.

* Inhibitor pompa proton (PPI):  Obat yang secara efektif mengurangi produksi asam lambung.

* Operasi:  Dalam kasus yang parah,  operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki LES.

Meskipun keduanya berkaitan dengan asam lambung,  GERD dan asam lambung naik merupakan kondisi yang berbeda.  Asam lambung naik merupakan kejadian sementara,  sedangkan GERD adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan medis.  Penting untuk mengenali perbedaan keduanya dan mencari bantuan medis jika mengalami gejala GERD.  Dengan pengelolaan yang tepat,  baik melalui perubahan gaya hidup maupun pengobatan medis,  gejala GERD dan asam lambung dapat dikontrol dan kualitas hidup dapat ditingkatkan.  Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan