radarmukomukobacakoran.com - Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Mukomuko, Pitriyani Ilyas, S.Pt menyampaikan bahwa bawang merah merupakan salah penyebab inflasi.
Oleh karena itu, salah satu program prioritas pemerintah daerah adalah mengembangkan budidaya bawang merah. Pada 2024 ini, tanaman bawang merah di Mukomuko mencapai 6 hektare. Dengan rincian 5 Hektare (Ha) program pemerintah daerah, Sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) dan 1 Ha program kerjasama pemerintah daerah dengan Bank Indonesia (BI).
Dikatakan Pitriani, Kecamatan Selagan Raya, menjadi pusat pengembangan bawang merah pada tahun ini.
"Pengembangan bawang merah terluas di Selagan Raya. Selain itu ada juga di Kecamatan Teras Terunjam dan Kecamatan Lubuk Pinang," ujar Pitriyani.
Salah seorang petani holtikultura senior, Edri Yansen, menyampaikan secara iklim, Mukomuko daerah yang cocok untuk mengembangkan bawang merah. Namun demikian, tidak mudah bagi petani untuk budidaya bawang merah. Pasalnya petani belajar tanam bawang merah secara otodidak.
"Bawang merah varietas Brebes cocok ditanam di Mukomuko. Tapi teman-teman petani, termasuk saya, tidak memiliki ilmu dasar tanam bawang merah. Belajar sambil menjalankan program pemerintah," ungkap Yansen.
Dikatakan Yansen, bantuan bibit bawang merah di Mukomuko sudah dimulai pada 2017 lalu. Setelah 7 tahun berjalan, belum ada petani di Mukomuko yang fokus dengan tanaman bawang merah.
"Petani tanaman bawang merah ketika ada bantuan dan program dari pemerintah. Yang tanam bawang merah secara mandiri, masih sangat jarang," tambah Yansen.