Guru Garda Terdepan Siap Siaga Bencana di Sekolah

KORANRM.ID - Tenaga pendidikan dan Kependidikan harus bisa menjadi garda terdepan dan siap siaga pada saat ada bencana di satuan pendidikan. Saat ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) sudah bekerja sama dengan PLAN Indonesia meluncurkan seri webinar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada Rabu (19/3) tempo hari. Dimana seri pertama webinar ini bertema 'Guru Hebat, Garda Terdepan Kesiapsiagaan dan Mitigasi di Sekolah' dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi segera kemungkinan bencana, serta memperkuat peran guru dalam mitigasi dan penanggulangan risiko bencana di lingkungan pendidikan.
BACA JUGA:Pemdes Pulai Payung Lanjut Bangun Los Pasar
Direktur Jenderal GTKPG, Nunuk Suryani, menegaskan, pentingnya kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah. Karena, sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang untuk membangun karakter dan keterampilan hidup para generasi, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat. Para dewan guru adalah garda terdepan dalam meningkatkan pengetahuan murid terkait pengurangan risiko bencana, mulai dari sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. "Guru harus menjadi garda terdepan untuk mitigasi bencana, dan dampak dari kejadian bencana di lingkungan sekolah,," ucapnya.
BACA JUGA:Manfaat Puasa untuk Kesehatan Mental Bagaimana Ramadhan Meningkatkan Ketenangan Jiwa
Manajemen penanggulangan bencana di sekolah, Tenaga Ahli Seknas SPAB Kemendikdasmen, Jamjam Muzaki, menjelaskan bahwa peran guru dalam manajemen bencana di sekolah, mulai dari tahap pra, saat, dan pascabencana. Guru juga bertanggung jawab dan harus memberi edukasi dan kesadaran dengan mengajarkan murid terkait jenis-jenis bencana, risiko yang mungkin terjadi, dan cara menghadapinya. Untuk selanjutnya, yang bisa dilakukan Kepala Sekolah adalah membentuk Tim Siaga Bencana yang bertugas untuk membuat langkah tanggap darurat untuk mengevakuasi warga sekolah. "Guru bertanggungjawab menyampaikan kepada murid, jenis bencana, dampak bencana hingga menghadapi bencana," sampainya.
Lanjutnya, sebelum bencana, guru perlu memastikan fasilitas sekolah aman dan menata ruang kelas dengan baik. Selama bencana, guru bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan keselamatan murid serta melakukan evakuasi sesuai ke titik kumpul yang sudah disepakati. Pada tahap ini guru terus memberikan dukungan psikososial menenangkan murid agar tetap tenang meski dalam situasi darurat. Setelah kondisinya aman, lakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti tim penyelamat, dan para petugas kesehatan dan orang tua murid untuk memastikan keselamatan anak-anak. Pada tahap pascabencana, guru berperan dalam pemulihan emosional dan psikososial serta menyesuaikan metode ajar agar sesuai dengan kondisi murid.
BACA JUGA:Tafsir Ayat-Ayat Puasa Apa Hikmah yang Bisa Kita Pelajari
Direktur Plan Indonesia, Ida Ngurah, menyoroti tiga peran utama guru dalam kesiapsiagaan bencana, yaitu sebagai aktivator, kolaborator, dan culture builder. Guru sebagai aktivator yaitu mengajak murid mengidentifikasi titik-titik rawan di sekolah. Sebagai kolaborator, guru bekerja sama dengan pihak terkait seperti PMI dan Damkar untuk mendukung kesiapsiagaan. "Keselamatan ekosistem sekolah bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan tanggungjawab bersama. Kerja kolektif bisa dilakukan misalnya dengan PMI, Damkar atau dengan lembaga terkait lainnya untuk mendukung kesiapsiagaan bencana," bebernya.
Sedangkan sebagai culture builder, guru menanamkan budaya keselamatan melalui kebiasaan sehari-hari, seperti membuang sampah pada tempatnya dan menanam pohon di lingkungan sekolah. Selain itu, direktur Plan juga berharap agar dedikasi yang guru curahkan kepada anak dapat menumbuhkan budaya aman serta meningkatkan ketangguhan siswa. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam, baik akibat perubahan iklim pun degradasi lingkungan. Melalui seri webinar ini, Kemendikdasmen dan PLAN Indonesia berharap untuk dapat meningkatkan pemahaman guru sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan.(**)